3 - Dia Antagonis

7.7K 502 1
                                    

BRAK!

  Sky meringis saat menabrak seseorang hingga terjatuh. "Ssh..pantatku sakit."lirihnya sambil mengusap pantatnya yang sakit karena terjatuh agak keras.

  Ternyata tidak hanya dia yang jatuh tapi juga seseorang yang ia tabrak. Alva segera mendekat dan membantu Sky berdiri, "Sky! Kamu tidak apa kan? Mana yang sakit?"

Sky tidak menjawab dan justru terdiam mengetahui siapa yang tidak sengaja ia tabrak. Itu adalah antagonis, Ezakiel. Ia benar-benar tidak mau berurusan dengan para tokoh novel.

"Hiks.. hiks...sakit...maaf... hiks..aku tidak sengaja...hiks.."

  Ia kembali di kejutkan dengan Ezakiel yang mendadak menangis. Jujur saja wajah Ezakiel itu tipe Sky banget. Tapi kembali ke dirinya yang tidak mau terlibat alur novel.

"Cih. Cengeng."ucap Sky dingin dan akan pergi meninggalkan Ezakiel jika saja Alva tidak menahannya. "Kenapa anda menahanku? Aku akan pergi."lanjut Sky agak ketus pada Alva.

  Alva tergagap tidak menyangka Sky akan terlihat sedikit menakutkan saat sedang marah.

"Ka..kamu yang menabraknya duluan dan kakinya terluka. Bisa kamu membantuku membawanya ke ruang kesehatan? Aku juga tidak tahu dimana ruang kesehatannya. Ini kan perusahaan keluargamu, Sky."

  Ditatapnya tajam Alva lalu beralih ke Ezakiel yang masih menangis terisak-isak. "Ck. Dasar cengeng! Cepat naik ke punggung ku!"seru Sky kemudian sambil berjongkok di depan Ezakiel dan membelakanginya.

"Sky? Memangnya kamu kuat?"

"Dia mirip adikku yang biasa selalu minta di gendong."

  Yah.. Sebenarnya Ezakiel sebaya dengan mereka berdua. Tapi tubuhnya malah kecil, pendek dan kurus yang bisa Sky tebak akan sangat ringan untuk menggendongnya.

Alva malah memasang tampang terkejut, "Eh? Adikmu kan umur lima tahun. Tapi dia kan sama seperti kita sepuluh tahun."

"Apa putra mahkota selalu cerewet seperti perempuan? Tolong bantu dia naik ke atas punggung saya."

Alva menelan saliva gugup mendapat semprotan kalimat indah Sky dan segera membantu Ezakiel untuk naik ke atas punggung Sky. Baru setelah itu Sky berdiri dengan menggendong Ezakiel di punggungnya.

"Ternyata kamu lebih ringan dari yang ku duga."

  Mereka kemudian berjalan menuju ruang kesehatan. Di sana kaki Ezakiel yang terluka segera di obati oleh dokter perusahaan.

"Nah lain kali, hati-hati ya kalau berlari."ucap Sam si dokter perusahaan pada Ezakiel dengan lembut sambil menepuk kepalanya dan memberikan sebuah permen lolipop.

  Sam lalu beralih menatap Sky dan tersenyum. "No--"ucapan Sam terhenti karena tatapan tajam dari Sky yang dibalas dengan senyuman simpul Sam. "Tuan mencari anda dari tadi."

"Aku tahu. Terimakasih Sam."ucap Sky dan menekan tombol di jam tangan yang ku kenakan di pergelangan tangan kanan. Dalam sekejap muncul layar hologram dari jam tangan Sky dan menampilkan wajah khawatir Faer.

"Sayang kamu dimana? Kamu tidak tersesat kan?"

"Pa, aku bukan anak kecil dan aku sudah hafal seluruh isi perusahaan. Sekarang aku sedang di ruang kesehatan bersama Sam, Pangeran Mahkota dan Ezakiel."

"Syukurlah kamu tidak apa. Papa akan segera kesana bersama yang lain."

"Hm. Sudah selesai diskusinya?"

"Eh? Sudah.", balas Faer di seberang dan terlihat beranjak dari duduk lalu pergi di ikuti kedua pria yang tak lain ayah dari Alva dan Ezakiel. "Kenapa sayang?"

"Tidak apa. Cepatlah datang, pa. Aku ingin pulang ke rumah."

"Hahaha tentu saja put--"

  Sky segera mematikan panggilan dari Faer secara sepihak dan duduk di sebuah sofa yang terdapat di sana menunggu Faer sambil bersandar dan menutup matanya.

"Em..te..terimakasih Tuan Muda Sky."

📰📰📰

Selamat datang di cerita baru gue ^^ semoga kalian suka dan terhibur. Jangan lupa vote, koment (kalau mau), dan follow gue. See you😘

#Kamis, 16 Mei 2024#

Become the Antagonist's Wife (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang