Back

2.2K 138 26
                                    


-Redeem Your Sins In Hell-

"Bertahanlah Vanno, Aku Akan Segera Ke Sana." Melihat Hp yang Menunjukkan keberadaan Vanno, karena Colin memasang GPS Di Dalam Casingnya. Ia Menancap Gas Disaat Kemacetan Membuatnya Dikejar Oleh Polisi Namun Ia Tidak Peduli. Ia Mementingkan Istrinya Itu.

"Hahahaha." Tertawa jahat.

"Ini Benar Orang Yang Suruh Ku Tangkap Itu?"

"Iyah Nyonya Boss." Menunduk Hormat.

Wanita Itu Pun Membuka Tudung Hitam Yang Menutup Wajah Cantik Vanno Secara Kasar.

"Haloo Jalang." Senyum jahat Tepat Didepan Wajah Vanno.

"Hmmphh hmhhh." Memberontak. Mencoba Melepas Tali Yang Mengikat Kedua Tangannya.

"Shttt, Mereka Tidak Akan Bisa Mendengarnya." Telunjuk Memberi Isyarat Sambil Tersenyum Licik.

"Mengapa Ia Lebih Memilih Jalang Sepertimu, Dibandingkan Denganku Yang Sempurna Seperti Bidadari Ini." Mengibaskan Rambut Hitam Panjangnya.

"Look At You! Kau Gendut, Bahkan Wajahmu Seperti Jalang Diluar Sana. Tidak ada Yang Menarik Dari Fisikmu." Mendorong Keras Kepalanya Hingga Tersungkur Ke Lantai.

"Benarkan Posisinya." Ucapnya Pada Pesuruhnya.

Dua Lelaki Itu Pun Membenarkan Posisi Vanno Sehingga Duduk Kembali.

"Dasar Pelacur! Kau Tidak Berhak Mendapatkan Colin Ku!" Mencengkram Kuat Rahang Vanno Hingga Vanno Meringis Kesakitan.

"Kamu Bahkan Tidak Pantas Untuk Menjilat Kakiku!" Mencekik Leher Vanno Menggunakan Heels Nya.

"Mengapa Ia Lebih Memilih Lelaki Jelek Sepertimu, Low Creature." Mengambil Botol Wine Lalu Memukul Kepala Vanno Hingga Mengeluarkan Darah Segar.

"Jangan Menangis Aku Membenci Suaramu." Mengambil Pisau Lalu Melukai Leher Vanno Sehingga Memperlihatkan Luka Sayatan Yang Cukup Besar Tidak Lupa Dengan Darah Yang Mulai Mengalir Dari Luka Sayatan Itu, Sehingga Membuat Bajunya Penuh Dengan Noda Darah.

"Lebih bagus Wajahmu Seperti Ini Jalang! Sudah Buruk Semakin Buruk, Hahahaha." Tertawa Di Balik Masker Hitamnya, Melihat Wajah Vanno Yang Tertutup Oleh Darah Yang Mengalir Deras Dari Kepalanya.

"Hmm, Aku Sudah Cukup Bermain Denganmu, Mari Kita Selesaikan Permainan ini." Mengambil Pistol Dari Tangan Kaki Tangannya. Menodong pistol Ke Kepala Vanno.

"See You." Tersenyum Miring Ala Villain.

"Don't ever try to touch mine!!" Membawa Pistol Di Tangannya, Mengarahkan nya Ke Cewe Itu.

"Aahhh Pahlawanmu Sudah Datang, Apa Kamu Senang Melihatnya Jalang!"

"Who are you?!!!! How dare you touch my loved one." Mulai Berjalan Mendekat.

"Don't walk anymore, or I'll shoot him now!!" Mengarahkan Pistolnya Tepat Di Depan Dahi Vanno, bersiap Menarik Pelatuknya.

"Don't! I'm here, I won't get any closer." Kedua tangannya Mencoba Memohon.

"Why are you like this Colin? You are not the Colin I used to know. You have become weak because of a bad-looking man like him!!" Menunjuk Ke Arah Vanno, Nada Berteriak.

"Dia Bukan Lelaki Buruk Rupa, Dia Lelaki Paling Cantik Dan Manis Di Dunia Ini!"

"Mengapa Kau Berpikir Seperti Itu? Mengapa Kau Tidak Memilihku Yang Bahkan Jauh Lebih Baik Darinya Dalam Segi Manapun."

"Kamu Siapa Berhak Mengatakan Hal Seperti Itu Padaku?!!" Amarah mulai Menghantuinya, mendengar Vanno Dijelek-jelekkan Di Depannya.

"Have you forgotten me? Am I that insignificant to you? Wohohooo who doesn't know me? I am the most beautiful woman in the entire universe." Membuka Masker Yang Menghalangi Wajah nya.

"L-lily Kasanova?" Membelalakan Matanya.

"Yes, that's me." Tersenyum Bahagia Bahwa Colin Mengingatnya.

"Mengapa Kamu Melakukannya? Dia Tidak Berbuat Salah Padamu."

"You ask Why? Why did I do it? Because he took you away from me, when it should have been me who stood by your side and loved you this deeply." Menendang Kaki Vanno.

"You're crazy!" Membentak.

"Yes, I am crazy because of you, Colin!!!" Menatap Colin Dengan Tatapan Obsesi.

"Cukup Sudah." Mengarahkan Pistol Ke Dahi Vanno Bersiap Menarik Pelatuknya.

"Don't!!!!!!!" Berteriak Menembak Kaki Lily.

"Ahhkk." Pelatuknya Sudah Ditarik Namun Karena ia Terjatuh Peluru Itu Mengenai Perut Vanno.

Karena Nyonya Nya Ditembak Kaki Tangannya Pun Mulai Menembak Colin.

Dorr!! Dorr!! Dorr!!

Satu Persatu Peluru Itu Mengenai Bagian Lengan Dan Perutnya, Namun Colin berhasil Menghabisi Kaki Tangan Lily.

Colin Pun Berjalan Ke Arah Lily Terdampar Di Pantai Sambil Meringis Kesakitan Memegang Kakinya Yang Dipenuhi Darah Segar Yang Terus Mengalir.

"Redeem Your Sins In Hell." Mengarahkan Pistol Ke Kepala Lily Kemudian... Dorrr!!! Lily Mati Mengenaskan Dengan Darah Yang Sudah Memenuhi Lantai Abu-abu itu.

Colin Langsung Membuka Ikatan Tali Yang Mengikat Kaki Dan Tangan Vanno. Walaupun Ia Terluka, Ia Lebih Mengkhawatirkan Vanno Dibanding Dirinya, Darah segar Terus Mengalir Dari Perut Dan Lengannya Sehingga Baju Bewarna Biru itu Dipenuhi Noda Merah.

"Vanno Bertahanlah Sayang." Menggendong Tubuh Lemah Vanno Berlari Dengan Cepat Sambil Menangis Dan Mengenai Baju Vanno Yang Penuh Darah Itu.

"Ma-af-kan a-aku pa-a~ hehe, a-ku t-id-ak me-nuru-ti-mu." Terkekeh Kecil, Membuat Senyuman Di Wajahnya. Ingin Membuat Colin Tidak Khawatir Dengannya.

"Jangan Berkata Seperti Ituu Kamu Dan Bayi Kecil Kita Pasti Akan Selamat." Rintik kan Air mata yang Terus Mengalir Deras Menatap Tubuh Vanno Yang Terkulai Lemas.

Vanno Hanya Tersenyum, Kesadarannya Mulai Menghilang.

"Vanno!! Vanno!! Bertahanlah!!" Air Mata Semakin Mengalir Deras Dan Saat Berlari Jalanan Dipenuhi oleh Darahnya Dan Vanno.

Dokter Keluar Dari Ruang Operasi.

"Dok, Bagaimana Keadaan Vanno?" Memegang Kedua Tangan Dokter itu Dengan Wajah Panik Menunggu Kabar Baik Dari Dokter.

Dokter Itu Menunduk Dan Mengatakan..

"M-maaf kami Sudah Berusaha Dan Melakukan Yang Terbaik."

Colin Yang Mendengar Itu Terjatuh Terkulai Lemas Karena Tak Kuasa Menahan nya Lagi. Ia Menangis Dengan Tangan Dan Seluruh Tubuhnya Dipenuhi Darah. Rintik kan air mata itu Tidak Berhenti Mengalir Membasahi Seluruh Tangan Dan Bajunya.

Thanks by Niū Niū :(

ᴏʙsᴇssᴇᴅ 🔞⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang