Bab 6

26 5 0
                                    

"Martyr-01 kepada seluruh Unit Martyr, ganti!" Vince memanggil unitnya.

Tidak ada balasan yang muncul di radionya. Kini dirinya ditemani oleh sosok gadis yang muncul entah dari mana. "Sial! Dimana mereka semua!?" Ketenangan Vince sebelum dikejar naga kini hilang.

Mereka berdua sekarang tengah berada di dalam hutan pinus yang lebat. Beruntung Vince menyimpan 2 magasin yang ia taruh di rompi belakang. Setidaknya mereka bisa melawan jika diserang hewan buas.

Langit masih mendung tak kunjung hujan. Asap dari ledakan misil dan naga masih dapat dilihat dari dalam hutan. Kedua orang tersebut berjalan dengan Vince yang memimpin jalan dan Arlene yang mengikuti dari belakang.

Mereka berjalan menyusuri hutan. Sesekali mereka berhenti beristirahat karena fisik Arlene yang mudah kelelahan, namun Vince tidak mempermasalahkan itu, karena misinya sudah selesai. Setelah serangan naga tersebut, ia mendapatkan konfirmasi dari pusat dan diberi lokasi titik penjemputan.

"Kita sudah berjalan sejauh ini, dan kau masih belum berbicara. Siapa namamu?" Vince memecah keheningan. Ia sedikit risih dengan kecanggungan antara mereka berdua.

"Arlene," jawabnya singkat.

Gadis berambut hitam itu duduk di sebuah batu besar. Ia memeluk kedua kakinya dan menunduk. Ia menatap layar ponselnya yang retak dan dayanya sudah habis. Bahkan jika ponselnya menyala pun, di sini tidak mungkin ada sinyal.

Vince mengerti kondisi Arlene sedang tidak baik-baik saja. Tanpa Arlene bercerita pun, dia sudah tahu apa yang sedang dialami oleh gadis malang itu. Terpindah dari bumi ke dunia lain tanpa tahu apa yang terjadi itu sangat membuat syok dan stres.

Vince membuang nafas. "Namaku Vincent, kau bisa memanggilku Vince," ucap Vince memperkenalkan dirinya.

Arlene mulai merubah posisi duduknya. Kini ia mulai melihat sosok wajah penolong dirinya.

Seorang pria tinggi, berbadan tegap dengan mata hitam kecoklatan. Rambut pendek hitam sedikit berantakan dan basah. Kulitnya putih dengan bentuk wajah Eropa bercampur Asia Timur. Rahangnya tegas ditambah dengan ekspresi kaku nan serius memberikan pesonanya tersendiri.

"Terimakasih," lirih Arlene nyaris tidak terdengar oleh Vince.

Pria itu mengangguk kecil. "Aku mengerti dengan keadaanmu. Sekarang kau sedang stres dan kebingungan. Apakah ada sesuatu yang bisa kulakukan untuk membuatmu nyaman?" Tawar Vince baik. Dia menghampiri Arlene dan berlutut satu kaki.

Arlene yang sudah mulai merasa sedikit tenang berbicara.

"B-Bisakah kau memberitahuku sekarang aku berada dimana?" Tanyanya gugup.

"Ehm...Kini kau tengah berada di wilayah konflik Crucido, Dimensi Algea-01. Kita bukan berada di bumi," jawab pria itu menatap Arlene lembut.

"Dimana itu?" Arlene membeo.

Vince tersenyum sedikit. Ia paham maksud Arlene. Gadis itu meminta untuk menjelaskan seluruh situasi yang dialaminya, walaupun Vince tidak sepenuhnya mengerti, ia akan berusaha mencoba untuk menjelaskannya.

"Arlene, yang kau alami sekarang adalah Migration. Itu merupakan sebuah fenomena tidak lazim dimana seseorang berpindah ke dunia lain tanpa bantuan sebuah portal. Kasus yang sangat langka dan hanya bisa dihitung dengan jari sampai sekarang. Kini kau bukan berada di Bumi lagi, sekarang kau berada di Dimensi Algea-01. Apa kau mulai paham?" Vince berusaha menjelaskannya dengan perlahan.

"Apakah aku bisa kembali pulang?" Tanyanya balik. Wajahnya terlihat frustasi ketika tahu dirinya tidak berada di bumi. Sesaat yang lalu gadis itu masih di sekolah kini ia pindah di senuah tempat asing.

Putri Mawar, Kstaria Perak dan Serigala UtaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang