Bab 1:Prolog

82 17 0
                                    

Dalam malam kelam di kota kecil tepi sungai Rindau, Rania, seorang gadis SMP yang ceria, berjalan sendirian menuju rumahnya dengan perasaan kegelisahan yang tak biasa. Di tengah jalan yang semakin sepi, ia merasakan kehadiran bayangan yang mengintai di belakangnyaTanpa diduga, dari sudut gelap, pria bertopeng muncul dengan langkah mantap, dan sebelum Rania sempat mengeluarkan kata-kata, pisau berkilat meluncur cepat menuju dadanya.

Rania: (terkejut) "Apa-"

Pisau menusuk masuk dengan kejam, menancap tepat di jantungnya. Rania terjatuh, tangannya mencoba menahan pisau yang menusuk ke dadanya, sementara matanya melebar dalam kejutan dan rasa sakit.

Rania: (dengan napas tersengal-sengal) "Kenapa...?"

Pria Bertopeng: (dingin) "Kamu tidak perlu tahu."

Rania: (dengan suara gemetar) "Tolong... tolong aku..."

Pria Bertopeng hanya tersenyum sinis, lalu pergi dengan langkah mantap, meninggalkan Rania terbaring tak berdaya di tanah dingin. Rania mencoba meraih kehidupannya yang semakin memudar, matanya menatap ke langit malam yang gelap, mencoba memanggil bantuan, namun kekuatannya semakin merosot.

Rania: (dengan suara pelan, hampir tak terdengar) "Mama... papa..."

Napasnya semakin lama semakin pelan, jantung Rania pun berhenti berdetak dan dunia pun menjadi gelap baginya. Rania menghembuskan napas terakhir, meninggalkan misteri yang menyelimutinya dan kesedihan mendalam bagi yang ditinggalkannya.

A Night In HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang