four

552 5 0
                                    

Jam 7 malam rey pun sudah pulang ke rumah rany.

"Darimana aja lu seharian...". Tanya rany.

"Biasa kumpulan waria kak...". Jawab rey.

Rany menunjuk bekas merah di leher rey yang putih.

"Noh bekas cupangan...tutupin kek malu di liat orang". Omel rany.

"Astaga gue lupa!!....".rey langsung menutupnya dengan telapak tangannya.

"Pasti sama si mieke ya...".selidik rany.

"Ya siapa lagi...sama si rudy ogah gue". Timpal rey.

"Udah kayak pesugihan aja lu sama si mieke lu jadi sukses tapi harus ngasih jatah". Tambah rany.

"Hussshhh...guru gue itu lagipula mau sama mau...setelah gue jadi perek dulu kagak pernah gue ngewe sama yang lain lagi".bela rey.

"Masih sering lu cek kesehatan...". Tanya rany serius.

"Rutin lah...lagian pilih-pilih gue sekarang kalau mau gituan meningan ngurusin bisnis".jawab rey.

"Gue cuman bisa ngingetin udah tau lu udah nggak bisa gue larang". Ujar rany lirih.

"Hhhhmmmm co cweeetttt...". Rey memeluk rany lagi.

"Hhhh mulai...najis gue ...sono makan..". Perintah rany.

"Masih kenyang tadi makan di rumah mieke".tolak rey.

"Makan kata gue...percuma gue masak banyak-banyak".rany sewot.

"Iya...iya...bawel banget nih emak-emak". Rey pun ngeloyor ke dapur.

......

Semua mata tertuju pada rey entah mereka terpukai oleh kecantikan rey atau mungkin sebaliknya mereka jijik melihat seorang waria.

Reuni besar 3 angkatan acara yang di hadiri oleh murid sekaligus para guru yang masih aktif maupun yang sudah pensiun.

Tak henti-hentinya mereka berbisik-bisik dan menatap tajam ke arah rey,walaupun pakaiannya sopan tapi mungkin mereka mengingat membandingkan rey yang dulu klimis dan cupu malah berubah jadi sosok waria menjijikkan.

Walau sadar akan dugaan itu rey tetap percaya diri dan masa bodo dengan apa kata orang lain.

"Aduh rey cantik banget ...". Sapa seorang wanita mendekati rey.

"Hah...watiiii...".rey kegirangan lalu memeluknya tak sadar wati sedang menggendong anaknya yang masih balita.

"Eh maaf dede...tante baru nyadar ..". Rey mengusap-usap pipi anak wati.

"Nggak nyangka gue bisa liat langsung lu jadi bencong..".wati ketawa.

"Husshh...cocot lu masih tajem aja...". Gerutu rey tapi wati emang seperti itu dari dulu.

"Tapi suer lu udah cewek banget sih rey gue aja ampe pangling trus minder liat lu".sambung wati.

"Ah lu bisa aja ...gue kasih juga nih...".canda rey.

"Anak lu udah berapa ti...". Tanya rey.

"Baru ini...cuman bapaknya malah sama cewek lain". Ungkap wati.

Sebelum rey mengucapkan keprihatinannya para panitia mempersilahkan hadirin untuk duduk terlebih dahulu.

Nampak di sana ada revan dan andy juga,rey perhatikan kadang mereka mencuri-curi pandang ke arahnya,namun rudy nampaknya tidak hadir dalam acara ini.

Rey dan wati duduk bersebelahan acara di mulai dengan doa lalu sambutan dari para guru di lanjutkan dengan pentas seni oleh murid-murid yang masih sekolah di sini.

"Hidup kadang nggak adil ti...lu yang sabar ya...".hibur rey.

"Bisa aja lu...gue sabar tapi anak gue juga butuh biaya". Canda wati sambil nyengir.

"Gue ikut reuni sebenarnya malu karena belum sukses seperti yang lain...lu juga udah sukses walau jadi bencong datang kemari aja udah pake mobil.... gue denger-denger juga lu sekarang udah jadi bos salon".wati menarik nafas panjang.

"Gue datang ke acara ini sengaja mau cari koneksi siapa tau ada yang mau ngajak gue kerja". Sambung wati.

"Awas lu kalau sampai mewek di sini". Rey menepuk-nepuk bahu wati melihat mata wati mulai berair,ingin rasanya ia memeluknya sekedar menguatkan.

"Kagak lah malu juga gue kalau mewek di sini". Balas wati sembari menyeka ujung matanya.

Terdengar suara MC sayup-sayup mengatakan "ada juga yang menjadi seorang waria"

"Kami persilahkan rey untuk naik ke atas panggung".seru MC mempersilahkan rey naik.

"Lah ...".seru rey kaget tiba-tiba di suruh naik ke atas panggung tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Rey spontan menunjuk dirinya sendiri meyakinkan karena dari tadi dia kurang menyimak acara ini malah asyik mendengarkan wati.

"Iya silahkan...".mc meyakinkan.

Semua matapun tertuju padanya,bisik-bisik kembali terdengar riuh,apa faedahnya menyuruh seorang waria naik ke atas panggung.

"Sono lu naik...". Ucap wati.

"Ngomong apaan gue...". Rey panik.

"Apa aja bebas asal jangan yang jorok-jorok". Ucap wati lagi.

"Ah elu...". Rey pun bangkit lalu naik ke atas panggung.

Sebelum naik rey sempat menanyakan apa yang harus di sampaikan,

"Bebas...tentang apa aja!!...mau cerita hidup atau kenapa menjadi waria terserah". Jawab sang panitia.

"Ah ngerepotin aja...". Gerutu rey lalu mengambil mic.

Setelah mengucap salam dan berbasa-basi rey memulai dengan tema bullying di sekolah.

Rey membeberkan fakta-fakta sebegitu mengerikannya bullying di lingkungan sekolah yang bahkan bisa merubah pola pikir dan mental anak remaja.

"Jujur saya seperti ini karena faktor bullying itu sendiri,silahkan menganggap jiwa saya sakit atau tidak waras tapi memang faktanya jiwa ini memang pernah terluka,walau ada juga yang menjadi waria itu karena sudah bawaan dari kecil tapi banyak juga yang di sebabkan oleh rasa trauma di tambah lagi terlambatnya suport dari orang-orang terdekat"

"Saya sebagai seseorang yang sudah terjerumus ke dalam aib ini mengingatkan pada bapak ibu sekalian untuk lebih memperhatikan anak dan saudara sekalian agar tidak ikut terjebak dalam lingkaran ini karena sekali masuk akan sulit untuk keluar lagi"

"Saya pribadi tidak pernah mendukung tentang pelegalan atau hak tersendiri bagi kaum menyimpang sepertiku karena menurutku orang seperti saya ini biarlah tetap hidup dalam bayangan ketabuan dan cibiran karena saat hak dan kewajaran itu di loloskan berarti dunia ini sedang tidak baik-baik saja"

Rey pun menutup pembicaraannya lalu turun dari panggung tanpa tepuk tangan sedikitpun tapi setidaknya para hadirin diam mungkin sedang mencerna apa yang baru saja di dengungkan.

"Wah lu udah persiapan itu mh". Cerca wati mendengar cara bicara rey yang lancar tanpa ngelag sedikit pun.

"Persiapan ndasmu...justru gue barusan itu malah curhat". Rey nyengir.

Acarapun di akhiri dengan acara makan-makan,revan dan andy pun mendekati rey yang sedari tadi hanya di temani wati.

"Makasih rey lu kagak bawa nama-nama kita padahal gue udah panik saat lu ngebahas tentang bullying tadi". Ucap rey dan andy.

"Gue nggak sejahat itu woi...". Omel rey dengan sengaja memakai suara lakinya.

Mereka pun tertawa lepas tanpa ada rasa dendam lagi.

Next part...


Novel Waria "BEDEBAH"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang