Bab 19:Dokter Misterius

14 5 0
                                    

Detektif Brown merasa curiga saat melihat ekspresi pucat Sarah di ruang operasi. Matanya terus memperhatikan setiap gerakan Dokter Michelle, yang tampaknya sangat yakin dengan penanganan kasus kematian Sarah. Meskipun dia adalah seorang profesional yang sangat terampil, ada sesuatu yang tidak biasa dalam keadaan ini yang membuatnya bertanya-tanya.

"Dokter Michelle," kata Detektif Brown dengan suara lembut, "Apakah Anda yakin bahwa Anda telah melakukan segala yang Anda bisa untuk menyelamatkan Sarah?"

Dokter Michelle menatap Detektif Brown dengan serius. "Ya, saya telah melakukan yang terbaik yang saya bisa. Namun, kondisi jantung Sarah terlalu parah untuk diperbaiki."

Detektif Brown mengangguk, tetapi dia masih merasa tidak puas dengan penjelasan tersebut. Ada sesuatu yang tidak beres, dan dia harus mencari tahu apa itu.

Setelah berbicara sebentar dengan Dokter Michelle, Detektif Brown meninggalkan ruang operasi dengan pikirannya yang penuh dengan pertanyaan. Dia merasa yakin bahwa ada sesuatu yang disembunyikan, dan dia bertekad untuk menemukan jawabannya.

Kembali ke markas polisi, Detektif Brown segera mempersiapkan diri untuk mewawancarai pelaku yang salah tangkap. Dia ingin mendapatkan lebih banyak informasi tentang motif di balik serangkaian pembunuhan misterius itu, dan dia yakin bahwa pelaku ini memiliki jawabannya.

Ketika dia tiba di ruang interogasi, pelaku yang salah tangkap sudah menunggunya dengan ekspresi yang dingin dan tanpa penyesalan. Detektif Brown duduk di depannya, menatapnya dengan tajam.

"Siapa kamu?" tanya Detektif Brown dengan suara tegas. "Dan apa motifmu untuk melakukan semua ini?"

Pelaku itu hanya tersenyum dengan dingin. "Saya adalah bagian dari organisasi psikopat yang tidak akan pernah kalah. Dan motif kami adalah kekuasaan dan kehancuran."

Detektif Brown merasa kesal mendengar jawaban itu. Dia tahu bahwa ada lebih banyak yang harus dia ungkap, dan dia tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan jawabannya.

"Mengapa kamu memilih Sarah sebagai salah satu korbanmu?" tanya Detektif Brown dengan suara tajam.

Pelaku itu hanya tertawa. "Karena Sarah adalah simbol harapan bagi banyak orang. Dan menghancurkan harapan adalah salah satu kesenangan terbesar kami."

Detektif Brown merasa semakin frustasi dengan jawaban itu. Dia merasa seperti ada sesuatu yang disembunyikan, dan dia bertekad untuk menemukan kebenarannya.

Namun, sebelum dia bisa menanyakan lebih lanjut, ada panggilan masuk dari markas polisi. Detektif Johnson telah menemukan bukti baru yang menunjukkan bahwa pelaku yang sebenarnya masih bebas berkeliaran.

Detektif Brown merasa tegang saat mendengar berita itu. Waktu terus berjalan, dan tekanan untuk menemukan pelaku yang sebenarnya semakin meningkat.

Dia merasa bahwa dia semakin dekat dengan kebenaran, tetapi dia juga menyadari bahwa waktu terus berlalu. Dia harus bertindak cepat jika dia ingin menangkap pelaku yang sebenarnya dan membawa keadilan bagi Sarah dan semua korban lainnya.

Dengan hati yang penuh dengan tekad, Detektif Brown meninggalkan ruang interogasi dan bersiap untuk memulai pengejaran baru. Dia tahu bahwa misinya belum selesai, dan dia tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan keadilan yang dia cari.

Sementara itu, di ruang operasi, Sarah masih terbaring tak bergerak di meja operasi. Tubuhnya telah berhenti bergerak, dan keheningan menyelimutinya. Namun, meskipun dia telah pergi, semangatnya tetap hidup di hati semua orang yang mengenalnya.

Kehilangan Sarah adalah pukulan berat bagi semua orang yang mengenalnya. Namun, di balik semua kesedihan itu, masih ada harapan. Harapan bahwa keadilan akan ditegakkan, dan bahwa pelaku yang sebenarnya akan diadili sesuai dengan hukum.

Dan meskipun Sarah telah pergi, semangatnya tetap hidup, mendorong Detektif Brown dan semua orang lain yang terlibat dalam kasus ini untuk terus maju dan mencari kebenaran yang mereka cari.

Dengan keyakinan itu, mereka bersiap untuk menghadapi semua rintangan yang mungkin ada di depan mereka, siap untuk melanjutkan perjuangan mereka sampai keadilan tercapai. Dan dengan harapan yang mereka miliki, mereka melangkah maju, siap untuk menghadapi apa pun yang mungkin terjadi di masa mendatang.

Di ruang operasi, dokter Michelle tampak misterius saat dia berdiri di depan jendela yang menghadap ke langit malam. Cahaya bulan menerangi wajahnya yang tegang, menciptakan bayangan yang menakutkan di lorong rumah sakit yang sepi.

Dokter Michelle merenung dalam-dalam tentang semua yang telah terjadi. Dia merasa terombang-ambing di antara rasa bersalah dan ketakutan, tidak yakin apa yang harus dia lakukan selanjutnya.

Tiba-tiba, suara langkah kaki yang pelan terdengar dari belakangnya. Dokter Michelle segera berbalik, tetapi tidak ada yang terlihat di lorong yang gelap itu.

"Dokter Michelle," bisik suara yang terdengar di telinganya, membuatnya merinding. "Kau tidak bisa lari dari masa lalumu."

Dengan hati yang berdebar, dokter Michelle mencoba mencari sumber suara itu, tetapi semuanya terasa hampa. Dia merasa seperti ada sesuatu yang mengintai di bayang-bayang, menunggu kesempatan untuk menyerang.

"Siapa kamu?" tanya dokter Michelle dengan suara gemetar. "Tunjukkan dirimu!"

Namun, tidak ada jawaban. Hanya suara angin yang melolong di lorong yang gelap, menciptakan suasana yang semakin menakutkan.

Dengan hati yang berdebar, dokter Michelle melangkah mundur, mencoba mencari jalan keluar dari kegelapan yang menakutkan itu. Tetapi dia merasa seperti terjebak dalam labirin yang tidak berujung, tanpa arah dan tanpa harapan.

Tiba-tiba, dia merasakan sesuatu yang dingin menyentuh lehernya. Dia berbalik dengan cepat, tetapi tidak ada yang terlihat di sekitarnya. Hanya bayangan yang gelap yang menyelimuti lorong itu dengan rapat.

"Dokter Michelle," bisik suara yang terdengar lagi di telinganya. "Kau tidak bisa sembunyi dari masa lalumu. Keadilan akan datang untukmu."

Dengan nafas tersengal-sengal, dokter Michelle melangkah mundur, berusaha mencari jalan keluar dari situasi yang semakin menakutkan itu. Tetapi setiap langkah yang dia ambil terasa seperti menjauhkannya lebih jauh dari keselamatan.

Ketika dia mencapai ujung lorong yang gelap, dia melihat sesosok bayangan muncul dari kegelapan. Matanya memancarkan aura kegelapan yang menakutkan, dan senyum misterius terukir di wajahnya.

"Dokter Michelle," kata bayangan itu dengan suara yang dingin dan menggema di lorong yang sepi. "Waktumu telah tiba. Keadilan akan ditegakkan, dan kau akan membayar atas dosamu."

Dokter Michelle menatap bayangan itu dengan mata penuh ketakutan. Dia merasa seperti terjebak dalam mimpi buruk yang tidak berujung, tanpa jalan keluar dan tanpa harapan.

Namun, sebelum dia bisa bereaksi, bayangan itu menghilang begitu saja, meninggalkannya dalam kegelapan yang menyelimutinya dengan rapat.

Dengan nafas tersengal-sengal, dokter Michelle berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri. Tetapi dia tahu bahwa kegelapan yang mengintainya masih ada di luar sana, menunggu kesempatan untuk menyerang lagi.

Dengan hati yang berdebar, dia melangkah mundur ke dalam ruang operasi, bersiap untuk menghadapi apa pun yang mungkin terjadi selanjutnya. Keadilan mungkin tertunda, tetapi dia bertekad untuk menghadapinya dengan kepala tegak dan hati yang kuat.

A Night In HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang