Bab 4

127 16 0
                                    

.

.

.

.

Happy Reading

.

Enjoy:3

.

.

Seo Johnny pria itu masih tampak muda dan gagah di usianya yang sudah berada di akhir kepala empat namun matanya meredup, tidak ada sinar di dalam pancaran matanya, ia berubah menjadi sosok dingin di lingkungan kerjanya. Puluhan tahun yang lalu ia bertemu dengan sosok cantik yang membuatnya yakin melangkah ke jenjang lebih serius di usia yang begitu muda. Keduanya saling mencintai dan berkomitmen dalam status yang lebih serius yakni pernikahan.

Ten Lee, pria manis yang memiliki darah Thailand. Mereka bertemu di tempat les bahasa Korea sejak SMA. Simplenya mereka berteman dan jatuh cinta.

Masa-masa indah itu begitu cepat berlalu hingga lahirlah putra pertama mereka Seo Hendery, bayi yang begitu mirip dengan Ten. Kebahagian mereka menjadi berlipat ganda setelah setahun kemudian bayi kedua mereka lahir, wajahnya menggemaskan dengan mata bulat yang memiliki perpaduan keduanya. "Seo Donghyuck, nama yang cantik bukan? Aku harap dia selalu jadi cahaya bagi keluarga kita" senyum Ten mengembang menatap bayi kecil mereka.

Keluarga harmonis, keluarga cemara sebelum malam itu. " DONGHYUCK KATAKAN SEKARANG SIAPA AYAH DARI ANAK YANG KAU KANDUNG!!" Johnny menatap putra kesayangannya dengan tatapan kecewa. Putranya itu masih terlalu muda dengan perangai yang manja dan kekanak-kanakan bagaimana bisa Johnny melepasnya ke kehidupan yang keras. Bagaimana Johnny tega melihat putranya merelakan masa mudanya begitu saja. Ia masih ingin melihat senyuman putranya keceriaan putranya setelah pulang bekerja, Ia tidak rela.

"Appa aku akan menikah dengan Mark hyung, dia mau bertanggung jawab atas bayi ini. Dia sudah berjanji" isakan tangis itu memenuhi ruangan. Johnny mengusap wajahnya kasar, ia menyayangi keluarganya jika saja ia harus menukarkan nyawanya sendiri untuk melihat senyum dari anggota keluarganya, ia akan lakukan. Tapi apa yang terjadi sekarang? Ia berusaha sekeras mungkin namun putra yang ia sayangi juga banggakan mengecewakannya.

"Ya Tuhan, Lalu apa? kalian tidak saling mencintaikan? tinggalah bersama Appa. Jangan menikah dengan pria yang menikah denganmu hanya karena tanggung jawab"

"Donghyuck mohon ampun, Appa" ia masih setia berlutut dihadapan kedua orang tuanya. Ia tak berani menatap Appa dan maenya sekarang, ia merasa jadi anak paling buruk saat melihat kedua orang tuanya menangis karenanya.

"Bangun, Seo Donghyuck Appa bilang bangun sekarang" Donghyuck masih bergeming menunduk menatap perutnya yang masih rata. Kesedihan itu berlipat ganda, Appanya itu sangat menyayanginya bahkan setelah ia mengecewakannya.

"Bangun, kasian anakmu jika kau berlutut terlalu lama. Appa kecewa renungkan kesalahanmu dikamar dan jangan berani kabur menemui pria itu. Istirahatlah"

Kilas balik yang begitu cepat Johnny yang semula menatap wajah putranya yang penuh air mata itu berubah dalam beberapa detik menjadi penuh darah. "DONGHYUCK BANGUNLAH, APPA DAN MAE DISINI, KAU MINTA KAMI MENJEMPUT MU KAN? BANGUN SEKARANG" Ten mengusap punggung suaminya ini semua tidak pernah ada di benak mereka. Mereka hancur begitu cepat melihat putranya kini hanya diam tak bernyawa.

"DONGHYUCK, APPA TIDAK PERNAH MARAH PADAMU TIDAK PERNAH KECEWA PADAMU. KAMI MENYAYANGIMU. BANGUNLAH DONGHYUCK....BANGUN APPA MOHON. KAU INGIN APA JANGAN MENGHUKUM APPAMU INI" Johnny masih menguncang pelan tubuh putranya yang dingin merangkum wajah pucat itu dengan kedua tangannya. Air mata tak berhenti mengalir membasahi pipinya.

ReoccurringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang