[6]. Tunangan.

375 37 2
                                    

Typo tandain :
•••

Suasana tidak terlalu ramai. Kota jakarta di penuhi gemerlap cahaya dari gedung gedung tinggi dan sekitarnya. Hati gundah, mulut terbungkam. Perasaan campuraduk memenuhi  isi kepala serta hati Sea. Hari ini hari dimana ia akan resmi menjadi tunangan seorang Aryasa Aerick Alvareezel. Menunduk, Sea menautkan tangan di depan dada, kelopak mata terpejam. Ia berdoa, berharap ini adalah jalan yang terbaik yang telah di susun.

Kelopak mata perlahan terbuka. Tangan menurun, pandangan tidak beralih dari cermin yang memantulkan bayangan dirinya. Seribu pujian ia lontarkan seraya melihat betapa sempurnanya ciptaan tuhan satu ini. Mereka bilang 'manusia tidak ada yang sempurna' tapi bagi Sea. Vansa masuk kedalam kategori sempurna, walau tidak 100%.

"Astaga tuan, apakah kamu seorang perempuan?" celetuk wanita cantik di bagian penata rambut.

Mengangkat sedikit pandangannya, Sea memicing menatap wanita di belakangnya lewat pantulan cermin.

"Ngaco. Lu gak liat dada gue tepos gini?" sahut Sea agak nyolot.

Lagian ada ada saja manusia satu ini. Gak liat apa dada gue kayak tirplek gini, ya gue akuin wajah gue emang manis bahkan nyerempet cantik, tapi mau gimanapun gue tetap lakik.

"Nahh tuan. Udah selesai" seru si penata rambut sembari mengangkat cantokan lebih tinggi beberapa inci dari rambut Vansa.

Menyelipkan sehelai rambut pada daun telinga, Sea bergerak ke kanan kiri mengechek rambutnya. Apakah sudah cocok dengan tuxedo yang ia kenakkan atau belum.

Mangut mangut tidak jelas, Sea mengambil ponsel. Mengarahkan kamera ponsel tersebut pada cermin, ia pun memotret dirinya. Atau lebih singkatnya, foto mirror.

"Minggir dulu napa, gue mau foto ini." sinisnya, agak gak sopan tapi gapapa. Yang penting mbaknya masih tersenyum.

Mengeluarkan berbagai gaya mirror. Sea mengigit bibir bagian bawahnya. Membuat wanita tadi mengelus dada istighfar.

Sudah puas dengan kamera. Sekarang beralih mengecek foto. Dari sekian banyaknya yang ia ambil, hanya 3/4 yang masuk ke kategori bagus.

"Sayangg, nanti main hp nya. Sekarang ayo kita berangkat, acaranya bentar lagi mulai."

Menoleh cepat ke belakang. Sea memperhatikan bunda cantiknya itu dari atas sampai bawah. Satu kata terlintas di benaknya 'cantik.'

Hannie datang dengan Dress berwarna putih yang ngepas dengan bodynya. Di bagian leher terdapat kalung yang berisi liontin bunga, serta heals kaca berisi kupu kupu sebagai pelengkapnya.

"Bunda, cantik." Pujinya, bangkit dari duduk.

"Tau kok. Udahlah ayo berangkat"

Hannie menggandeng tangan mungil putranya itu. Dan menyeretnya keluar, di luar sudah ada mobil terparkir rapi dengan satu supir pribadi milik keluarga Praditya. Tidak membuang banyak waktu, keduanya langsung masuk kedalam mobil dan bergegas menuju ke gedung tempat acara di genahkan.

•••

Para hadirin berdatangan. Pertunangan memang di lakukan secara privat. Namun, ada beberapa surat yang di sebarkan oleh kedua belah pihak keluarga, dan itu hanya untuk kerabat serta rekan bisnis yang benar benar mereka percaya.

Mumpung Hannie belum datang. Tiffany mengajak suaminya untuk menyambut kedatangan para tamu undangan, sedangkan Aditya ia tengah membahas sesuatu dengan calon mantunya.

Begitu memasuki ruangan. Para undangan di buat terpukau dengan desain ruangan tersebut. Bahkan sampai ada yang bergumam "Wahh, ini mau nikah apa pertunangan?"

A true mate? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang