T.W.O

406 53 5
                                    

"Benarkah?" tanya Jack kaget dan diiringi dengan kekehannya yang paling aku suka. Entahlah, kurasa kekehannya seksi.

"Hahaha iya. Lucu sekali. Si Koran itu benar benar gampang tertipu." tawaku benar benar tidak bisa ditahan.

"Horan, Megan. Tapi kau benar benar jahil sekali. Memang sifat jahilmu tidak bisa hilang ya." Jack mencubit pipiku.

"Aww.. sakit. Tapi ya beginilah aku, Jack." Jack tersenyum padaku.

"Ya jadilah dirimu sendiri, Megan. Aku mau jika kau mempunyai kekasih, dia bisa menerima segalanya yang ada pada dirimu. Dan pastinya tidak akan menyakitimu seperti si brengsek, Logan." aku tersenyum pada Jack.

Aku melirik jam tangan milikku. "Jack, jam menunjukkan pukul 7p.m. Aku akan membuatkan makan malam, okay?" Jack mengangguk.

Aku bangkit dari sofa, dan berjalan menuju dapur. Aku membuka kulkas dan melihat persediaan makanan. Persediaan makanan telah habis.

"Jack, aku akan pergi membeli makanan. Persediaan makanan telah habis. Kau dirumah saja ya."

"Tidak. Aku tidak mau kau pergi malam malam sendiri tanpaku. Aku ikut."

"Ugh, Jack. Aku sudah dewasa. Aku bisa menjaga diriku baik baik. Kau tidak perlu khawatir okay?" Jack membuang nafas dan mengangguk.

Aku berjalan menuju kamarku dan menggunakan jacket dan celana jeans.

"Aku pergi Jack. Bye!"

"Okay, hati hati Megan. Bye!"

Aku berjalan keluar rumah. Udara malam di London cukup dingin. Aku dapat sedikit kehangatan memakai jaket ini. Aku menelusuri jalan London menuju Nandos.

Keadaan di Nandos lumayan ramai. Ada sedikit peningkatan dari siang tadi.

Aku berjalan menuju kasir dan memesan makanan untukku dan Jack. Setelah makanan yang kupesan telah siap, aku memberikan beberapa lembar uang kepada Maly, penjaga kasir tersebut. Tentu aku mengenalnya.

"Terima kasih, Megan. Hati hati dijalan." ucap Maly.

"Okay. Bye, Maly!" aku berjalan keluar dari Nandos. Setelah beberapa langkah yang aku ambil ketika sudah diluar Nandos, seseorang menabrakku dan membuat makanan yang baru saja aku beli jatuh berhamburan.

"Oh god!"

"Ops, sorry, girl. Aku benar benar tidak sengaja. Maafkan aku. Biar aku ganti makananmu." aku berusaha menatap wajah orang yang telah menabrakku, tapi karna disini gelap jadi wajahnya tidak terlalu jelas.

"Hello! Kau melamun? Ayo ikut aku untuk mengganti makananmu."

"Uh, i..iya." aku berjalan beriringan dengannya. Sampai akhirnya sebuah cahaya yang di pancarkan dari Nandos dapat membuatku melihat wajahnya.

Rambutnya yang curly, mata hijaunya, bibirnya, wajahnya, dan oh my.. perfect! Aku tidak menyangka bisa bertemu orang setampan dia.

"Harry!! Harry!!" teriak para gadis gadis yang ada di Nandos. Loh kenapa semua gadis ini menghampirinya? Namanya Harry?

"Aku ingin berfoto denganmu!!"

"Aku ingin tanda tanganmu, Hazz!!"

"Aku ingin menciummu, Haroldd!!" Ew.

"Hazz aku ingin memelukmu!!"

"Harry aku ingin kau menikahiku." What the hell is that girl say like that?

Itulah teriakan teriakan para gadis yang aku dengar. Lelaki yang kutahu bernama Harry ini tersenyum dan meladeni setiap para gadis yang meminta sesuatu padanya. Tapi tidak untuk menikahi gadis itu.

Dream Instructions ↭ n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang