[Oneshot collection | Previous title: Phosphenes]
Odds and Ends (n); miscellaneous remnants or leftovers
Kalau ini permen, bungkusnya ngga isi deskripsi pasti rasa tertentu, jadi kalian ngga akan tahu rasa apa yang bakal kalian dapat, kecuali kalau...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku berusaha melupakan masa lalu. Tapi, sepertinya aku malah berakhir melupakan bagian dari diriku.
Aku awalnya tidak yakin, tapi pada suatu hari, kehadiran Hyde tepat di depan pintu flat-ku, memulai perjalananku menemui jawaban itu.
Hubunganku dengan Hyde dapat dinamai dengan banyak istilah. Dia adalah temanku, karena sewaktu masih anak-anak kami sering bermain di taman bersama. Lalu dia juga adalah tetanggaku, karena dahulu kami tinggal bersebelahan. Selain itu, dia juga adalah orang yang berusaha aku hindari, karena suatu perasaan yang tak terjelaskan muncul setiap kali aku melihat wajahnya yang babak belur karena dirundung.
Hyde dirundung habis-habisan selama di sekolah menengah, dan sebagai saksi layaknya seantero kelas, aku memalingkan wajah, berpura-pura tak mengenal apa lagi memiliki hubungan apa pun dengannya.
Tentu saja semua orang hanya berusaha menyelamatkan dirinya sendiri, dan aku juga tak ingin mengecualikan diriku. Hubunganku dengan Hyde pun renggang tanpa perlu bersusah payah. Setiap kali tatapan kami bertemu di sekolah, aku selalu melewatinya begitu saja. Jika sepulang sekolah kami juga bertemu di jalan di dekat kompleks rumah kami, aku sejenak akan memandang wajahnya yang terkadang dipenuhi noda darah mengering, sebelum menunduk dan berlari ke dalam rumah.
Hyde sudah seperti bagian dari masa lalu lapuk yang aku tinggalkan. Sekarang, tahun-tahun tersebut telah lama berlalu. Aku telah pindah ke sebuah flat di kota. Aku tak pernah lagi kembali ke kompleks perumahan di mana rumah kami bersebelahan, mengunjungi sekolah tempat aku menyaksikan bagaimana Hyde dirundung, atau membongkar memori di dalam otakku dalam rentang waktu tersebut. Dan, aku tak pernah lagi menatap wajah pria itu.
Namun, bagai ngengat yang menggilai cahaya, Hyde kembali memasuki hidupku.
Suatu hari, seorang mengetuk pintu flat-ku, dan aku menemukan Hyde tepat berdiri di balik pintu.
Wajah pria itu tak lagi dipenuhi memar, sayatan, maupun noda darah kering.
“Lama tidak berjumpa! Aku menanyakan ke mana kau pergi ke banyak orang. Akhirnya, aku menemukanmu,” ujarnya dengan senyum merekah.
Mengingat masa lalu, mungkin seharusnya kami tak usah bertemu kembali, tapi dengan mengingat masa lalu juga, aku tak bisa langsung menutup pintu dan mengabaikan perubahan yang sangat mencolok tersebut.
Well, semua orang berkesempatan untuk berubah, bukan? Dan semua orang memiliki kesempatan untuk memulai hal baru.
Jadi, aku tak membanting pintu tepat di depan wajahnya, melainkan menyambut kedatangannya. “Ah, kita sangat lama tidak bertemu.”