Prolog

1K 29 0
                                    

⬤⬤⬤⬤⬤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬤⬤⬤⬤⬤

Sssrrrrhhh....

Srrshhhh.....

Angin malam berhembus pelan menyentuh dedaunan  dan kemudian menggoyang- goyangkannya , terlihat seolah-olah barang tak kasat mata sedang mepermainkannya.

Dedaunan dari deretan bambu pun ikut Bergemerisik, bersaing dengan deritan batang - batangnya yang tumbuh rapat.

Kriikk..

Kriikk..

Kriikkkk...

Suara jengkerik terdengar bersenandung bersamaan dengan suara binatang malam lainnya.

Di sebuah pohon tinggi, terlihat burung hantu bertengger dan mengeluarkannya bunyi khasnya.

Khuu.. Khuuukkk..

Khuu.. Khuukkkk....

Mata tajamnya memandang lahan luas persawahan . Dia sedang bersiaga sambil mengintai mangsanya.

Saat seekor tikus terlihat keluar dari sebuah lubang di pematang sawah, burung itu dengan cepat terbang ke arah tikus sawah yang sedang keluar untuk mencari makanan tersebut .

Srraakkkk.. 

Sekali menyambar , makhluk penguasa malam itu berhasil membawa mangsa di cengkeraman kaki - kaki kuatnyanya. Makhluk berwarna kelabu itu pun membawa pergi mangsanya ke udara.

"Hah.. Hah..  ", Suara nafas tersengal - sengal terdengar.

Tak lama sepasang kaki dari seorang gadis melewati pematang sawah tempat tikus keluar dari sarangnya. Langkahnya sangat tergesa-gesa diantara himpitan jarit yang dipakai gadis yang menutupi kepalanya dengan selendang tenun warna gelap tersebut.

Gadis itu terlihat berlari dalam gelapnya malam di pematang  sawah yang lebarnya hanya 50 cm . Meskipun  langkahnya tak lincah perempuan itu berhasil melalui pematang tanpa terperosok ke dalam kubangan lumpur sawah yang baru diairi.

Perempuan yang berlari hanya dengan mengandalkan ketajaman matanya tersebut akhirnya sampai di sungai kecil yang menjadi batas antara bukit kecil dengan rapatnya pepohonan dengan areal persawahan.

Gadis itu segera menuruni lereng landai sungai tersebut. Kemudian dia pergi menaiki lereng agak curam di bagian seberang sungai.

Perempuan yang berlari tanpa menggunakan alas kaki tersebut nampak tidak mempedulikan jarit bagian bawahnya yang sudah basah  karena dia menyebrangi sungai. Dia terus berjalan hingga puncak tebing.

Saat sudah sampai di puncak, perempuan itu sejenak beristirahat. Dia berusaha mengatur kembali nafasnya juga.

Sebelum melanjutkan perjalanan, perempuan itu  segera melihat dan mengedarkan pandangan ke belakang sebentar. Setelah memastikan sesuatu, dia kembali melanjutkan perjalanannya di dalam kegelapan malam, diantara pepohonan yang tumbuh di atas bukit.

⬤⬤⬤⬤⬤

Jodoh Siluman Ular ( Kisah Cinta Dua Dunia) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang