[8]. Sea friends?

404 34 0
                                    

"Apa apaan muka lo itu, Sa?" sarkas lelaki berhoodie putih bermotif beruang, Leo. Di pipi bagian kirinya terdapat plaster kuromi. Mulutnya sibuk bermain dengan permen milkita.

Sudut mata bergerak ke samping, Vansa menghembuskan nafas panjang. Derapan langkah kaki menggema di sudut sudut koridor, sorak canda tawa anak anak yang tengah bermain basket di lapangan terdengar nyaring.

"Muka muka gak ada niatan hidup itu," Celetuk Felix tidak mengalihkan fokusnya dari gadgetnya.

Plakk

Tamparan halus mendarat di belakang kepala si Felix, membuatnya hampir terseruduk kedepan untungnya ia bisa dengan cepat menyeimbangkan berat tubuhnya. Pelaku kekerasan dalam kawasan sekolah tersebut adalah si manis berperawakan malaikat kelakuan iblis, Cayne.

Bibir mencibir kesal, Felix menyumpah serapih manusia manis di sebelahnya.

"Kok gue di geplak sih, Cay?" dramatis Felix mengerucutkan bibir.

Reflek menutup mulut, Cayne bergidik ngeri, "Huekkkk, jijik kontol!!!" semprotnya berpraga muntah.

Menggeleng pelan melihat kelakukan duo makluk yang di juluki twins beda ortu. Vansa berjalan maju meninggalkan Cayne dan Felix yang asik bergelut. Sedangkan Leo tengah mengambil dokumentasi atas kelakuan kedua sahabatnya.

Baru di belokan pertama, Vansa tidak sengaja berpapasan dengan segerombolan murid kelas 11 IPA 3. Ingin nerobos, tapi perasaannya doang atau dirinya emang di hadang?

Alis di angkat sebelah, wajah di tekuk. Vansa menatap bingung keempat lelaki tinggi di hadapannya, arah pandang bergantian menelisik mereka satu persatu. Hingga iris cantiknya berhenti pada laki laki tinggi yang berdiri paling tengah, Erick. Dari pagi baju bagian atasnya memang sengaja tidak di kancing, dasi tidak keliatan, dan rambutnya di tata sedikit acak acakan. Ujung bibir atas terangkat, Vansa masuk di mode julidnya.

"Dasar tukang tebar pesona!!"

Mengernyit heran. Erick menatap aneh mimik wajah makhluk di hadapannya itu.

"Minggir woii!!" Sentak Vansa mulai emosi.

Menggeleng sadar akan otaknya yang terus berputar. Erick melirik satu persatu para sahabatnya itu, lalu mengisyaratkan sesuatu.

Perkataan Vansa hanya dianggap angin lewat, mereka malah semakin mengimpit jalanan yang masih ada celah buat Vansa lewat.

"WOII RICK, LO NGAPAIN BERDIRI DISITU?" teriak melengking seseorang dari balik punggung Vansa.

Keempat lelaki tadi secara bersamaan mengalihkan pandangan kedepan, kemudian menatap tajam objek di depan. Mengorek kupingnya yang berdegung, Vansa ikutan berbalik untuk melihat siapa manusia yang barusan berteriak bak lutung.

"Heii, ada si manis lagii~" riang pemuda pemilik suara melengking tadi.

Melangkah kecil untuk mendekati Vansa, ia terus tersenyum pepsodent menampilkan deretan giginya yang rapi. Melipatkan lengan di depan dada, Erick mengangkat sebelah alisnya, menatap bingung gerak gerik si lelaki pemilik dimple tersebut.

"Ja, anak orang tertekan ja" tegur lelaki tampan dengan rambut hitam legamnya, hidung mancung, dan yang bikin keliatan bedanya adalah bola mata, ia memiliki bola mata biru laut.

Lelaki yang barusan di panggil Ja itu adalah Praja Dewangga Raditya atau nama pendeknya Raja. Raja adalah sahabat masa kecilnya Sea, mereka udah bersama dari masih menjadi berudu. Bagi Raja, Sea itu adalah sosok yang harus di lindunginya, anaknya memang bisa di sebut spesial. Namun, di balik tingkah absurdnya itu, Sea menyimpan banyak sekali kesedihan yang  tidak orang tau.

A true mate? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang