DETAK -23-

397 92 39
                                    

Yewon turun dari mobil di ikuti sang kakak, keduanya lalu berjalan beriringan memasuki mansion. Yewon tampak bergelayut manja di lengan Miyeon, mereka baru saja pulang dari sekolah.

Obrolan kecil mengiringi langkah mereka, hingga tiba di ruang tamu, Yewon seketika menghentikan langkah.

"Kalian sudah pulang."

Di sana tampak Jihoon dan Taehee yang tengah duduk berhadapan dengan seseorang yang begitu Yewon kenal.

Taehee beranjak untuk menghampiri keponakannya. Ia tersenyum seraya mengusap puncak kepala Yewon.

"Ayahmu datang, dia ingin bertemu denganmu."

Miyeon melirik ke arah dimana pria yang tak lain adalah Ayah biologis Yewon duduk, wajah Miyeon tampak menunjukkan ketidaksukaan.

Membiarkan Taehee menuntun Yewon untuk menghampiri Jongsuk, Miyeon memilih melangkah menuju kamarnya.

Jika boleh jujur, sebenarnya Miyeon tak suka saat keluarga jahat itu masih saja mengusik Yewon. Seharusnya mereka tak perlu lagi menemui Yewon.

Menutup pintu kamarnya perlahan, Miyeon lalu bersandar di sana. Memikirkan tentang tujuan Jongsuk datang, karna tak biasanya pamannya itu datang berkunjung jika tak ada kepentingan.

"Jangan katakan jika dia datang untuk menjemput adikku." gumam Miyeon.

Jika hal itu terjadi, bisa di pastikan Miyeon akan mengamuk. Keluarga jahat itu tak berhak atas Yewon lagi.

"Dasar orang-orang menyebalkan. Menarik ulur adikku, memangnya Yewon layangan."

Mengatakan kalimat-kalimat random guna melampiaskan kekesalannya pada keluarga Jongsuk. Miyeon sudah memberi gelar 'Keluarga Jahat' untuk mereka karna sudah mengacuhkan Yewon.

Di sisi lain, Jongsuk meminta waktu berdua dengan Yewon. Ayah dan anak itu tampak tengah duduk di bangku taman mansion keluarga Jihoon.

Tak ada obrolan meski keduanya sudah duduk cukup lama di sana.

Jongsuk menoleh, menatap wajah sang anak dari samping. Ia... cukup merindukan putri bungsunya itu.

"Bagaimana kabarmu?"

Yewon segera menoleh, hingga tatapan keduanya bertemu.

"Aku... baik-baik saja." ucap Yewon seraya kembali menatap ke depan.

Jongsuk tersenyum tipis, Yewon memang baik-baik saja, bahkan tampak sangat baik sejak tinggal bersama keluarga adiknya.

"Syukurlah."

Kembali keheningan menyelimuti mereka. Yewon mencoba mencuri pandang ke arah Jongsuk. Wajah tampan sang Ayah, bersama gurat lelah di sana.

Ayahnya mungkin tengah banyak menyimpan beban.

"Ada apa kemari?" Yewon mencoba memberanikan diri untuk bertanya.

Meski pria itu adalah Ayah kandungnya, namun tak bisa dipungkiri jika Yewon merasa sangat canggung.

Sudah sangat lama ia tak sedekat ini dengan sang Ayah.

"Hanya ingin memastikan keadaan putri Appa di sini."

Tidakkah Yewon salah dengar?
Sejak kapan Jongsuk bisa berucap selembut itu?

"Appa senang kau baik-baik saja."

Terasa berat saat mengucapkan kalimat itu. Kenyataan tentang putri kandungnya yang justru bahagia bersama orang lain cukup mengganggu pikirannya.

Akhir-akhir ini, rasa rindunya pada si bungsu semakin menyeruak. Ingin sekali ia kembali membawa putrinya pulang.

DETAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang