Sebelumnya KA gk bakal bosen-bosennya ucapin Terimakasi banyak buat yang udah nyempetin baca dan kasih komentar...
Selamat membaca kelanjutannya... semoga suka
Mohon maap kalo masih banyak Typo, atau bahasa ngeribetin jadi susah dimengerti.Lets kita lanjutkan ! jangan lupa vote dan komennya
.
.
Cerita sebelumnya:
Dia lulus kedokterannya dalam setahun, bahkan berhasil membuatnya menjadi Kepala Departemen termuda dalam sejarah Rumah sakit Bangkok.
Dia memang dilahirkan untuk menjadi seorang pemimpin, karena semua rekan kerjanya mengagumi kinerja dan dedikasinya.
Tapi dia bukan lagi Freen yang Aku kenal dulu. Sejak hari dimana aku berkata dia tidak diizinkan untuk melihat Rebecca lagi, dia tidak pernah tersenyum sedikitpun, seolah-olah hatinya telah mati.
Aku menghela napas. Apa yang harus Aku lakukan?
.
.
.
*Rebecca POV*
Aku berlutut di depan bunga Bluebell di rumah sakit Jantung Hati. Jadi inilah alasan kenapa Aku begitu terpesona saat melihat bunga ini di Jerman.
Bibi Seoul yang menunggu resepsionis menangis saat dia melihatku, Phii Irin juga ikut menangis. Mereka adalah orang yang telah merawatku, sayangnya Aku tidak bisa mengingatnya.
Aku duduk di bangku putih di halaman belakang rumah sakit ini. Entah kenapa rasanya seperti ada sesuatu yang hilang. Aku merasa kehilangan sesuatu yang Aku tidak tahu apa itu. Seolah Aku kehilangan separuh jiwaku.
Tanpa sadar Aku menggerakan tanganku ke tempat kosong di sebelahku. Apa dulu ada seseorang yang selalu duduk di sampingku? Rasanya begitu kosong duduk di sini sendirian.
Aku memegang buku cerita di tanganku, rasanya nyaman merasakan titik-titik di jariku lagi. Aku tersenyum saat Aku membuka halaman demi halaman buku ini.
"Rebecca..." Sapa seseorang tepat di depanku tanpa Aku sadari.
Aku mendongak dan Aku melihat Phii Nam.
"Apa sudah waktunya?" Aku bertanya kepadanya.
"Ya" Dia menjawab dengan anggukan kecil.
Aku tidak bisa berhenti berterima kasih padanya. Setelah kami kembali ke Thailand, dia memintaku untuk wawancara di berbagai stasiun radio. Mereka ingin mendengar ceritaku, Aku menulis sebuah buku berjudul "Hidup tanpa cahaya" ketika Aku di Jerman. Phii Nam yang memasarkan bukunya dan itu menjadi salah satu buku best seller di Thailand.
Setidaknya Aku punya satu jadwal wawancara dalam sehari dan Aku biasanya akan menyanyikan lagu yang aku tulis sendiri di beberapa acara wawancara tersebut. Dan selalu trending, Aku menolak untuk menandatangani kontrak dengan perusahaan apapun. Karena Aku tidak berminat menjadi sorotan media. Aku suka menyanyi, tetapi Aku tidak pernah tertarik untuk hidup seperti kebanyakan idola, yang selama hampir 24 jam per hari dalam seminggu selalu dikelilingi kamera.
Pertunjukan live juga beberapa yang aku adakan, sebagai bintang tamu di acara musik variety. Aku tidak percaya beberapa dari bintang Pop yang terkenal bahkan ada yang memintaku untuk menjadi pacarnya. Tapi Aku menolaknya dengan sopan.
Hatiku sudah milik orang lain, meskipun Aku tidak tahu siapa orang itu, tapi aku yakin aku akan menemukannya jika Aku mendengar suaranya lagi.
Phii Nam menemukan apartemen yang bagus untukku. Dia datang untuk mengunjungiku dengan suaminya kadang-kadang, Phii Heng. Mereka terlihat lucu saat bersama. Aku menyukai bagaimana mereka saling menyayangi satu sama lain, meskipun sifat mereka sangat berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamulah satu-satunya (FREENBECKY)
FanfictionCeritanya sederhana kok, cuma 6-7 Bab Tentang pemain yang akhirnya bertemu dengan cinta sejatinya namun ada yang harus dikorbankan