DETAK -14-

468 93 19
                                    

Taehee menyudahi percakapannya dengan perawat saat melihat Yoona datang menghampirinya.

"Bawa dokumennya ke ruanganku." ucap Taehee pada perawat. Ia lalu beralih menatap Yoona yang kini sudah berdiri di hadapannya.

"Unn..."

Plak!

Taehee mematung, ia menyentuh pipinya yang terasa panas akibat ulah dari istri kakak iparnya.

"Sikapmu kemarin sungguh lancang Taehee." ucap Yoona dengan nada geram. Ia tatap tajam wanita di hadapannya itu.

Taehee hanya terkekeh pelan, meski ia masih tak percaya jika Yoona baru saja menamparnya.

"Sikap mana yang kau maksud? Aku hanya melakukan apa memang seharusnya ku lakukan."

"Membawanya begitu saja tanpa seizin kami! Kau tak memiliki hak apapun atasnya Taehee!"

Taehee tampak melirik sekitar, beruntung koridor itu sepi. Jadi tak ada yang melihatnya berdebat dengan Yoona.

"Jadi kau merasa kau berhak atas Yewon? Kau bahkan bukan ibu kandungnya. Lalu mengapa kau harus marah? Aku membawanya karna kalian tak menginginkannya bukan?"

Ucapan Taehee berhasil membungkam Yoona.

Memang benar, mengapa Yoona harus marah jika Taehee membawa Yewon? Bukankah sejak dulu ia tak menganggap keberadaan anak itu?

"Jika kalian tak mau merawatnya, biarkan aku dan Jihoon yang menjadi orang tua untuk Yewon."

"Ingat Unnie, aku tak akan pernah mengembalikan Yewon padamu sekalipun kau menangis darah dan berlutut di hadapanku."

Sebuah peringatan yang cukup serius Taehee ucapkan. Karna melihat sikap Yoona seperti ini, tidak menutup kemungkinan jika wanita itu akan meminta Yewon kembali.

Taehee sebenarnya merasa bingung akan sikap Yoona. Dia tak pernah memperlakukan Yewon layaknya seorang anak. Namun ketika seseorang membawa Yewon pergi, Yoona seolah tak terima.

"Jangan membuat semuanya semakin rumit. Kau tak menginginkannya, jadi biarkan dia selamanya bersamaku."

Taehee mengambil langkah untuk pergi. Meninggalkan Yoona yang terdiam di tempatnya dengan air mata yang tiba-tiba jatuh.

Yoona tak mengerti, mengapa ia menangis mendengar ucapan Taehee.

Beberapa waktu terakhir, ia sudah bertekad untuk memperbaiki hubungannya dengan Yewon. Berusaha menerima dan menganggapnya seperti anak kandungnya sendiri.

Namun ketika niat itu belum terealisasikan, seseorang justru lebih dulu membawa Yewon pergi.

Jisoo melihatnya, perdebatan antara sang Ibu dengan sang Bibi. Melihat Ibunya yang tampak marah pada keluarga Taehee karna sudah membawa Yewon.

Jisoo kini paham, sang Ibu mulai membuka hati untuk anak itu.

Tapi untuk apa? Mengapa sang Ibu harus melakukannya?

Yewon pantas di benci, kehadirannya hanya melukai semua orang, itu yang Jisoo pikirkan.

"Kau tak perlu seperti ini Eomma." gumam Jisoo.

.

.

.

"Eomma akan marah, ini vas bunga kesayangan Eomma." ucap Lisa kecil yang kini mulai menangis.

Lalu sebuah tangan kecil lainnya tampak menggenggam tangan Lisa.

"Unnie jangan menangis, aku akan mengatakannya pada Eomma jika aku yang memecahkannya." Yewon kecil tersenyum untuk menenangkan kakaknya.

DETAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang