34. pernikahan 2

240 8 1
                                    

⬤⬤⬤⬤⬤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬤⬤⬤⬤⬤

Pak Marjan dan istrinya melihat rumah baru mereka yang sudah berdiri kokoh dan besar di hadapan mereka. Dua rumah dengan bentuk joglo tersebut nampak terlihat sangat nyaman untuk ditinggali dan terlihat asri dengan beberapa tanaman hias di dalam pot di bagian teras - terasnya.

"Kuharap Ratih nanti senang ya pak saat dia melihat rumah barunya ", ucap istri pak Marjan dengan hati yang puas.

"Iya, semoga saja. Oh ya buk, sudah disiapkan barang- barang yang akan di bawa ke tempat Ratih? ", tanya laki-laki itu mengingatkan.

Sebentar lagi para undangan dari desa kebun kopi akan dijemput untuk menjadi pendamping perempuan. Mereka harus segera bersiap agar saat jemputan datang mereka tinggal berangkat.

"Sudah pak. Aku juga sudah menyiapkan perbekalan untuk perjalanan. Katanya mbah Mangun jauh perjalanannya, jadi aku menyiapkan banyak bekal untuk kita selama perjalanan ", ucap istri laki-laki tersebut.

"Iya buk . Perjalanannya sangat jauh, daripada beli- beli makanan, memang hemat klo membawa perbekalan sendiri ", ucap pak Marjan.

Pak kepala desa datang ke halaman mereka.

"Hey Jan, kapan kita berangkat. Istriku masih mau membeli jarit untuk anakku. Kira- kira masih ada waktu tidak ", ucap Pak Kepala Desa.

"Kita berangkat klo mbah Mangun sudah tiba. Mumpung sekarang belum datang, pergi saja untuk mempersiapkan apa pun yang perlu di bawa ", ucap pak Marjan.

"Oh iya sudah. Aku pulang dulu klo begitu ", pak  kepala desa segera pulang ke rumahnya untuk mengantarkan istrinya pergi ke pasar dengan dokar.

Tetangga pak Marjan lainnya juga muncul untuk bertanya-tanya beberapa hal.

"Kang Marjan, acara pesta di sana lama tidak ya, aku punya ternak takut klo kelamaan ditinggal nanti tidak ada yang memberikan makan ", ucap tetangga pak Marjan.

"Iya. Aku juga punya kambing. Wes aku gak melu ae, biar istri sama anakku yang ikut ", ucap tetangga lainnya lagi.

"Yah, monggo , silakan. Bagaimana pun hewan ternak juga penting. Klo tidak bisa datang, hanya istri dan anak  kalian yang ikut juga boleh kok. Tidak ada paksaan", ucap pak Marjan.

"Ya tapi sayang juga yah tak bisa ikut. Pasti pestanya sangat megah dan banyak makanan enaknya ", ucap pemilik kambing.

"Ya klo sayang ikut, saja nanti minta tolong orang untuk kasih makan ternak ", ucap yang lain ikut gabung untuk nimbrung.

Saat orang-orang itu sedang sibuk membicarakan persiapan di keberangkatan di halaman rumah baru pak Marjan, mereka mendengar suara gemuruh suara kaki kuda dan juga suara kereta.

"Suara apa itu. Apa ada rombongan dari kerajaan yang lewat jalan kita", ucap seseorang yang penasaran saat melihat beberapa orang turun ke jalan untuk melihat siapa yang lewat di jalan desa mereka.

Jodoh Siluman Ular ( Kisah Cinta Dua Dunia) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang