⚠️Typo tandain.
•••Suara gaduh bergemuru di dalam ruangan kelas 11 IPA 5, baru saja sedetik sang guru keluar. Mereka langsung mengeluarkan khodam masing masing. Di meja depan dekat jendela pula, terlihat Sea tengah berkutat dengan gawai nya. Entah apa yang di lakukan oleh bocah itu, sampai sampai wajahnya terlihat serius.
Langkah kaki berserakan mendekat. Namun, di abaikan oleh Sea, menganggap mereka hanya akan lewat, tetapi perkiraannya salah. Satu dari ketiga orang tadi, menyentuh pundak Sea, hingga membuat empunya terlonjak dan refleks menoleh kebelakang.
Melihat tatapan terkejut yang di layangkan oleh Sea, membuat Cayne serta Felix tak kuasa menahan tawa dan ujung ujungnya juga tertawa kecil. Sea mengganti raut wajahnya menjadi datar, mata di sipitkan hingga hanya tersisa segaris.
"Mau ngantin bareng?" Tawar Cayne memecahkan suasana canggung diantara mereka.
Berpikir sebentar, Sea bergumam sesuatu. Wajahnya menampilkan keraguan, dan tentu semua ekspresi yang di keluarkan oleh Sea tidak luput dari tiga pemuda yang masih berdiri di hadapannya.
"Gapapa nih gue ikut?" sekian abad menunggu, akhirnya Sea mengeluarkan suara juga.
Dengan senyuman antusias, Cayne menarik tangan Sea agar berdiri. Dan itu membuat Sea hampir nyungsep karena tarikan si Cayne kagak main main.
"Gapapa dong!!! Kitakan teman" serunya merangkul pundak Sea.
Menampilkan senyuman canggung, Sea mengangguk. Ekor matanya bergerak melirik kedua manusia yang lebih tinggi di belakang Cayne.
Melihat cara pandang Sea. Cayne tersenyum lagi, "Gak usah takut sama mereka, mereka baik kok. Cuma agak sengklek dikit" gurau Cayne di sertai cengengesan.
Felix yang di katai sengklek, berancang ancang ingin meninju punggung pemuda yang jauh lebih kecil dari dirinya itu. Namun, Leo malah menghentikannya.
"Ayoklah kantin, laper gue"
Cayne berjalan lebih dulu, sedangkan Sea mengedikan bahu, membiarkan saja Cayne merangkulnya. Lagian apa salahnya juga, bukankah teman temannya Vansa yang dulu, hanya memanfaatkan dirinya?
Sea tentu tau semua masalah yang di hadapi oleh Vansa, dan alasan mengapa ayahnya memindahkan dirinya ke kelas 11 IPA 5. Itu semua ia tau, berkat ingatan yang di berikan oleh Vansa asli.
"Gue pastiin mereka nyesal udah manfaatin lo, Sa" batin Sea saat sudah sampai di luar kelas, menampilkan senyuman tipis, Sea menatap lurus kedepan.
Mungkin sudah menitan mereka berjalan, hingga kini mereka sudah sampai di Koridor ke kantin. Namun, sebelum sampai di kantin, mereka akan melewati kelas 11 IPA 3 lagi satu, sehabis itu baru mereka akan tiba.
Tinggal beberapa langkah lagi mereka akan melewati kelas tersebut. Sea yang penasaran akan sesuatu, menambah kecepatan langkahnya, mengakibatkan ketiga teman barunya mengernyit heran.
Cayne ikut menambah kecepatan langkahnya, kemudian berjalan bersebelahan dengan Sea, rangkulan mereka sudah lepas sejak tadi. Itu pula, karena Sea bilang mau benerin tali sepatu.
Pintu kelas 11 terbuka sebelah, membuat Sea dengan lelusa mengintip kedalam. Dan ternyata sepi.....
Mendesah cemberut, Sea menggerutu dan langkahnya kembali melambat saat kelas 11 sudah di lewatinya. Ketiga orang tadi, kembali menekuk alis, Leo mepet ke Felix kemudian berbisik.
"Dia kenapa anying?"
Menoleh cepat, Felix lantas menaikan bahu, "entahlah" sungutnya setengah berbisik.
![](https://img.wattpad.com/cover/368518369-288-k280354.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A true mate?
Romance• Transmigrasi • BxB Niat awal kepantai mau refreshing, eh mala ketemu ajal. Hanya cerita simpel tentang, perpindahan jiwa seorang Sea yang bertransmigrasi ke tubuh Vansa. Seandika Abinara Hasakael. Pemuda berperawakan tampan bin manis, memiliki con...