Bab 5

44 6 0
                                    

29 September 2025, Wilayah Crucido Front-03, Dimensi Algea-1

DOR!!

Tembakan yang dilakukan Clerk dengan peluru berkaliber besar memekakkan telinga. Matanya masih tertempel waspada di teropong besar snipernya.

"Seharusnya tembakanmu sampai beberapa detik lagi," ucap Joon Seo yang ikut melihat dengan teropong miliknya.

Tidak lama kemudian Clerk tertawa. "Hahaha... tembakan ku tidak pernah meleset bung! Kau lihat 792 meter!" Clerk menutup teropong yang berada di Snipernya.

"Tidak buruk. Akan lebih baik jika kau bisa memecahkan rekorku. 943 meter," puji Joon Seo sekaligus menyombongkan dirinya sendiri.

Letnan Vince yang melihat kedua bawahannya hanya menggeleng kepala. Ia menyalakan radio untuk menghubungi pusat.

"Martyr-01 kepada Godfather. Kami berhasil menetralisir Signal Jammer mereka. Ganti!"

"Godfather di sini. Pesan diterima Martyr-01, segera tinggalkan lokasimu sejauh satu kilometer. Archangel-03 akan menembakan misil. Kami akan memberikan kalian waktu 10 menit untuk segera meninggalkan lokasi, ganti," balas pusat.

"Dimengerti! Martyr-01 keluar!" Vince mematikan radionya.

"Ayo bereskan semuanya! Mereka akan meledakan seluruh tempat ini dalam radius satu kilometer. Kita hanya punya waktu tujuh menit!"

"Brengsek! Mereka tidak memberikan kita waktu untuk bernafas!" Clerk mengumpat dan terburu-buru membereskan senjatanya diikuti oleh Joon Seo.

"Pak! Aku sudah selesai membuat rutenya!" Peter yang muncul entah dari mana langsung menyaut.

"Oke! Ayo kita per—"

Belum selesai Vince menyelesaikan kalimatnya sebuah gemuruh besar terjadi. Bukan gemuruh biasa tetapi mereka semua bisa menyadari ada yang tidak beres. Suara tersebut berasal dari benteng pemberontak.

"Aku tidak tahu apa itu. Tapi sepertinya itu tanda kita harus segera pergi," ucap Joon Seo setelah mendengar gemuruh.

Dari kejauhan benteng tersebut nampak mulai runtuh dan tidak lama muncul sebuah sosok merah gelap besar dengan sayap lebarnya. Saking besarnya, ukuran sosok itu hampir sama dengan benteng milik pemberontak.

"Sial!" Peter langsung lari turun kebawah tanpa pikir panjang. Yang lain juga ikut berlari mengikuti Peter.

"Shibal! Shibal! Shibal! Kenapa pihak Intelijen tidak memberitahu kita bahwa mereka mempunyai naga!" Joon Seo mengumpat banyak. Mereka menuruni pegunungan yang curam. Rasa lelah mereka berganti rasa takut.

"lari saja yang cepat! Biar drone yang mengurus naga itu!" Ucap Vince tergesa-gesa.

Sosok naga merupakan sosok yang cukup ditakuti hingga sekarang bagi unit darat seperti Vince dan timnya. Walaupun naga bisa dibunuh dengan mudah oleh pesawat tempur atau kendaraan anti udara, naga tetaplah naga. Mereka sangat berbahaya. Tidak mungkin Vince dan timnya menghadapi naga sebesar itu sendirian.

NGINGGG!!!!

Sebuah suara melengking dan keras mengisi seluruh daerah pegunungan.

Sebuah sinar ungu keputihan lewat diatas tim tersebut dan mendarat di depan mereka.

DUAR!!!!

Pepohonan yang berada di depan mereka hancur gosong tak berbentuk. Naga di sini menembakan semacam laser. gelombang ledakan tembakan laser naga itu membuat tim tersebut terhempas beberapa meter dari lokasi mereka.

Putri Mawar, Kstaria Perak dan Serigala UtaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang