18. Kereta kuda

371 9 5
                                    

⬤⬤⬤⬤⬤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬤⬤⬤⬤⬤

Pagi Hari

Rumah pak Kajan

Pak Kajan terlihat sedang memberi makan burung perkutut miliknya yang dia taruh dalam sangkar bambu yang bagus.

Seorang laki-laki paruh baya yang merupakan adik dari laki-laki tersebut pun datang padanya untuk bertanya satu hal.

"Kang, kemarin sudah ketemu mbah Mangun belum ? ", ucap laki-laki itu dengan nada heran.

"Sudah. Kemarin aku sudah membawanya ke sana. Klo tak percaya , tanya sama Marjan, Nduk diobati di sana", ucap laki-laki itu kemudian dia bersiul - siul dan burung perkututnya pun menyahut dengan riang.

Hurukututuuutt.. Kututtt...

Hurukurkurrrkutt.. Kutut.. Kututt...

"Tapi kang, ko Galuh tetap seperti orang kesambet ( kemasukan makhluk halus) ", ucap laki-laki itu gelisah melihat anaknya yang nampak senyum- senyum sendiri di sisi teras lain. Dan pandangannya Galuh pun juga terlihat berada di dunia lain.

"Habis lihat orang gagah dan tampan ya begitu toh.. Kasmaran", ucap pak Kajan kemudian dia bersiul lagi dan kemudian di sahuti oleh burungnya.

"Oalah alaaahhh.. ", bapaknya Galuh pun lega saat tahu anaknya bukan sedang kesambet seperti kemarin.

"Siapa tah kang yang dilihat Galuh", tanya laki-laki itu tiba-tiba penasaran.

"Itu, tuannya mbah Mangun", ucap laki-laki itu mengingat tatapan Galuh pada laki-laki gagah tampan yang sering terlihat bersama mbah Mangun akhir-akhir ini.

"Oooo... ",

"Orangnya masih muda gagah, ganteng, baik lagi.. Joss pokoke. Beda sekali sama sampah masyarakat itu",ucap pak Kajan sambil matanya menatap ke arah jalan. Di jalan dia melihat 3 orang pemuda desa yang terkenal tukang buat onar, dan bisanya nyusahin orangtuanya saja. Mereka adalah sampah masyarakat yang kerjanya luntang-lantung gak jelas saja.

"Wah kenalkan kang, siapa tahu bisa jadi jodohnya Galuh. Sekarang ini susah cari jodoh yang baik bibit, bebet , bobotnya ", ucap laki-laki itu bersemangat. Usia anaknya sudah mencapai  rata-rata usia pernikahan di masa mereka. Jadi laki-laki itu sedang mencari jodoh yang untuk anaknya.

"Datang saja ke rumah pak Marjan. Dia sering muncul di situ ", ucap pak Kajan sambil menurunkan kurungan burung perkutut lainnya.

"Pak Marjan ? ", ucap adik laki-laki itu membuat kakaknya terdiam.

"Eee... Kenapa ya dia sering ke rumah itu. Yah, kami baru bisa melihatnya saat di rumah itu ada masalah. Sebelumnya.. Laki-laki itu tak pernah muncul di desa ini? ", Pak Kajan bertanya-tanya sendiri.

⬤⬤⬤⬤⬤

Ratih nampak kesal saat dirinya masih ingat klo keponakan pak Kajan nampak suka pada Arya Bagaspati. Pokoknya hatinya tiba-tiba merasa jadi panas saat tahu ada perempuan lain yang menyukainya.

Jodoh Siluman Ular ( Kisah Cinta Dua Dunia) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang