prolog

597 48 0
                                    

"aku pulang..."
Ucap gadis yang baru saja pulang dari sekolahnya.

Seperti biasa saat ia pulang ke rumah tidak ada yang menyabutnya, selain bibi yang selalu menyapa nya saat ia hendak naik ke atas untuk ke kamarnya.

"Eh non udah pulang?"

"Iya bi, mommy udah pulang?" Tanya nya.

"Belum non, kata nyonya nanti malam dia akan pulang" ucap art itu.

"Yasudah bi, gkpp"

"Kalau gitu saya permisi ke dapur dulu ya" ucap bibi itu membungkukkan badannya sedikit dan berlalu pergi ke dapur.

Sang empu hanya mengangguk saja untuk merespon art nya itu, ia pun sangat lelah dan ingin segera membersihkan diri lalu istirahat di ruangan paling nyaman, yaitu kamar.

.............

Di meja makan, hanya dia seorang yang duduk menikmati makanan yang di masak oleh bibi nya itu. Ia sudah biasa dengan hal ini, tapi ada kalanya ia butuh ditemani untuk hanya sekedar makan atau bercengkrama dengan keluarga nya. Tapi, sepertinya hal itu mungkin amat sangat susah untuk terjadi, kedua ortunya sibuk dengan dunia pekerjaan nya, mereka melupakan seseorang yang perlu di beri perhatian dan kasih sayang selayaknya seperti anak anak lain.

Kehidupan Jennie di mata semua orang adalah kenikmatan, karena hartanya yang melimpah, kekayaan yang di milikinya, anak tunggal kaya raya, memiliki paras cantik, dll. Tapi, apa mereka tau yang sebenarnya?

Memang hidup Jennie itu nikmat, punya uang banyak dan kalau mau apa apa tinggal beli saja. Tapi apa kamu tau? Setiap sesuatu itu pasti harus ada pengorbanan kan. Ya, yang Jennie korbankan adalah kehilangan waktu bersama dengan keluarga nya, kehilangan perhatian dan kasih sayang dari keluarga nya. Begitupun orang tuanya, mereka gila akan pekerjaan sampai sampai mereka membiarkan anaknya kesepian dan tidak memberikan perhatian, mereka hanya memberikan perhatian berupa uang dan kemewahan yang di milikinya. Tapi, Jennie tidak hanya butuh itu, tapi ia juga butuh perhatian dan kehangatan dari kedua orang tua nya.

"Eoh mom, makan dulu yuk bareng J" ajak Jennie saat mendapati sang ibu pulang.

"Mommy sudah makan di kantor tadi, mommy cape mau langsung tidur saja" ucap sang ibu melengos pergi ke dalam kamarnya.

"Oh oke mom" ucapnya pelan sembari tersenyum tipis, amat tipis.

"Selalu saja seperti itu, kapan mommy punya waktu buat aku? Aku butuh mommy dan daddy" batinnya.

Ia tidak lagi melanjutkan makanya karena sudah tidak nafsu, padahal ia tidak boleh melewatkan makan, nanti maag nya bisah kambuh. Tapi ya mau bagaimana lagi, ia pun berlalu pergi ke dalam kamarnya dan mengerjakan beberapa tugas yang di berikan oleh gurunya, mungkin dengan itu ia bisa melupakan rasa kesepian nya. Takut nya kalau langsung merebahkan diri di atas kasur malah terjadi
pertumpahan air mata.

Tapi apa daya, sehabis mengerjakan tugas ia malah meluapkan rasa kesepian nya dengan menangis-nangis sampai tengah malam, lalu tertidur dengan memeluk guling dan mata sembab nya. Untungnya besok ia libur, jadi ia bisa tidur lebih lama lagi.

"Terlihat  baik baik saja bukan berarti dalamnya juga ikut baik baik saja, terkadang senyum yang sering merekah setiap harinya itu adalah sebuah alibi untuk menutupi setiap goresan"

-Sherina-

Terima kasih
"LONG ROAD TO GO HOME"

KARYA: Sherina.H

LONG ROAD TO GO HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang