Chp.4 ✧

338 53 9
                                    

Malam pun tiba, kini mereka sedang memilih kamar. kamar kosong di rumah Arion ada 5 kamar. Cewe-cewe ada di lantai 1, sedangkan lelaki di lantai 2
kamar 1 » Key, Elya, Selia
kamar 2 » Mia, Shannon, Echi
kamar 3 » Gin, Souta
kamar 4 » Krow, Zaki, Garin
kamar 5 » Mako, Riji, Istmo

kalian nyari Harris? pake nanya. Jelas sama Arion lah.
Jadi sebenarnya Harris satu kamar dengan Gin dan Souta tapi Arion gamau sendirian katanya, setelah beberapa perdebatan dengan yang lainnya akhirnya Harris yang menyerahkan diri untuk sekamar dengan Arion.

Beberapa dari mereka yaitu Riji, Krow, Gin, dan Arion belum tidur dan sedang bermain PS di ruang keluarga lantai 1 padahal ini sudah hampir tengah malam.

"gw tidur duluan ya, pusing kepala gw" Arion mengundurkan diri dan pergi ke kamarnya.
Kemudian setelah itu, seseorang keluar dari salah satu kamar.
"Rion dimana?" tanya Key
"udah ke kamar tadi" jawab Krow

"gamenya udahan atau mau gw rusak?" Key berkacak pinggang menatap anak-anak yang masih bermain game itu.
"bentar Key, bentar lagi inii nanggung" mohon Riji
"beneran ini dikit lagi sumpah Key" susul Gin

"saatuu................duuaa..........." belum selesai Key menghitung mereka akhirnya menyudahi permainannya, mereka tau jika Key sudah mulai menghitung berarti dia benar-benar serius.

"tidur. sakit mampus kalian, gw suruh anak-anak yang lain buat gausah rawat atau jenguk kalian" Key membalikkan badan dan kembali ke kamarnya.
Kenapa Key seperti itu? Sebenarnya dia sudah dititipi oleh mama Shina agar Arion tidak tidur larut malam, karna kesehatan sedang menurun sejak 2 hari yang lalu, namun tidak separah itu. Dan untungnya Arion sudah naik duluan sebelum dimarahi Key.

--------------

*di kamar Arion

"ga liat jam ya yon? keren kah udah jam segini belum tidur? mentang-mentang besok libur" Harris mengucapkan itu sambil membelakangi Arion yang masih di pintu.
"ngga gitu, mereka yang maksa aku riss" bela Arion.
Harris tidak menanggapi pembelaan Arion dan kembali memejamkan matanya.

Arion merebahkan tubuhnya di sebelah Harris.
"kepala aku sakit riis" keluh Arion
"salah siapa aku tanya?" jawab Harris ketus
"iya maaf, salah aku sendiri" Arion menurunkan posisi tidurnya, lalu menduselkan kepalanya ke punggung Harris. Itu sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka berdua.

"sakit kamu kambuh?" tanya Harris kemudian menolehkan kepalanya dan mengecek lelaki dibelakangnya.
"sakit banget riss" keluh Arion lagi
"udah minum obat?" tanya Harris
Arion menggelengkan kepalanya.
"obatnya kamu taruh dimana??" Harris mulai khawatir dengan kondisi Arion
"di deket kulkas dapur" Arion menjawab dengan menahan rasa sakitnya.
Harris segera bangun, menghidupkan lampu dan mengambil obat itu.
"kenapa narohnya jauh banget sih?? yaudah tunggu bentar aku ambil" Harris bergegas turun ke bawah untuk mengambil obat dan minum.

"kenapa ris? kok buru-buru?" tanya Gin yang sedang merapikan ruang keluarga bersama Riji dan Krow
"rion.." Harris menjawabnya sambil berlari ke ke dapur
"hah?" Gin yang kaget segera menghampiri kamar Arion.
Riji dan Krow yang bingung akhirnya hanya mengikuti Gin.
"kenapa si ji?" tanya Krow sedikit berbisik
"mana gw tau jing" jawab Riji

"yonn!??" Gin panik melihat temannya itu sedang meringkuk dan menjambak kuat rambutnya sendiri.
"lepasin tangan lo Arion!! lo mau botak!??" Gin mencoba menghentikan Arion menjambak rambutnya, namun tidak bisa
"rion!" Harris datang membawa termos kecil, gelas dan satu wadah obat.
"yon liat aku yon! minum obatnya buruan"
Gin dan Harris membantu Arion bangun dan meminum obatnya.

✧in another life✧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang