Bab 18:Kematian Sarah

5 4 0
                                    


Di ruang operasi, situasi semakin tegang. Dokter Michelle dan tim medisnya terus berjuang keras untuk menyelamatkan nyawa Sarah. Meskipun mereka telah berusaha sekuat tenaga, jantung Sarah semakin melemah, dan kondisinya semakin memburuk.

Dokter Michelle, yang selalu tenang, kini terlihat tegang. Dia terus berkomunikasi dengan timnya, memberikan instruksi dengan cepat dan tegas. Tangannya bergerak dengan gesit di atas tubuh Sarah, mencoba menangani setiap komplikasi yang muncul.

"Kami memiliki robekan di bagian ventrikel!" teriak dokter Michelle, suaranya terdengar gemetar. "Kita perlu menutupnya segera!"

Tim medis segera mengambil tindakan, tetapi situasinya semakin genting. Detak jantung Sarah semakin lemah, dan monitor menunjukkan tanda-tanda berhenti berdetak yang mendekati.

"Kita kehilangan detak jantung!" seru salah satu perawat dengan panik.

Dokter Michelle segera mengambil defibrillator dan menempatkannya di dada Sarah. "Bersiap untuk defibrilasi. 200 joules, clear!" serunya, sementara semua orang di ruang operasi menahan napas.

Sentuhan tombol, tubuh Sarah bergetar sebentar, tetapi tidak ada perubahan pada monitor. Detak jantungnya tetap tidak ada.

"Tidak ada respons! 300 joules, clear!" Dokter Michelle mencoba lagi, namun hasilnya tetap sama. Detak jantung Sarah tidak kembali.

Situasi semakin tegang, dan suasana di ruang operasi menjadi semakin hening. Semua orang menyadari betapa seriusnya kondisi Sarah. Mereka telah mencoba segala cara, tetapi tampaknya jantungnya tidak lagi berdetak.

Dokter Michelle menatap monitor dengan ekspresi kecewa. Dia berbalik ke arah timnya dengan tatapan muram. "Kita telah kehilangan dia," katanya dengan suara parau. "Sudah cukup. Sampaikan berita ini kepada keluarganya."

Tim medis menurunkan alat-alat medis dengan hati yang berat. Mereka semua terlihat letih dan kecewa. Menyelamatkan nyawa adalah misi utama mereka, dan kali ini mereka gagal.

Di luar ruang operasi, Detektif Brown menunggu dengan gelisah. Tatapannya terus memperhatikan pintu, berharap mendengar kabar baik. Namun, ketika dokter Michelle keluar dengan ekspresi sedih, detektif itu segera menyadari bahwa berita yang dia tunggu tidaklah baik.

"Bagaimana kondisinya, Dokter?" tanya Brown dengan suara gemetar.

Dokter Michelle menatapnya dengan mata penuh penyesalan. "Maaf, Detektif. Kami sudah melakukan yang terbaik, tapi Sarah... Sarah sudah pergi."

Detektif Brown merasa dunianya runtuh. Dia merasa kehilangan yang mendalam dan kehilangan seorang sahabat. Namun, dia juga merasa marah dan frustasi. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan menemukan siapa pun yang bertanggung jawab atas kematian Sarah.

Sementara itu, berita tentang kematian Sarah menyebar dengan cepat di antara rekan-rekannya di kepolisian dan masyarakat luas. Mereka semua merasa kehilangan yang mendalam atas kepergian Sarah. Dia adalah seseorang yang sangat dihormati dan dicintai oleh banyak orang, dan kepergiannya meninggalkan lubang yang besar dalam hati semua orang.

Di rumah sakit, suasana juga terasa hening dan muram. Para dokter dan perawat mencoba untuk menerima kenyataan bahwa mereka telah kehilangan seorang pasien yang berharga. Mereka tahu bahwa mereka telah melakukan segala yang mereka bisa untuk menyelamatkan Sarah, tetapi takdir berkata lain.

Detektif Brown melangkah keluar dari rumah sakit dengan langkah berat. Hatinya penuh dengan rasa sakit dan amarah. Dia tahu bahwa dia tidak akan pernah melupakan Sarah, dan dia akan melakukan segala yang dia bisa untuk memastikan bahwa keadilan ditegakkan.

Di sisi lain kota, pelaku sebenarnya masih bebas berkeliaran. Dia menyaksikan berita tentang kematian Sarah dengan senyum kepuasan di wajahnya. Baginya, kematian Sarah adalah kemenangan bagi kegelapannya. Namun, dia juga sadar bahwa detektif dan polisi akan terus mencarinya. Dia tahu bahwa dia harus berhati-hati agar tidak tertangkap.

Dengan langkah-langkah hati-hati, pelaku itu melanjutkan rencananya yang gelap. Dia tahu bahwa dia harus bergerak cepat jika ingin menghindari hukuman. Tetapi di lubuk hatinya, dia tahu bahwa kematian Sarah tidak akan pernah benar-benar hilang dari pikirannya. Dia akan selalu dihantui oleh bayang-bayang masa lalunya, dan oleh keputusasaan yang tidak akan pernah bisa dia singkirkan.

A Night In HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang