07

135 10 3
                                    

"Teme!!!" teriak seseorang dari kejauhan dengan suara melengking khas nya itu.

Yang dipanggil hanya berdecak, berdoa semoga saja gendang telinganya masih betah pada tempatnya. Menoleh menatap sosok ceria itu yang jaraknya masih jauh. Tapi sudah berteriak sekencang itu. Sasuke kembali menyandar pada pohon. Menutup matanya, pura pura tak peduli.

Padahal, mah ia berkali kali melirik ke arah Naruto. Sok sok an aja gak peduli. Sekali lagi diingatkan. Gengsinya Sasuke itu, sebesar jupiter, seluas samudra, setinggi langit, dan sedalam palung mariana.

"Setidaknya kalau aku memanggil itu, jawab, Teme!" Naruto kembali bersuara ketika sudah berada di depan Sasuke.

Merasa dicueki kembali, Naruto menggeplak kepala Sasuke dengan keras. "Jangan diam saja! Dasar payah!".

"Sakit, Dobe! Kau mengganggu kesenanganku!" balas Sasuke dengan ketus. Meringis sambil memegangi kepalanya yang nyeri itu.

Naruto hanya mencebik kesal. Ia tidak suka dicueki oleh Sasuke. Ia mengakui hal itu sekarang, itu menjengkelkan. Diam diam, ia menatap ke arah Sasuke yang kembali duduk bersandar pada pohon, menutup matanya dengan tenang. Ekspresi dingin Sasuke entah kenapa membuat Naruto...

Deg !!

Hei, hei! Perasaan apa ini? Jantungnya berdetak kencang. Dan darahnya berasa mendesis hebat. Pipinya panas dan memerah. Naruto panik, nggak mungkin dia punya penyakit jantung kan? Yang benar saja, usianya baru 16 tahun.

Dengan pelan, Naruto mendekatkan tangannya ke wajah Sasuke. Berniat menyentuhnya. Entahlah, itu ia lakukan tidak atas dasar kemauannya. Ia hanya reflek, ia tidak sadar.

Sasuke dengan cepat memegang lengan Naruto, menahannya. "Kau mau apa, Dobe?" tanya Sasuke heran. Membuka matanya.

"Ehh ehh.. Eng-enggak, apaan sih, Teme! Tadi ada sesuatu di wajahmu!" kata Naruto menyangkal. "Lepaskan tanganku, Teme!" Naruto menarik tangannya.

Sia sia, Sasuke makin mengeratkan pegangannya, hingga lengan Naruto sedikit memerah, "Tidak mau,".

Laki laki berambut kuning itu, lantas kembali memberontak. Tapi tetap saja, tenaga Sasuke lebih besar. Mau sampai kapanpun kayaknya nggak bakalan bisa. Jadi, Naruto menyerah saja. Ia diam.

Sekarang giliran laki laki berdarah Uchiha itu yang heran. Tumben, Naruto diem. Ia kemudian melirik sedikit. Tanpa sengaja, ia melonggarkan sedikit pegangan tangannya pada Naruto.

"Kau kenapa, Dobe?" tanya Sasuke sedikit khawatir.

Dalam sekejap, Naruto langsung melepaskan tangannya itu. Berniat lari, tapi malah kesandung kakinya sendiri. Aduh kasian banget ya, sial banget Naruto kayaknya.

"Aduhh.." ringis pelan Naruto.

Sasuke langsung melirik lutut Naruto. Nggak apa apa. Yaudah, "Makanya jangan iseng," balas Sasuke dengan muka datar.

"Dasar! Kau yang membuatku begini tau!"

"Siapa suruh tidak hati hati!"

Naruto hendak kembali bangkit dan berjalan menjauh, niatnya mau gangguin Sasuke karena mau cari perhatian, malahan dicuekin gitu aja. Memang dasar, Teme! Tanpa menoleh lagi menghadap Sasuke ia langsung melengos pergi. Namun sayang seribu sayang, tangannya kembali dicekal Sasuke.

"Mau apaan lagi?" Naruto bertanya dengan emosi jiwa.

Sret !!

Tanpa menjawab pertanyaan Naruto, Sasuke kembali menarik Naruto hingga jatuh terduduk disampingnya. Dengan kedua kaki Naruto yang selonjoran. Sasuke segera membaringkan kepalanya di paha Naruto.

SHISUI X ITACHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang