[1]. Neavansa Ezekiel Praditya

645 42 0
                                    

Masih di tahun dan bulan yang sama. Namun, tanggal yang terselisih lima hari. Seorang pemuda terbaring cantik di atas kasur king size. Kicauan burung menghancurkan ketenangan yang tercipta, sinar surya menyingsing masuk lewat cela cela gorden tipis berwarna putih.

Derapan langkah kian mendekat, kicauan burung tadi menghilang tatkala pintu balkon di bukak oleh seseorang. Hamparan sang bayu masuk mengguar di ruangan bernuansa putih itu. 

"Sayangg, waktunya bangun" tutur lembut mengalun dari bibir tipis seorang wanita paruh baya, rambut panjang dibiarkan tergerai, membuat umurnya tertutup oleh kecantikannya.

Ughhh

Lenguhan halus menyita perhatian sosok wanita tadi, membawa langkah mendekat ke ranjang. Ia menyeka rambut lembut putranya, yang bisa saja menusuk mata.

Lentik bulu mata bergerak, kelopak mata yang tertutup perlahan terbuka, menunjukkan manik indah berwarna hitam kecoklatatnya. 

Menggerjap singkat seraya menyesuaikan cahaya yang menerjang indra pengelihatannya. Pemandangan asing itu berhasil menimbulkan kerutan di kening mulus tanpa nodanya.

"LAHH ANJING!! INI DIMANA?" bangkit dari tidurnya, ia duduk, wajahnya kilang kileng seperti manusia tersasar.

Wanita paruh baya tadi berjengit kaget, bahkan air yang tengah di tuangkan ke gelas malah tumpah ke lantai. Menarik nafas panjang, ia mengusap dada sabar, gelas di pegangannya ia letakan.

"Udah bisa ngumpat kamu?"

Pemuda yang masih dilanda kebingungan, memutar kepala menghadap ke wanita yang barusan berbicara. Terpangah kaget, tidak sadar ia terseok seok mundur. 

"L-lo siapa!!" sentaknya menatap takut wanita cantik yang penampilannya seperti tante tante girang.g

Ia takut kalo dirinya tengah di culik oleh tante tante girang yang haus belaian, dan berujung dirinya menjadi pemuas nafsu. Kan Sea gak mau!!! 

Iyap benerr!! Pemuda yang tadi bangun-bangun langsung mengumpat itu adalah Seandika Abinara Hasakael. Lelaki yang beberapa hari lalu di tenggelamkan oleh ombak, dan sekarang malah nyasar ke tubuh makhluk lain.

"Kamu kenapa, sayang? Ini bunda" ujar bunda Hannie, terseluput nada khawatir.

Sea menggeleng ribut, ia menghindari Hannie yang hendak menyentuh kepalanya. "Gak!!! Sea, gak punya bunda!!" 

Hannie menutup mulut kaget, tatkala mendengar putra semata wayangnya itu tidak mengakui dirinya. Gak mungkin tidur semalaman bisa membuat anak manisnya ini hilang ingatankan? 

"Siapa yang mengajarkan kamu berbicara seperti itu, Vansa? Aku ini bunda kamu!"

"Sea gak pu- VANSA?" Teriak Sea melengking, saat menyadari salah satu kata yang di layangkan oleh Hannie.

Menyibak selimut kasar, hingga terhempas ke lantai. Sea melompat turun, kemudian berlari terbirit-birit untuk menuju kaca. Bahkan ucapaan Hannie, ia lupakan begitu saja. Membuat sang bunda melemparkan tatapan datarnya.

"BANGSAT! SETAN! BABI! INI WAJAH SIAPA, NGENTOT!!" nada tinggi di keluarkan hingga ruangan penuh dengan suaranya, Hannie menutup telinga.

A true mate? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang