4. Pembicaraan di Tengah Malam

519 11 4
                                    

⬤⬤⬤⬤⬤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬤⬤⬤⬤⬤

Menjelang hampir petang.

Ratih sibuk menghidupkan api di dalam luweng di dapur . Perempuan dengan tinggi tubuh 168 cm dan rambut panjang yang digelung tersebut nampak mengipas-ngipasi kayu di dalam luweng agar apinya menyala. Ratih terbatuk- batuk karena asap dari luweng mengepul dan menyebar ke udara. Setelah dikipasi , kumpulan kayu itu pun mulai menyala apinya . Setelah menyala. Ratih menghangatkan jangan tewel ( sayur nangka ) dalam kuali di atasnya sambil diaduk sesekali agar panasnya segera merata.

Setelah jangan tewel dalam kuali tersebut mendidih, ratih menggunakan sabut kelapa untuk memindahkannya ke tempat lain kemudian dia mengambil air dalam gentong untuk merebusnya di dalam periuk kecil.

Sambil menunggu air mendidih, Ratih meracik 3 gelas kopi untuk keluarga pamannya. Ratih menuang air putih dalam kendi ( ceret / tempat air minum yang terbuat dari tanah) ke dalam gelas yang terbuat dari tanah liat yang dibakar. Kemudian dia meminumnya dengan 3 kali tegukan.

Ratih melihat ke arah pintu yang menghubungkan antara dapur dan rumah. Dia mendengar suara ribut - ribut di luar dapur. Dia mendengar suara pamannya, pakdhe Kamto dan juga kakak sepupunya Bayu yang nampak mendebatkan sesuatu , kemudian perdebatan mereka pun  dilerai oleh bibinya.

'Hhhh.. Darimana mereka berdua itu . Hampir seharian tak terlihat, datang- datang pada ribut', Ratih merasa tak nyaman setiap kali mendengar keluarga pamannya ribut sendiri. Kejadian seperti ini sering terjadi. Dan dia tak mau ikut campur dengan urusan mereka. Meskipun Ratih masih berhubungan darah dengan pamannya, namun dia tak mau ikut campur dalam setiap masalah dan juga keputusan yang diambil oleh keluarga ini.

Ratih menegakkan punggungnya saat dia mendengar namanya disebut- sebut oleh paman dan kakak sepupunya.

'Kenapa mereka menyebut- nyebut namaku?? Perasaan aku tak pernah membuat masalah untuk mereka ', batin Ratih merasakan sesuatu yang tidak nyaman.

Air di dalam periuk mendidih. Ratih segera membuat kopi dan kemudian segera menghidangkannya agar dia bisa segera beristirahat. Saat menghidangkan kopi, keluarga pamannya mendadak tak ada suara dan mereka terlihat gugup saat melihatnya.

Ratih merasakan sesuatu yang tak beres. Namun , dia tetap tersenyum. Setelah menghidangkan minuman, dia segera pergi untuk istirahat di bilik kamarnya sendiri.

............

Di dalam bilik.

Ratih tak segera tidur karena dia penasaran dengan apa yang dibicarakan oleh keluarga pamannya. Masalahnya, apa yang dibicarakan mereka itu sepertinya berkaitan dengannya. Itu benar-benar membuatnya gelisah. Kalau tidak berkaitan dengannya, dia akan cuek dan tak penasaran.

Ratih mendengar suara bisik-bisik di ruang tamu yang membuatnya makin penasaran. Dia menajamkan pendengarannya. Namun, sepertinya pembicaraan tentangnya sudah berakhir dan mereka membicarakan hal lain.

Jodoh Siluman Ular ( Kisah Cinta Dua Dunia) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang