Sebelumnya KA gk bakal bosen-bosennya ucapin Terimakasih buat yang udah nyempetin baca & komennya... Maaf jika updatenya terlalu lama.
sebelumnya:
"Aku mencintaimu, Freen Sarocha! Teganya kau menyakitiku seperti ini! Kamu akan membayar untuk rasa sakit ini, Tuhan akan memberikan hukuman yang setimpal padamu Freen" Dia bersumpah dan lari keluar dari restoran itu sambil menangis.
Freen mengelus pipinya yang sakit.
"Wow, sobat. Dia benar-benar marah" Akhirnya Nam berkomentar.
Freen hanya mengedikkan bahunya acuh.
Perempuan yang rumit pikir Freen dalam hati.
.
.
.
Aku merasa bahagia sepanjang perjalanan ke rumah sakit, tersenyum seperti orang gila. Aku disambut Bibi Seoul di resepsionis, dan melambaikan tangan kepada Irin di sudut ruang tunggu.
Ya, setelah 3 minggu Aku akhirnya mengenal mereka semua. Aku pernah mencoba untuk menanyakan latar belakang Becca.
Sangat jelas mereka tidak ingin memberitahukan kebenaran tentang latar belakangnya. Becca juga tidak pernah membicarakannya, tapi Aku tidak keberatan dengan hal itu. Mungkin dia butuh lebih banyak waktu untuk menceritakan masa lalunya.
Aku membuka pintu halaman rumah sakit itu dan dihadapkan dengan punggung Becca. Dia sedang berjalan menuju air mancur. Aku tersenyum melihatnya.
Jantungku berhenti berdetak saat aku melihatnya tiba-tiba jatuh ke tanah.
"Becca!" Aku berlari ke arahnya dengan segera, Aku membalik tubuhnya.
SHIT! - kejang Tonik - klonik. Aku memeluknya dengan erat.
"Irin cepat panggil dokter! Becca kejang-kejang! "
Aku setengah berlari kedalam klinik dengan menggendong Becca di lenganku, Aku meletakkannya di tempat tidur. Dia tidak berhenti kejang-kejang. Air mata mulai jatuh begitu saja dari mataku.
"YA TUHAN, DIMANA DOKTER!" Teriak ku.
Dokter Noey Natnicha datang bersama dua perawat, mereka memegang lengan Becca kencang, mereka memasang selang infus di tangannya.
"Saya butuh Lorazepam" kata dokter kepada perawat
Perawat seger membuka tas dan mengeluarkan botol lorazepam, membuka segel botol dan memberikan alat suntik ke Dokter Noey.
Dia menyuntikkan obat tersebut dan dalam hitungan detik aku bisa melihat bagaimana otot Becca melemah, menyisakan kejang fokal di lengan kanannya. Dokter Noey memberinya suntikan kedua dan dia berhenti kejang dan mulai rileks. Aku terus memeriksa dadanya memastikan bahwa dia masih bernapas.
"Pasangkan dia masker oksigen dan 1 liter ringer untuk infusnya. Akan butuh waktu lama sampai dia sadar. Oh dan pasangkan juga pulse oximetry padanya" Dokter Noey berbicara kepada para perawat.
Para perawat memeriksa tekanan darah dan memasangkan pulse oximetry pada Becca. Mendengar jantungnya masih berdetak entah bagaimana membuatku sedikit lega.
Setelah semua orang pergi, aku duduk di kursi samping tempat tidurnya. Aku melihat luka kecil goresan terbentuk di dahinya, mungkin terkena batu saat dia terjatuh. Aku menyeka darah di sudut bibirnya, aku rasa dia menggigit bibirnya selama kejang berlangsung.
'Kebutaan dan kejang Tonik-Klonik, semua merujuk ke satu penyakit' aku mulai menebak.
Entah kenapa pemikiran tersebut justru membuatku menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamulah satu-satunya (FREENBECKY)
FanfictionCeritanya sederhana kok, cuma 6-7 Bab Tentang pemain yang akhirnya bertemu dengan cinta sejatinya namun ada yang harus dikorbankan