8| Kebahagiaan Kecil

38 2 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌸"Kesedihan memang hal normal, tetapi tidak membahagiakan rasa syukur sangat tidak tahu diri."🍭

***



Sudah ketiga kali Aqila menghampiri kelas Agnes berada, tetapi selalu tidak ada. Gita pun memberitahu jika Agnes absen setelah kejadian waktu itu. Padahal niat hati Aqila ingin meminta maaf secara langsung.

Base selalu ramai tentang kisahnya yang bolak-balik ke kelas Agnes, ia tak tahu kenapa orang-orang begitu suka mencampuri kehidupan orang lain. Dan hari ini Gita memberi tahu jika Agnes masuk, tetapi kelas mereka ada di jam kedua. Sehingga Aqila tak bisa menghampiri sekarang.

Saat ini ia duduk di depan masjid setelah melakukan salat dhuha, hatinya gundah sejak hari itu. Ia takut tiba-tiba dikeluarkan, padahal ia sudah berjanji kepada Irwan untuk melakukan yang terbaik. Namun, emosinya saat itu di luar kendali. Meskipun perlakuan orang tuanya sangat menyakitkan, ia tetap tak bisa membiarkan orang lain menghina mereka.

Dalam keadaan setengah melamun, mata gadis itu melebar ketika suara keras terjangkau telinga. Ia menoleh ke sisi kanan, ternyata ada gadis cantik yang terjatuh dan kini sedang merapikan barang. Aqila segera menghampiri, membantu merapikan barang-barang gadis itu dengan cepat.

"Lo gak apa-apa?" tanya Aqila khawatir.

Gadis itu menggeleng, mata bulatnya begitu indah.

"Thanks."

Gadis itu memakai sepatu berhak, pantas dia terjatuh, pasti terkena paving yang tidak rata.

"Kayaknya lo harus periksa kaki lo deh, Cil."

Ada wajah keterkejutan di sana, mata gadis itu berkedip beberapa kali.

"Lo kenal gue?" tanya gadis itu.

"Cecilia, kan? Gue juga calon Mapala."

Caecilia terdiam, mencoba mengingat sambil memperhatikan Aqila. "Oh iya, inget, Aqila, yang di latihan panjat pertama lo pakai baju sama celana serba pink." 

Aqila menyengir. "Nah ... itu."

"Sekarang yang pink cuma pita rambut lo," ujar Cecilia memperhatikan.

Mendengar itu, Aqila memegangnya. "Iya, kalau semua baju gue warna pink. Mungkin nanti gue dikira gak pernah ganti, hehehe," kekeh Aqila.

Cecilia mengangguk. "Ok, makasih ya sekali lagi, tapi gue buru-buru. Nanti gue cari kontak lo di grup calon anggota," ujar Cecilia cepat dan hendak kembali berlari, tetapi Aqila menahannya.

"Lo jangan lari pakai sepatu hak gitu, Lo bisa jatuh lagi."

"Gue buru-buru, gue udah biasa pakai sepatu ini."

Namun, Aqila menggeleng. Ia segera melepas sepatunya. "Lo pakai punya gue aja. Kayaknya ukuran sepatu kita sama."

"Tapi—"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kapan Aku Seperti Mereka? | YUQITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang