13. Menyesal?

691 20 0
                                    

Hai gays, gimana hari ini?baik?atau buruk?

Jangan lupa vote+komen

Maaf ya kalau banyak yang gak nyambung sama typo

Gays bantuin aku ramein cerita ini dong, caranya kalian rekomendasi kan cerita ini ke temen,sodara atau siapa aja terserah kalian, buat mereka yang suka baca. kalau gak mau gapapa kok gak maksa juga

Ig
@dini_as05
@nexus_gang10

Jangan lupa polow nanti ku fb balik, dan jangan lupa juga polow akun wp ini:>

Happy Reading!

*****

"Aku bukan jenis perempuan yang pura-pura kuat, jika itu sakit aku nangis."

Nathania Brilia Andiksa

*****

Setelah kejadian Minggu lalu yang menimpa Lea, akhirnya ia bisa kembali lagi bersekolah, ia keluar dari kamarnya untuk sarapan bersama sebelum berangkat, setibanya di meja makan ternyata ibunya sudah menyiapkan sarapan nya

"Di habisin ya"ucap senja

lea mengangguk"iya bun"

"Abang mana Bun?"tanyanya

"Dia masih di kamarnya mungkin"jawab senja

Tiba-tiba saja Varo datang dan berencana untuk mengejutkan Lea

"Dorr"ucap nya sambil menyentuh punggung Lea

"Ngagetin aja Lo"ucapnya sambil memegang dadanya

"Ciee nyariin gue, kangen ya?"ucapnya

"Dihh, siapa juga yang kangen"jawabnya ketus

"Sudah jangan berantem terus, habiskan makanan kalian, nanti kalian bisa telat jika berantem terus"ucap Dikta

Varo dan Lea mengangguk, lalu menghabiskan sarapan nya masing-masing, setelah sarapan mereka berpamitan kepada orang tuanya sebelum berangkat

"Bun,pah, Varo sama Lea berangkat dulu"ucap Varo sambil menyalami punggung tangan kedua orang tua tak lupa juga dengan lea

"Hati-hati ya di jalan"ucap senja

"Inget jangan ngebut kamu bawa mobilnya"ucap Dikta memperingati anaknya

"Iya pah"ucap Varo

"Assalamualaikum"ucap keduanya

"Walaikumsalam"jawab mereka

Setelah kepergian Lea dan Varo sekarang giliran dikta yang berangkat untuk bekerja

"Aku berangkat dulu ya"ucap dikta

"Iya, hati-hati ya"ucapnya sambil menyalami tangan suaminya

"Iya, assalamualaikum"ucap dikta

"Walaikumsalam"jawab senja

Mobil Dikta sudah menjauh dari halaman rumah, usai kepergian dikta, senja masuk ke dalam rumahnya

Hello, Shaka! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang