Setelah mengeluarkan seluruh keluh kesahnya, Gin merasa sangat lega akhirnya beban yang di tanggung sendiri selama ini hilang, "huh lega banget rasanya " ." Hmm jadi setelah ini kau ingin melakukan apa?" Tanya Rion, Gin menggelengkan kepala " gak tau rasa-rasanya gw gak punya tujuan hidup di dunia ini " mendengar itu Rion hanya menghela nafas, dan meminta Gin untuk mandi dan memakai bajunya dulu untuk sekarang karena Gin malas pulang ke kosan nya.
Setelah memastikan Gin sudah berada di kamar mandi Rion berbicara dengan Caine, " Caine kalau misalnya aku mau masukin Gin jadi anggota kita, kamu bakal setuju gak" tanya Rion dengan serius " aku setuju-setuju saja sih tapi kita harus pastiin dia gak pernah berhubungan dengan kelompok lain" ."itu pasti, aku akan cari tau dulu background nya dia kalau aku Nemu sedikit saja ada yang salah pasti aku gak akan masukin dia jadi anggota, dan mungkin ini akan berlaku bagi yang lain ke depannya, tidak ada hak istimewa baik itu teman, sahabat bahkan saudara kedepannya, ini akan jadi landasan kita" Caine yang mendengar itu mengangguk setuju.
Tak lama setelah nya Gin datang dan mereka makan makanan yang sempat di pesan Rion tadi, dan berbincang bincang.Beberapa hari kemudian semua informasi tentang Gin sudah berada di tangan Rion jangan tanya bagaimana cara mendapatkannya itu hal yang mudah bagi Rion dan juga Caine, setelah memastikan tidak ada yang salah mereka memutuskan untuk memasukkan gin sebagai anggota pertama mereka, Rion menghubungi Gin agar datang ke apartemen nya malam ini.
Sekarang Gin sedang duduk di sofa ruang tamu dengan Rion dan Caine berdiri di depannya, setelah beberapa saat, keheningan di dalam ruangan ini membuat Gin gugup entah karena apa tapi sebisa mungkin bersikap tenang. Akhirnya Rion membuka suara " jadi, sebelumnya aku ingin bertanya beberapa hal yang harus kau jawab dengan sejujur-jujurnya "
Mendengar Rion yang berbicara secara formal pertanda bahwa dia sedang serius Gin juga tidak akan bercanda " gw gak tau Lo mau nanya apa tapi gw akan jawab dengan jujur"
" Gin apakah kau pernah berhubungan atau terlibat dalam kasus kriminal apapun, atau dengan siapapun selama ini"." Gak, gak ada" jawab gin dengan tenang "apa kau kenal dengan mafia atau geng apapun di kota" tanya Rion lagi yang mendapat jawaban yang sama, Rion menatap Caine dan mereka mengangguk secara bersamaan "ini sebenarnya ada apa sih?" Tanya Gin yang bingung dengan tingkah laku kedua temannya " oke sebenarnya Gin kita mau masukin kamu menjadi salah satu anggota kita"." Hah maksudnya" Gin semakin bingung
"Begini seseorang yang bernama maestro meminta kami untuk menjadi mafia terkuat di kota, setelah beberapa pertimbangan kami setuju dan sekarang sedang dalam tahap pencarian anggota dan karena aku tahu kau itu pintar..". "Sudah tentu" ucap gin setelah Rion menjeda kalimatnya untuk mengambil nafas, "iya pintar ngehina orang sampai orangnya kena mental" balas Rion dengan nada mengejek " jadi apakah di kau.. bersedia menjadi anggota pertama kami" Caine yang sedari tadi diam tertawa kecil dengan keakraban mereka "hmmm kalau dipikir pikir ya keren juga, jadi mafia, dulu juga sempat kepikiran kalau jadi mafia itu gimana ya? mungkin ini saatnya". "Halah bilang iya atau enggak aja ribet banget"." Hehehe iya gw mau.. oh iya siapa bosnya". "Oh udah jelas gw dong... Canda, enggak ada yang namanya bos atau bawahan disini setuju gak Caine?" Meskipun Rion bilang begitu jelas dia juga harus meminta persetujuan dari Caine karena mereka berdua yang mendirikan mafia ini, "emm setuju banget.. dan gimana kalau nanti kita bikin kelompok kita menjadi Rumah untuk pulang bagi setiap anggota... Layaknya keluarga" ucap caine Rion dan Gin tertegun sejenak, setelah beberapa saat mereka berdua menyatakan persetujuan mereka.Caine pulang ke apartemennya sendiri, dia tersenyum mengingat percakapan di apartemen Rion dan merasa bersemangat untuk melihat perkembangan kelompok mafia mereka kedepannya, karena mungkin hal yang sangat dia inginkan sedari dulu akan terwujud disini, 'apakah akhirnya aku bisa merasakan seperti apa rasanya memiliki keluarga?'
Caine teringat semasa dia masih di panti asuhan di kota sebelah.
Dari dulu Caine memang agak pendiam tapi dia tidak sulit untuk berteman hanya saja lebih sering mendengarkan, bisa di bilang dia jarang mengajak seseorang berbicara jika tidak ada yang penting, itu sebabnya ketika ada sebuah keluarga yang datang ke panti asuhan dia hanya diam tanpa berniat mencari perhatian, Caine memiliki sahabat di panti, mereka pernah berjanji akan selalu bersama sampai mereka dewasa, tapi pada suatu hari saat dia melewati pintu ruangan kepala panti asuhan yang sedikit terbuka Caine mendengar sebuah keluarga ingin mengadopsi sahabatnya dan tanpa pikir panjang sahabatnya itu langsung menyetujui nya, 'bukankah kita berjanji untuk selalu bersama, kenapa kau tak memikirkanku saat menyetujui mereka'. Sejak saat itu Caine sedikit sulit untuk percaya pada seseorang.
Saat Caine berjalan di jalan (maksudnya di tepi jalan🥲) dia melihat seorang anak yang digendong oleh ayahnya dan ibu anak itu berada di samping ayahnya saling melempar candaan yang membuat mereka tertawa, Caine penasaran apakah dia juga punya keluarga dan dia pun pergi dan menanyakannya ke bibi di panti dan bibi itu berkata jika mereka yang berada di panti itu adalah keluarga tapi Caine tidak bodoh untuk percaya, tapi tidak menanyakan lebih lanjut kapada bibi panti.
..
.
.
Tidak ada yang namanya waktu update di sini, jadi sambungannya mungkin bisa besok, Minggu depan,sampai lebaran berikutnya tidak ada yang tau.
Dan oh iya saya mungkin bakalan mempersingkat waktu saat anggota TNF yang lain masuk jadi anggota resmi, jadi kalau ada karakter yang tiba tiba muncul karena ini ya, saya bakalan bikin kemunculan mereka yang saya tau dari Roleplay nya.
Mohon maaf jikalau ada tipo karena saya manusia dan manusia tidak luput dari kesalahan.(◍•ᴗ•◍)❤
25 mei 2024
925 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah untuk pulang
FanfictionKisah perjalanan anggota TNF Singkat, padat dan merakyat♥️