thirteen

512 9 2
                                    

"ah....".mulut rey mendesah.

Rudy asyik menyusu pada rey,tangannya meremas kadang memelintir putingnya yang kian mengeras.

Penisku terasa keras sekali sehingga terasa ngilu saat tertahan oleh celana jeansku,senjata rey pun demikian nampak tercuat di dalam cd yang juga masih di pakainya.

Ku balikan tubuhnya agar tengkurap desahannya membuatku semakin merasa di atas awan,nampak punggungnya yang putih mengkilat di terpa cahaya lampu temaram sampai bulu-bulu tipisnya jelas terlihat saking bersihnya.

Buru-buru ku buka celanaku,rasanya hasratku sudah tak bisa ku tahan lagi apalagi saat melihat gundukan pantat yang sedikit menungging di depan mataku.

Ku lumuri penisku dengan ludahku sendiri,rey memalingkan wajahnya ke arahku,dia tersenyum manis seakan mempersilahkan tubuhnya untuk ku nikmati lagi.

Dorongan pertama membuat rey mengejang menahan ngilu,tanganya mencengkram spray sembari menggigit bibir bawahnya.

"Pelan sayang...". Desahnya.

Aku pun merasakan anusnya masih menolak senjataku.

"Hhhmmmppp...".erangnya lagi.

Ku peluk tubuhnya dari belakang,ku kecup mesra lehernya lalu ku belai lembut rambutnya.

Pelan tapi pasti pantatku mulai turun naik, desahan ngilu rey berubah menjadi desahan yang membuatku semakin bersemangat.

Ku bolak-balik tubuh rey dengan posisi yang dulu sangat dia sukai,bibir kami saling bertaut dan tangan liar ku bergerak kadang meremas dan memukul gundukan-gundukan yang indah.

Saat gerakanku sudah terasa tak beraturan, rey balik menyerangku dengan gerakannya yang lebih aduhai membuatku tak bisa bertahan lebih lama lagi,hingga.

"Aaaaahhh...".pekiku dengan sigap rey memasukan penisku ke dalam mulutnya hingga spermaku meleleh di dalamnya.

Entah berapa kali kami melakukannya malam tadi saat pagi badanku terasa sangat lengket,entah oleh keringat,pejuhku atau pejuh dari rey.

.....

"Reeeeeeeeyyyy....".Teriak bruno saat pertama masuk kamar.

Rudy dan rey buru-buru menutupi tubuh mereka dengan selimut.

"Heyyy youuuuu...kenapa ada di sini...". Bruno melangkah hendak mendekati rudy.

"Cin....sssssssstttttt....nanti aku jelasain". Buru-buru rey memberikan isyarat.

"Kita mau pake baju dulu...keluar dulu ya sayang...".kata rey lagi pada bruno.

Bruno pun menurut tapi matanya tetap melotot ke arah rudy seraya memberikan isyarat dengan kedua jarinya yang di arahkan ke matanya lalu menunjuk rudy.

"Awas ...".desis bruno.

Setelah bruno keluar rey malah kembali memeluk rudy.

"Buruan kamu mandi duluan sana...". Desis rey.

"Kenapa nggak bareng aja...".balas rudy genit lalu mengecup kening rey.

"Nanti kelamaan...yang lain sebentar lagi pada datang".suruh rey.

Rudy pun bangkit dengan malas.

"Kamu mau sarapan apa beb??". Tanya rey.

"Nanti aja di jalan aku bisa singgah dulu...,".jawab rudy.

"Hah...maksudnya??".rey pun ikut bangkit lalu menahan tangan rudy.

"Aku harus pulang ke kampung lagi...besok aku harus pergi ke kota dan langsung masuk kerja".jelas rudy.

Novel Waria "BEDEBAH"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang