Obsession
''Naya, kau yakin dengan keputusanmu? Dia bukan orang yang mudah untuk kita sentuh,'' jelas Namjoon selaku sahabat Naya.
''Memangnya harus orang biasa dulu baru bisa disentuh? Joona, aku sudah 3 tahun dengan laki-laki yang kau sebut 'Hyung' itu. Selama 3 tahun dimana kesalahan itu membuatku sampai tidak tahu jika 3 minggu lagi dia akan menikah dengan pilihan orang tuanya, aku pikir sudah cukup sabarku selama ini, Joona,'' jelas Naya dengan terus memutar pelan gelas berkaki panjang yang berisikan minuman berwarna merah pekat itu.
''Baiklah, semoga keputusanmu tidak membuat kau menyesal nantinya, Naya. Aku permisi.'' Setelah kepergian Namjoon dari ruangannya, Naya tersenyum tipis mengingat bagaimana bisa laki-laki yang selama ini mengisi hari-harinya dengan semua perlakuan manis dan menjadi budak cintanya itu dengan cepat menerima usulan orang tuanya tentang perjodohan?
Apa selama ini Naya dipermainkan? Apakah selama ini perasaan Naya tidak ada artinya bagi laki-laki tersebut?
Tok-tok-tok
''Noonaaaaaaaaaaaaaaa.'' Siapa lagi yang berteriak kalau bukan Jungkook, dengan tidak ada batasannya lagi lelaki berwajah baby itu langsung masuk tanpa ba-bi-bu.
''Tumben kemari, ada apa?'' Naya mengatur kembali mimik wajahnya menjadi sedikit ceria, meskipun mendung masih mengitari wajahnya.
''Aku merindukan Noona-ku, kemana saja hm? Satu minggu tidak ada kabar sama sekali.'' Jungkook mendekat lalu memeluk Naya dengan sayang, meskipun bukan saudara kandung Naya sangat menyayangi Jungkook begitu pula sebaliknya, saling sayang dan saling melindungi satu sama lain sampai akhirnya mereka sedewasa ini.
''Aku sibuk, Kookie. 'Kan tahu sendiri bagaimana pekerjaanku,'' ucapnya melepaskan pelukan Jungkook dan berjalan menuju meja kerja dan kembali membuka laptop.
''Noona, tidak kabur dari berita itukan?'' selidik Jungkook.
''Berita apa? Apa yang aku lewatkan memangnya?'' tanyanya pura-pura tidak tahu.
''Aku tahu perasaanmu, Noona. Sudahlah jangan membohongiku,'' desak Jungkook lagi.
''Aku benar-benar tidak tahu, Kookie. Memangnya berita apa?''
''Kekasihmu yang akan menikah 3 minggu lagi, harusnya dia menikahimu bukan menerima perjodohan yang diatur orangtuanya, 'kan Noona kekasihnya?'' Jungkook menyesap minuman berwarna pekat itu dari gelas Naya.
''Ah berita itu, mungkin orang tuanya ingin mereka ingin segera memiliki cucu.'' Senyum Naya tidak pudar meskipun hatinya sangat sakit.
''Noona, kau tidak apa-apa? Apa dia ada menghubungimu? Setelah kekacauan yang dibuat?''
''Kau lihat, Noona baik-baik saja bukan? Sudahlah, Kook, jangan dipikirkan. Pikirkan saja bagaimana albummu sebentar lagi akan keluar, ah iya kau tidak aneh-aneh dengan dia 'kan?''
''Aku hampir saja aku menghancurkan rahangnya asal kau tahu, Noona. Aku sangat kesal dan marah sekali bagaimana bisa dia berbuat seperti itu?''
''Jungkook! Kau tidak boleh melakukan itu, bagaimanapun juga dia produsermu, jangan gegabah, Jungkook!'' Naya terkejut mendengar penuturan Jungkook barusan.
''Biar saja, bila perlu dunia harus tau bagaimana brengseknya dia!''
''Sudah, Kookie. Jadi ada urusan apa kau kemari?''
''Aku mendapatkan cuti 3 hari sebelum nanti promosi album, aku mau mengajak Noona jalan-jalan,'' jelas bayi besar itu.
''Aku sibuk, Kookie. Kau bisa pergi dengan Namjoon kalau mau. ''
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets Amour ✔️
Fanfiction- 𝐀𝐧𝐭𝐨𝐥𝐨𝐠𝐢. Sesuatu yang berawal dengan tidak baik bukan berarti selamanya akan berakhir dengan keburukan meskipun harus melalui kegelapan. Langkah kaki terus dipaksa menepis jarak menghadapi hari-hari yang menyakitkan. Ada banyak hal yang t...