Bab 3

216 9 0
                                    

Pada pukul 23:08 Rion yang merasa bosan memutuskan untuk pergi ke bar, tidak untuk mabuk mabukan. Rion hanya ingin melihat lihat siapa tahu dia menemukan sesuatu atau seseorang, kalau tidak ada, mungkin dia akan berjalan-jalan keliling kota s bentar.

Di depan bar yang bernama LUX yang bisa di lihat dari pintu masuk bar tersebut. Sudah terparkir mobil yang di berikan Maestro siang tadi. Rion berjalan masuk ke dalam bar yang ramai dengan banyak orang, laki-laki dan perempuan, yang tua dan yang muda, yang mabuk dan yang sadar bercampur di dalamnya, ruangan yang remang remang,  cahaya lampu disko membuat sakit mata dan musik yang keras. Rion mengabaikan semua itu dan duduk di meja bar, Rion melirik orang di samping kanannya merasa familiar dengan orang di sebelahnya, orang itu menundukkan kepalanya ke lipatan tangannya di meja bar, sepertinya orang itu mabuk.

Rion menepuk pundak orang di sampingnya dan bertanya " hey bro are you oke?" Sepertinya orang itu baru sadar kalau ada orang di sampingnya tersentak, lalu mengangkat kepalanya dari lengannya dan melihat kearah Rion, dia menyipitkan matanya karena penglihatannya terasa kabur,
Rion semakin merasa kalau dia mengenal orang ini, tapi siapa dan dimana ya, Rion mencoba mengingat-ingat dan "Gin.. lah iya Gin, anjing kok Lo disini" merasa heran dengan sahabatnya waktu SMA, yang di kenal dengan sebutan anak baik karena paling jarang mengatakan kata-kata kasar, hanya itu sih sikap baiknya. " Hah siapa kau?" Melihat Gin yang mabuk dan tak tau arah jalan pulang aku tan..(yeee malah nyanyi). karena Rion tidak tau tempat tinggal Gin yang sekarang, Rion memutuskan untuk membawa gin ke apartemen dulu.

  Jam dinding sudah menunjukkan Jam 14:00 sedangkan di jam tangan Rion masih menunjukkan pukul 10:15. " Wah rusak ini jam, sepertinya batre nya abis, padahal baru satu hari gw tinggal disini ye sialan, gak terima ni gw, jam ayo menyala lagi, kalau kagak gw bakar lu biar bisa menyala abangku" ancam Rion pada jam dinding, maklum kalau lagi gabrut(gabut brutal) emang suka begitu. Tanpa di sadari Rion, Caine yang hendak mengetuk pintu kamar Rion, mendengar semua yang dia katakan, terkekeh geli dengan kelakuan teman sekaligus rekan kerjanya, tapi dia segera menutup mulutnya takut Ketahuan dan membuat Rion malu karena terciduk.

Beberapa menit kemudian, Gin bangun dan merasa sakit di kepala nya yang sudah biasa dia rasakan semenjak tinggal sendiri. Tapi kali ini ada yang berbeda dia tidak bangun di rumah yang dia sewa, biasanya kalau dia mabuk seorang bartender akan membangunkannya dan dia akan pulang sendiri tapi ini 'gw dimana ini cok?!'.

Gin melihat sosok pria berbadan tegap dan berambut ungu sedang berdiri menghadap dinding dengan kepala mendongak ke atas, Gin yang kepalanya masih nyut-nyutan bangkit dan secara diam-diam mengambil lampu di atas laci di samping tempat tidur dan berjalan ke belakang sosok yang dikiranya penculik, saat hendak Melayangkan pukulan, sosok itu tiba-tiba bebalik "mau apa hayo~"." Anj**ba**bangs**Kon.." dengan refleks Gin mengumpat karena terkejut, " astaga bahasanya kasar sekali emang boleh sekasar itu " ucap Rion dengan nada lebay " tunggu kek kenal, tapi siapa?" Gin mencoba mengingat-ingat siapa gerangan orang di depannya " sialan kau melupakan sahabatmu Gin, parah kau mentang mentang sudah bertahun tahun tidak bertemu, dahlah pudung aja lah aku" katanya pura-pura kesal, padahal dia juga awalnya lupa. Setelah beberapa detik pengulangan ingatan masalalu Gin akhirnya ingat "Rion? Lah iya, astaga Rion kemana aja lu selama ini, tiba-tiba ngilang gak aba kabar, sempat gw mikir lu bundir ( bunuh diri) karena kejadian itu" ucap gin kepada temannya yang dia kira sudah meninggal " Yakali gw bundir lu yang benar-benar aja baok " ucap Rion yang kesal dengan perkataan temannya itu " ye siapa tau kan" kata Gin sambil mengangkat tangannya sedikit.

Di tengah perbincangan pertemuan kembali yang sangat harmonis antara teman itu mereka pun mendengar suara ketukan di pintu Rion pun pergi dan melihat Caine yang berdiri di balik pintu dan segera mempersilahkannya masuk, mereka bertiga duduk di sofa dan Rion mulai memperkenalkan mereka " bro kenalin ini Caine teman sekaligus rekan kerja gw" ." Salam kenal Caine gw Gin Geheboi gw sahabatnya Rion waktu SMA" Gin memperkenalkan diri dengan nama lengkapnya " salam kenal Gin namaku Caine chana kau bisa memanggilku Caine " balas Caine.

" Oh iya bro gw mau tanya, sejak kapan Lo mabuk-mabukan? " Tanya Rion kepada gin yang di balas helaan nafas kasar dari sang lawan bicara, gin tidak peduli kalau ada Caine selaku orang yang baru dikenalnya dan mulai bercerita tentang masalah paling berat yang dia rasakan
" Yeahh lu tau kan bro dari kecil keluarga gw gak pernah akur, jadi ya akhirnya mereka gak sanggup lagi dan mereka berpisah, sekarang mereka udah punya keluarga mereka masing-masing, tapi gw... Gw gak punya yang namanya keluarga bro gw sendiri apalagi setelah Lo ilang gw gak punya temen curhat, temen-temen yang lain juga pasti punya masalah sendiri jadi gw gak enak buat cerita, gw cuma bisa Pendem semuanya hingga akhirnya ya gini mabuk-mabukan gak punya arah tujuan... Mungkin meskipun gw Luntang Lantung di jalanan mereka( orang tua Gin) gak akan peduli" curhatnya yang nadanya semakin pelan karena teringat lagi dengan kejadian yang berusaha keras untuk dia lupakan.
Karena meskipun tidak memiliki orang tua menyakitkan tapi melihat mereka bertengkar setiap hari bahkan hanya karena masalah kecil, perdebatan yang berujung pertengkaran karena perbedaan pendapat cukup membuat hati seorang anak teriris, seorang anak yang berada di tengah tengah pertengkaran orang tuanya di tambah setelah pertengkaran itu keduanya malah meminta agar anak itu setuju dengan salah satu pendapat orang tuanya yangerasa pendapat mereka benar tanpa memperdulikan perasaannya yang tidak dapat memilih salah satunya jika dia mengatakan ibunya benar maka ayahnya akanarah, jika dia mengatakan ayahnya benar maka ibunya akan sedih sehingga diapun memilih bungkam dan sebisa mungkin menghindar jika sudah terjadi perdebatan di antara keduanya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ini hanya hayalan saya, semata semata hanya ingin membuat cerita, jadi mohon maaf kalau ada yang tersinggung dengan cerita ini, jika ada salah kata dan ketikan mohon dimaklumi.
Dan maaf curhat sedikit.


(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠❤
19 mei 2024

1001 kata


Rumah untuk pulang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang