DETAK -21-

448 94 16
                                    

Merangkai bunga adalah kegemarannya. Dari keterampilan itu ia bisa membuka usaha toko bunga yang kini sudah berkembang pesat.

Usaha yang ia bangun dari hasil kerja kerasnya sendiri.

Jalan hidupnya tidaklah mulus untuk sampai di titik sekarang. Han Hyo-joo berhasil bangkit dari keterpurukan karna kesalahan besar yang pernah ia lakukan.

"Nyonya, karangan bunga untuk acara pernikahan akan dikirim hari ini."

"Nde, semuanya sudah siap. Kau tinggal mengirimnya."

Karyawan itu mengangguk, ia berlalu pergi untuk melanjutkan pekerjaannya.

Hyojoo masih sibuk merangkai buket bunga pesanan salah satu pelanggan. Dibantu oleh dua karyawannya, Hyojoo begitu menikmati pekerjaannya sekarang.

Suara deru mesin mobil mengalihkan perhatian Hyojoo. Putrinya baru saja pulang dari sekolah.

"Kalian lanjutkan saja." ucapnya lalu pergi untuk menghampiri putrinya.

Menyambut kedatangan putrinya sepulang sekolah adalah kebiasaan yang selalu ia lakukan. Meski sambutan itu tak pernah mendapat balasan dari sang anak.

Toko bunga milik Hyojoo berada tepat di depan mansion milik wanita itu. Ia hanya tinggal berdua dengan putrinya.

Namun beberapa tahun terakhir, hubungannya dengan putrinya tidaklah baik.

Yah, semua itu karna kesalahan Hyojoo sendiri. Kesalahan yang berhasil membuat putrinya menjauh.

"Kau baru pulang? Tidak biasanya sesore ini."

Gyuri menghentikan langkahnya saat menaiki anak tangga. Hal yang ia benci ketika pulang adalah, ia harus bertemu dengan Ibunya.

Kembali tak mendapat respon dari anaknya, hati Hyojoo tentu sangat sakit.

"Sampai kapan kau akan mengabaikan Eomma Gyuri-ya?" nada bicaranya terdengar begitu putus asa. Ia tak tau lagi harus bagaimana agar mendapat maaf dari sang anak.

"Eomma sadar Eomma salah. Tapi Eomma mohon, jangan jauhi Eomma seperti ini."

Wajah Gyuri tampak memerah. Antara marah juga ingin menangis. Gyuri berbalik, ia menatap penuh kekecewaan pada Ibunya.

"Jangan memaksaku. Semua ini terjadi juga karna Eomma sendiri."

Air mata Hyojoo jatuh. Hatinya hancur melihat kekecewaan di mata putrinya.

"Apa yang harus Eomma lakukan agar kau memaafkan Eomma Nak?"

Karna Hyojoo tak ingin putrinya terus menyimpan kebencian padanya.

"Kembalikan adikku."

.

.

.

Ssh~

"Unnie pelan-pelan." rintih Yewon.

Tak ada kelembutan sama sekali dari Miyeon saat mengobati punggung tangannya yang lecet. Membuat Yewon sejak tadi tidak berhenti merintih.

"Unnie..." mata Yewon sudah berkaca-kaca.

Miyeon menghentikan kegiatannya. Wajahnya masih tampak kesal karna ketidakjujuran Yewon.

"Unnie tanya sekali lagi, siapa yang melakukan ini padamu?"

Karna Miyeon yakin, luka di punggung tangan Yewon bukanlah karna jatuh. Luka itu seperti tercipta karna perbuatan seseorang.

DETAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang