Minggu ke minggu terlewati, hubungan suami istri itu masih masih sama seperti sebelumnya. Kandungan Maddy sudah berusia 10 Minggu, seragam sekolah masih bisa menutupi bentuk perutnya yang perlahan-lahan mulai membesar.
Pagi ini Arkan mengantar Maddy sekolah seperti biasa. "Hati-hati ya, ibu hamil ga boleh kecapean," peringat Arkan sebagai suami.
"Iya kak, aku sekolah dulu ya," ujar Maddy lalu mengecup bibir suaminya sekilas.
Arkan melanjutkan perjalanan, hari ini ia ada kelas pagi di kampusnya.
Sedangkan Maddy berjalan santai ke sekolah, semenjak hamil dia memang sangat berhati-hati dalam hal sekecil apapun. Maddy tidak ingin mengambil resiko kehilangan janinnya. Saat pelajaran olahraga pun ia selalu beralasan sakit, dan selalu berkunjung ke UKS.
Maddy menyapa Mela yang sudah tiba lebih dulu. "Pagi Mel." Dia duduk di samping temannya itu.
"Pagi Madd. Lo belum sarapan?" tanya Mela melihat Maddy mengeluarkan tempat bekal."
"Udah, tapi laper lagi," jawab Maddy.
"Ya ampun, pantes aja Lo makin ngembang sekarang."
Maddy tersenyum. "Maddy tambah cute kan?"
"Idih malah narsis."
"Hehehe makanannya enak, dimasakin Ka-" Maddy menghentikan ucapannya, ia hampir saja keceplosan.
"Dimasakin siapa?" tanya Mela.
"Dimasakin mama," jawab Maddy cepat.
"Ooh... Eh btw gimana kabar kak Arkan?" tanya Mela penasaran.
"Baik, tapi lagi sibuk."
"Udah jadi mahasiswa sih ya, aduh gue jadi pengen liat kak Arkan pake almamater kampusnya deh... pasti keren abis," ujar Mela sambil menopang dagunya.
"Kamu mau berantem sama aku?" Maddy memegang sendok makannya erat sambil menatap Mela.
"Becanda Madd, gue tau kok kak Arkan punya Lo. Eh btw kemarin gue ketemu kak Bian loh, nyesel ga Lo selingkuhin dia?"
Maddy menjawabnya singkat, "Ga."
Mela tertawa keras. "Jahat banget, padahal kak Bian tambah keren, walau ga sekeren kak Arkan sih."
"Hm."
Maddy mengabaikan ocehan Mela, ia terus melahap makanannya hingga habis. Setelah habis, perutnya menjadi begah karena kekenyangan. "U-ghh peruth aku kenyang banget."
"Itu akibatnya makan banyak banget."
"Perut Lo kok kelihatan lebih gede sih? kaya orang hamil aja," celetuk salah satu temannya yang baru datang.
Deg. Maddy segera menutupi perutnya, ia takut kehamilannya terbongkar.
"Lo ga liat Maddy abis makan? ya wajarlah perutnya jadi buncit karena banyak makan. Minimal mikir dulu kalo ngomong," ujar Mela membela temannya.
"Oh sorry gue gak tau," ujar orang itu lalu duduk di bangkunya.
"Heran banget sama orang kaya gitu, lagipula mana mungkin kan Lo hamil?"
Maddy hanya diam tak menjawab.
•••
Sepulang sekolah, Arkan sudah menunggu Maddy di depan sekolah. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya istrinya itu masuk ke dalam mobil.
"Maaf ya kak lama, tadi aku piket dulu."
Arkan memakaikan Maddy sabuk pengaman. "Aku kan udah bilang jangan kecapean, lebih baik kamu denda aja dari pada ikut piket."
"Ga enak kak, aku udah keseringan gak ikut piket."
Arkan melepas kancing seragam sekolah Maddy, kemudian ia mengusap perut polos istrinya itu. "Udah mulai sesek ya? nanti aku beliin seragam baru."
"Aku terlalu banyak makan ya kak? perut aku udah keliatan gede padahal baru 2 bulan."
"Yang penting sehat."
"Pay udara aku sakit, Kakak tadi pagi belum minum susu, jadi sekarang penuh banget."
"Kita ke mall dulu ya, beli perlengkapan kamu yang udah ke kecilan."
Maddy menganggukkan kepalanya sambil mengangguk.
Arkan membawa Maddy ke mall terdekat, ia membawa Maddy ke tempat pakaian wanita. "Bra kamu kekecilan kan? Aku yang pilihin ya, nanti kamu coba."
Maddy hanya mengangguk, ia tidak berselera untuk berbelanja karena payu daranya terasa sangat penuh dan itu menyakitkan.
Setelah memilih-milih bra yang menarik, Arkan menghampiri istrinya. "Coba ini Madd," suruhnya.
"Ga usah, udah pas kayanya."
"Coba ya sayang," bujuk Arkan.
"Males kak," balas Maddy.
"Kamu mau aku yang pakein ya?"
Maddy mengalihkan pandangannya. "Ngga, males aja."
Arkan menarik Maddy ke ruang ganti. Dia melepas seragam sekolah Maddy dan bra yang sedang dipakai istrinya itu.
Arkan mencoba memakai bra yang dipilihnya untuk dipakai Maddy, namun istrinya itu malah mere mas dadanya sendiri sehingga air susu di dalamnya menyemprot ke mukanya.
"Kamu sengaja ya?"
"Ngga, nenen aku sakith kakk, keluarin semua susunya ahhh," ujarnya sambil mere mas² kedua pay, daranya.
"Aku tadi udah bilang, nanti aku bantu tapi kita belanja dulu."
"Aaaahhhh nggak tahann." Maddy menarik kepala Arkan pada dadanya agar laki-laki itu menyed ot susunya.
"Aaahh i-iya sed othh ahhh... Nenenn aku tadi berathh banget di sekolah."
"Banyak yang liatin nenen kamu?" tanya Arkan.
"Iyaah mereka kaya mau ngelahap susu aku kakkhh... tadih juga nenen aku ke senggolh cowok kelas lainhh, bra aku jadi basahh ahh karena susunya enghhh keluarh."
"Mama kamu nakal," ucap Arkan pada janin dalam perut Maddy.
"Ahhh maafhh mama nakalhh yaa... abisnya akhhh susunya minta dikeluarinhhh ahh e-enghh."
Arkan memijat dada Maddy yang menganggur, ia mencubitnya dengan gemas. "Aaaah enghhhh susu kamu ahhh nikhmath, susunya ngalirhh ditenggorokan aku."
"Permisi? ada orang?" tanya seseorang dari luar ruang ganti.
Arkan menutup mulut Maddy yang akan berteriak lalu menurunkan tangannya setelah Maddy sudah tidak kaget.
"Adaa," jawab Maddy.
"Ooh ada orang," ujar orang itu lalu pergi.
Maddy menghela napas lega setelah mendengar langkah kaki seseorang yang menjauh dari tempatnya. "Hampir aja ketauan."
"Ini gara-gara kamu sih minta diso dk," kata Arkan.
Maddy memakai pakaiannya kembali. "Aku ga minta itu, aku cuma mau dibantu keluarin susu dari nenen aku Kak!"
"Sama aja, nantinya kamu pasti minta dimasukin bat ang aku kan?"
"Jangan di sebutin pake mulut juga Kak! aku masih punya rasa malu!" Maddy keluar dari ruang ganti lalu disusul Arkan yang membawa beberapa bra yang belum di coba Maddy.
"Aku minta kamu buat coba bra-nya."
"Masa Kakak ga hafal ukuran bra aku? tiap hari kan kakak pegang dada aku," ujar Maddy frontal.
Arkan beruntung tidak ada orang di dekat mereka yang mendengarnya. "Aku cuma mau mastiin ini pas nggak sayang, ya udah aku beli semua aja ya."
"Awas ya kalo gak pas!"
•••
Update seminggu sekali diwp, udah lengkap dikryakarsa(link dibio)
KAMU SEDANG MEMBACA
Maddy🔞
Romansa"Jadi pacar gue ya?" "Ga mau kak. Aku udh punya pacar," tolaknya. "Siapa sih pacar lo? mau gue abisin dia karena udah berani-beraninya duluin gue." "Pacar aku kan temen kakak, kak Bian." Laki-laki itu tersenyum miring. "Putusin Bian, jadi pacar gue...