one

1K 10 1
                                    

POV Rey

Di mulai dari saat aku masih sekolah menengah,saat itu bully adalah hal yang sering terjadi namun jarang terekspos.

Mungkin karena aku terlihat lemah dengan badan pendek kurus di tambah dengan rambut yang slalu basah klimis memberi kesan aku murid yang paling cupu.

Kelas satu sampai dua pembullyan hanya sebatas ejekan atau hardikan walau kadang sesekali ada kekerasan fisik namun tidak sampai membuatku berganti mental.

Namun saat kelas tiga dimana kawan-kawanku sudah merasa semakin superior dengan ego kaula muda yang meluap pembullyan itu semakin menjadi,kadang aku melihat adik kelas yang menjadi korban ejekan ada juga yang jadi korban pemukulan.

Aku yang menjadi si cupu saat itu hanya bisa menyaksikan dan kadang ikutan di bully juga bahkan di hadapan adik-adik kelas,di sekolahan harga diriku seakan sudah tidak ada nilainya.

Hari itu mungkin jadi sebuah awal kebalikan mentalku, hujan deras tak kunjung berhenti dari semalam,tadinya aku memutuskan untuk tidak masuk sekolah hari itu tapi di rumah aku sudah terlalu muak dengan pertengkaran orang tuaku yang juga tak kunjung reda dari semalam.

Dengan berbekal jas hujan aku memutuskan untuk pergi sekolah,biasanya aku datang ke sekolah melalui gerbang depan walau sebenarnya jaraknya lebih jauh karena memutar,berhubung hujan masih deras dan ingin cepat sampai ke sekolah ku putuskan untuk mengambil jalan belakang yang ku tahu jalan itu sering di jadikan tempat nongkrong anak-anak yang suka merokok atau bolos sekolah.

Ku pikir karena hujan anak-anak itu pasti tidak ada di sana kemungkinan mereka lebih memilih untuk tidak berangkat sekolah atau mungkin memilih langsung masuk kelas.

Ternyata dugaanku salah,ada tiga orang yang sedang asyik merokok di sana,karena kadung terlihat oleh mereka aku di panggil untuk mendekati mereka.

Seperti biasa mereka langsung meraba semua saku bajuku untuk mencari uang lalu memeriksa tasku, tapi karena aku sudah beberapa hari tidak mendapat uang jajan mereka tak mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Sebut saja rudy dia langsung mencengkram kerah bajuku lalu menakut-nakuti seolah hendak memukulku.

"Di simpan di mana uang lu...".hardiknya.

"Aku nggak ada uang jajan rud". Ringisku sembari berusaha menggapai tinjunya agar tidak memukulku.

"Bohong lu ..".bentak Rudy lagi.

Revan lalu berinisiatif melorotkan celanaku.

"Di simpen di sempak kali lu...". Selidik revan.

Tanpa ragu revan juga melorotkan sempaku.

"Beneran nggak ada van...".wajahku memerah karena malu senjataku menggantung tanpa wadah.

Ingin rasanya aku berontak tapi aku sudah sangat paham sekali kalau aku melawan ujungnya pasti aku di pukuli.

"Hahaha ...kontol lu mleyot gitu rey!!...kedinginan...wkwkwk".revan dengan tanpa malu malah menyentil-nyentil ujung kemaluanku.

"Dah sini lu...".hardik rudy seolah mendapat ide untuk lebih membuliku.

Di atas lantai semen pos ronda yang tak terpakai aku di suruh membalikan badan lalu membukukan punggungku.

Rudy lalu mengambil pensil dari dalam tasku yang sudah berantakan tak karuan.

"Kalau teriak gua siksa lu ..." .ancam rudy.

Sisi tumpul pensil pun rudy tekan-tekan ke dalam anusku hingga masuk sebagian.

"Mmmmm...".desisku menahan perih.

Lalu rudy mengeluarkannya lagi dan menyodorkannya ke arah wajahku.

"Nih jilat ...".perintah rudy.

Dengan terpakasa ku jilati sisi pensil yang sudah masuk ke dalam anusku,lalu rudy mengulanginya hingga beberapa kali.

Setelah puas rudy melakukan hal seperti itu rudy langsung membuka celananya.

"Rud...udah rud ampun ..".pintaku.

"Rud udah rud nanti jadi kasus...".larang revan.

"Iya rud...".dukung andy orang yang dari tadi hanya diam menyaksikan.

"Udah pada diam aja lu ...awas lu rey kalau sampai lu ngadu gua patahin leher lu ...". Ancam rudy lagi.

"Yaudah lah gue nggak ikut-ikutan rud...". Revan mundur lalu meninggalkan tempat itu di susul andy yang lalu ikutan pergi.

"Diam lu pada ya ..". Teriak rudy pada teman-temanya yang pergi di balas dengan jempol revan yang di angkat.

Aku sudah tak bisa berkata-kata lagi hanya bisa pasrah menunggu apa yang akan terjadi.

"Nungging lu ...". Perintah rudy sembari memiting leherku dan menekannya ke bawah.

Kontol rudy pun perlahan menancap di analku,perih bercampur mulas rasanya aku sudah tak kuasa lagi menahan air mata lagi.

"Udah rud...".desisku merasakan rudy yang semakin beringas melecehkanku.

"Hhhmmmp....hhhmmmp...".ku dengar hanya suara itu yang keluar dari mulut rudy.

"Balik sini lu...".dengan kasar rudy membalikan badanku lalu memaksa memasukan kontolnya ke dalam mulutku.

Bau anus terasa di mulutku di tambah tak berapa lama rudy juga mengeluarkan spermanya di dalam mulutku.

Asin dan kecut rasanya menyengat sampai tenggorokanku.

"Telen...".perintahnya lagi.

Aku pun menurutinya hingga rudy menepuk-nepuk pipiku tanda dia sangat puas.

"Ingat kata gue tadi...kalau lu sampai ngadu...gue patahin leher lu...". Rudy pun membereskan celananya lalu pergi dari tempat itu.

Aku termenung cukup lama di sana,hujan masih tak kunjung reda, mau pergi ke sekolah rasanya sudah tak ada semangat lagi mau pulang ke rumah pun hanya bikin mumet kepala saja ya terpaksa diriku hanya duduk di lantai semen sambil merasakan rasa ngilu yang masih terasa di pantatku.

.....

Siang harinya aku bingung harus kemana,aku pastikan para berandal itu pasti balik lagi nongkrong di tempat ini jadi ku putuskan untuk pulang saja.

Tapi ada satu hal yang aneh yang tiba-tiba muncul dalam diriku,setiap mengingat kejadian tadi kemaluanku tiba-tiba mengeras.

Berhari-hari aku hanya bisa melamun,saat di sekolah rudy dan kawan-kawanya seperti melupakan kejadian kemarin tapi anehnya mereka tidak lagi menggangguku.

Ternyata rudy memerintahkan agar tidak mengganguku karena dia punya maksud untuk menjadikanku sebagai pemuas nafsunya.

"Lu gue jagain tapi lu harus mau jadi perek gue...".satu waktu rudy mengutarakan niatnya.

Revan dan andy ternyata sudah tau dari dulu penyimpangan rudy karena mereka teman sepermainan dari kecil dan yang bikin aku kaget ternyata rudy sering menyewa psk waria.

Aku tidak menolak dan tidak mengiyakan permintaannya,di dalam pikiranku ini lebih mengerikan daripada di bully verbal atau kekerasan.

Dan selama 6 bulan sebelum pelulusan aku benar-benar di jadikan pemuas nafsu rudy,kadang di tempat nongkrong,di wc sekolah bahkan di rumahku sendiri.

Perasaanku sudah tak karuan lagi antara aku menyukai perlakuannya atau aku sudah tidak perduli dengan diriku sendiri.

Bahkan rudy mengumpulkan uang untuk membeli make up dan wig yang harus ku kenakan saat berkencan dengannya.

Orang ini benar-benar bedebah bagiku.

Next part.....

jangan lupa vote dan comment ya!!
🫰🫰🫰




Novel Waria "BEDEBAH"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang