Bab 17:Serangan tak terduga

12 5 0
                                    


Malam itu, kantor kepolisian dipenuhi oleh suasana lega setelah penangkapan pelaku. Namun, suasana berubah menjadi kacau balau ketika tersangka diinterogasi mengungkapkan detail yang tak sesuai dengan beberapa bukti di TKP. Keraguan mulai tumbuh di benak Detektif Brown dan timnya.

Sarah, yang merasa kelelahan setelah berjam-jam bekerja, memutuskan untuk pulang lebih awal. Dia berjalan menuju mobilnya di parkiran kantor yang sepi. Saat dia membuka pintu mobil dan duduk di kursi pengemudi, tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang dingin dan tajam menembus jok mobilnya dan menusuk jantungnya sebanyak tiga kali.

"Argh!" Sarah berteriak, kaget dan kesakitan. Dia segera keluar dari mobil, memegang dadanya yang berdarah. Tubuhnya gemetar, tapi dia berusaha melawan. Di hadapannya, seorang pria bertopeng berdiri dengan karambit di tangan.

"Siapa kau?" tanya Sarah dengan suara terengah-engah, berusaha menahan rasa sakit yang luar biasa.

Pria bertopeng itu menggeram, "Kau terlalu dekat dengan kebenaran, Sarah." Dengan kejam, dia menyerang Sarah lagi. Dia dengan mudah memukul Sarah, membuatnya jatuh ke tanah. Sarah, dengan sisa kekuatannya, bangkit dan melawan.

"Kau tidak bisa kabur, dasar psikopat!" teriak Sarah, darah mengalir dari mulutnya. Dia mencoba menendang pria itu, tapi serangannya terlalu lemah.

Pria bertopeng itu hanya tertawa sinis. "Kau berpikir bisa menghentikanku?" katanya sambil menyeringai. Dia memegang payudara Sarah dengan satu tangan, sementara tangan lainnya menggenggam karambit dengan kuat. Dia menusukkan karambit itu ke jantung Sarah berkali-kali.

"Akhirnya kau akan mati, Sarah," bisiknya dengan nada mengancam. "Jantungmu akan berhenti berdetak." Setiap tusukan menambah rasa sakit yang tak tertahankan, membuat napas Sarah semakin pendek dan terputus-putus.

Detektif Brown, yang mendengar suara teriakan dari luar kantor, berlari keluar dan melihat kejadian mengerikan itu. "Sarah!" teriaknya, panik dan marah. Dia segera mencoba menyerang pria bertopeng itu, tapi pelaku dengan mudah menendang Brown, membuatnya terjatuh.

Pria bertopeng itu melihat ke arah Brown dengan mata penuh kebencian. "Pelaku yang di kantor polisi hanyalah tumbal. Kau tak akan bisa menangkapku," katanya dingin. "Kelak, kau akan mati, Sarah. Jantungmu akan kubuat berhenti berdetak."

Polisi lain segera tiba di tempat kejadian dan membawa Sarah yang terluka parah ke rumah sakit. Detektif Johnson, yang ikut berlari keluar, memeriksa hidung Sarah. "Dia masih bernafas!" katanya, memberi sedikit harapan kepada yang lain.

Dengan cepat, Sarah dilarikan ke ruang gawat darurat. Tim medis bekerja tanpa henti untuk menyelamatkan nyawanya. Mereka melakukan segala upaya yang mereka bisa, menstabilkan kondisinya dan menghentikan pendarahan yang mengancam nyawanya.

Sementara itu, di kantor polisi, Detektif Brown merasa marah dan putus asa. "Kita salah tangkap," katanya dengan suara berat. "Pelaku sebenarnya masih berkeliaran di luar sana."

"Kita harus menemukan pelaku sesungguhnya," kata Johnson. "Kita tidak bisa membiarkan ini terjadi lagi."

Dengan tekad baru, tim penyelidik memulai kembali penyelidikan mereka. Mereka menyadari bahwa mereka harus bekerja lebih keras dan lebih cerdas untuk menangkap pelaku sebenarnya sebelum ada korban lain yang jatuh.

Di rumah sakit, Sarah terbaring dengan tenang di ranjangnya, tubuhnya dipenuhi selang dan alat medis. Jantungnya masih berdetak, meski lemah. Dia berada dalam kondisi kritis, berjuang untuk bertahan hidup.

Detektif Brown duduk di ruang tunggu rumah sakit, menunggu kabar tentang kondisi Sarah. Dia merasa bersalah karena tidak bisa melindungi rekan kerjanya, tapi dia juga tahu bahwa mereka harus terus berjuang.

Di tempat lain, pelaku sebenarnya bersiap untuk langkah berikutnya. Dia tahu bahwa polisi semakin mendekatinya, tapi dia tidak akan berhenti sampai misinya selesai.

Dengan Sarah yang berjuang untuk hidupnya, dan polisi yang bekerja tanpa lelah untuk menangkap pelaku sebenarnya, perjuangan untuk keadilan terus berlanjut. Kegelapan masih mengintai, tapi harapan belum sepenuhnya hilang.

A Night In HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang