-Part 22-

566 91 15
                                    

Kedatangan Limario langsung membuat Joy menjauh dari Chaeyoung dan kini Chaeyoung sudah berada didalam dakapan Limario.

"Chaeng, tenang ya" Ujar Limario.

"Pergi!" Teriak Chaeyoung mendorong Limario lantas dia merosot menjauh dari cowok itu.

Seakan tersadar, Joy langsung menarik Limario untuk kembali keruang tamu.

"Gue minta lo kesini sebagai Lisa, bukan sebagai Limario! Lo bodoh hah!?" Marah Joy.

Limario mengusap wajahnya dengan kasar "Gue panik makanya gue langsung kesini"

"Ada apa ini?" Tanya Jennie yang berganjak memasuki apartment diikuti oleh sosok Jisoo dibelakangnya.

"Kalian kenapa ada disini?" Bingung Jisoo menatap ketiga sahabatnya.

"Jen, mendingan sekarang lo tenangkan Chaeyoung. Tadi ada Jeykey kesini dan trauma Chaeyoung kambuh" Jelas Irene.

Tanpa berlama lama lagi, Jennie langsung berlari ke kamar Chaeyoung.

Limario yang ingin menyusul Jennie langsung saja ditarik oleh Joy.

"Lo disini saja sehingga Chaeyoung tenang" Arah Joy membuat cowok itu hanya bisa pasrah.

"Lo benaran tidak apa apa?" Seulgi kembali bertanya kepada Irene dengan khawatirnya.

"Gue baik baik saja" Sahut Irene.

"Kalau sakit, ngomong sama gue ya" Ujar Seulgi mengelus pundak Irene.

"Ehem!" Dehem Joy sehingga Seulgi langsung menjauh dari Irene.

"Beruang lagi modus" Bisik Wendy.

Jisoo mengangguk setuju "Lo tidak ingin modus juga?" Balasnya berbisik.

"Modus sama siapa? Irene? Bisa bisanya nanti gue di gebukin si beruang"

"Sama Joy lah, masa sama Irene"

Wendy sontak menatap kearah Joy dan kebetulan sekali Joy juga menatapnya.

"Apa lo!?"

Wendy cengesan lantas menggeleng "Tidak ada apa apa kok. Galak banget si"

Joy memutar bola matanya dengan malas "Ck, menyebalkan!" Gerutunya.

"Dia lagi pms makanya suka marah marah si" Jelas Irene.

"Pantesan" Gumam Wendy mengangguk faham.

Tidak lama kemudian, Jennie menghampiri mereka bersama sosok Chaeyoung yang sudah kelihatan tenang.

"Chaeng!" Dengan buru buru Limario berganjak duduk disamping Chaeyoung yang sudah duduk diatas sofa itu.

"Rio" Gumam Chaeyoung dengan pelan.

"Chae, kamu baik baik saja?" Tanya Irene.

"Aku baik baik saja Eonnie" Sahut Chaeyoung.

"Sebenarnya ada apa si? Siapa tadi yang kesini?" Bingung Jennie.

"Jeykey. Dia bilang dia anak Tuan Jeon yang dijodohkan sama Chaeyoung" Jelas Irene.

"Apa apaan itu!?" Kesal Limario.

"Chaeng, apa kamu ngomong sama Appa kamu kalau kamu setuju untuk menikah sama cowok itu?" Tanya Limario dengan serius.

Chaeyoung menggeleng "Gue sudah bilang sama Appa kalau gue menolak perjodohan itu"

"Sepertinya Jeykey memang ingin menikah sama kamu" Timpal Joy.

"Aku tidak mau Eon" Tolak Chaeyoung.

"Terus sekarang bagaimana?" Tanya Seulgi.

"Chae, mendingan kamu ngomong lagi sama Appa kamu kalau kamu tidak menerima perjodohan ini" Ujar Jennie memberi saran.

"Aku akan coba ngomong sama Appa" Sahut Chaeyoung.

"Nanti aku akan menemani kamu ketemu Appa kamu" Timpal Limario.

"Tidak perlu. Lo bukan siapa siapa gue" Balas Chaeyoung.

"Pokoknya aku akan tetap ikut sama kamu!" Tegas Limario.

Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar "Ck, terserah lo saja deh"

"Ngomong - ngomong, apa yang terjadi diantara kalian?" Joy beralih bertanya kepada Jisoo dan Jennie.

"Nah, gue juga penasaran nih. Bagaimana sama Krystal?" Lanjut Irene.

Jisoo dan Jennie saling tatap untuk beberapa detik sebelum berdehem kecil.

"Gue sama Krystal memang sudah putus kok" Jelas Jisoo.

"Terus?" Tanya Wendy.

"Gue pacaran sama Jennie" Jawab Jisoo dengan santai.

"Yang benar lo!?" Heboh Joy.

"Jen, ini benaran?" Tanya Irene.

Jennie tersenyum "Benaran kok"

"Cie, akhirnya lo tidak jomblo" Goda Joy.

"Lo serius sama Jennie Eonnie?" Tanya Chaeyoung menatap Jisoo dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Gue serius Chae. Percaya saja sama gue ya" Balas Jisoo.

Chaeyoung mengangguk singkat "Awas saja kalau lo bikin Eonnie gue menangis!" Ancamnya.

"Iya adik ipar" Balas Jisoo dengan pasrah.

"Mendingan kita pulang sekarang" Ajak Seulgi melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"Ayo" Sahut Wendy.

"Chaeng, aku pulang duluan ya" Pamit Limario.

"Lo kapan kembali ke Thailand?" Tanya Chaeyoung.

"Mungkin beberapa hari lagi si. Kenapa memangnya? Kamu takut rindu sama aku?" Balas Limario.

Chaeyoung memutar bola matanya dengan malas "Gue hanya merasa aneh si. Lo muncul Lisa menghilang. Lisa muncul dan lo yang menghilang. Aneh banget"

Seketika suasana menjadi hening. Mereka semua saling bertatapan dengan menelan ludahnya dengan kasar.

"K-Kamu ngomong apaan si. Kamu tidak melihat aku bersama Lisa karena kita memang jarang keluar bersama walaupun kita kembaran" Ujar Limario terkekeh canggung.

"Mungkin juga si" Gumam Chaeyoung mengangguk singkat.

"Ayo pulang sekarang" Ajak Limario buru buru berganjak keluar dari apartment itu sebelum Chaeyoung semakin curiga.

"Sayang, aku pulang dulu ya. Besok pagi aku akan menjemput kamu" Ujar Jisoo mengelus kepala Jennie.

"Baiklah Babe. Aku akan menunggu kamu besok pagi" Balas Jennie menampilkan gummy smile miliknya.

"Pulang sana!" Usir Joy mendorong Jisoo keluar dari apartment itu.

"Cie, ada yang iri" Goda Jisoo.

"Yakk!" Joy memegang sandal milknya bahkan dia bersiap untuk melemparkannya kepada Jisoo sehingga cowok itu bergegas berlari pergi dari sana.









Tekan
👇

Sacrifice of Love✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang