Part 3

293 9 0
                                    


~POV Kinan~

Sesampainya gue dirumah, gue merasa lega karena bisa langsung tidur di kasur kesayangan gue. Namun gue dibuat kaget sama apa yang tengah terjadi saat gue melangkahkan kaki ke dalam rumah. Gue melihat ruang tamu seperti gudang yang udah lama ga diurus dan terdapat pecahan kaca di lantai yang gue duga itu berasal dari vas bunga kesayangan bunda. Gue udah ga kuat ngeliat semua itu dan mulai berpikir kemana-mana, tapi pikiran gue seketika buyar karena mendengar teriakan bunda sedang kesakitan. Gue langsung mencari sumber suara itu dan tidak memakan waktu lama bagi gue untuk menemukan bunda yang sedang berada di dapur. 

Disana terlihat ayah sedang ingin melancarkan pukulan terhadap bunda dengan tongkat baseball. Gue yang melihat kejadian itu langsung memberhentikan ayah dengan menghampirinya dan berdiri di depan bunda. "STOPPP!!" teriak gue. Ayah pun kaget dengan adanya keberadaan gue di depannya dan ia langsung mengurungkan niatnya untuk melancarkan pukulan. "Ayah maunya apa sih? Kenapa harus kasar sama bunda? Emang bunda ada salah apa sama ayah sampe ayah harus bertindak sejauh ini? Kinan ga habis pikir ternyata ayah udah berani main tangan sama bunda dan bahkan sampe pakai tongkat," bentak Kinan yang sudah tidak bisa menahan emosinya lagi. 

Ayahnya pun langsung menjawab, "Kamu sebagai anak gausah ikut campur sama masalah saya dan ibu kamu itu. Ibu kamu itu terlalu pelit sama saya, padahal saya hanya ingin meminjam 1M untuk main jud...". "Apa buat main judi, IYA! Ayah bener-bener udah gila judi ya. Aku kalau jadi bunda juga gabakal kasih duitnya ke ayah. Ayah kira gampang apa cari duit? Bunda mati-matian kerja dari pagi sampai malam, nah sedangkan ayah cuman di rumah, nongkrong, habisin duit, pergi clubbing. Ayah kira aku gatau? Aku bukan anak kecil lagi yah yang bisa ayah kibulin kayak dulu. Aku udah cape sama kelakuan ayah dan aku juga udah putusin kalo aku sama bunda bakalan pergi dari sini. Sekarang ayah urus aja diri ayah sendiri dan biarin aku sama bunda pergi," ujar Kinan panjang lebar sampai membuat sang ayah terdiam menjadi patung. 


~POV Bunda Kinan~

Aku sebenarnya sudah tidak kuat lagi dengan kelakuan Toni (nama sang suami) yang suka bermain judi. Toni suka sekali meminjam uang kepadaku untuk bermain judi. Awalnya aku berikan tapi semakin kesini, jumlah yang ia minta semakin diluar nalar. Terakhir kami berkelahi karena aku tidak memberikannya uang bernilai 1M yang ia minta. Menurutku itu uang yang sangat besar dan aku pikir jika kalah, uang yang bernilai sangat besar itu akan hangus dalam sekejap jadi aku tidak mau itu sampai terjadi. Namun, penolakanku malah membuatnya seperti orang gila. Toni sudah berani main tangan kepadaku. 

Pada hari itu, aku sangat bersyukur Kinan ada untuk melindungiku karena aku sudah tidak bisa menahan rasa sakit akibat terkena pukulan terus menerus dengan tongkat baseball tersebut. Akan tetapi, di satu sisi aku kecewa dengan diriku sendiri karena Kinan harus melihat kejadi seperti ini. Aku pun kaget atas perkataannya terhadap Toni pada hari itu. Aku tidak menyangka bahwa Kinan sudah megetahui perbuatan ayahnya itu. Aku hanya takut dia mengalami trauma, tapi aku harus yakin anakku pasti kuat. 

























//gimana gais? kalian ikut sedih ga sih? coba comment and jangan lupa votenya pleasee..thankyouu//

Berkedok Adik KakakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang