- 06. The first night.

36 2 0
                                    


Jangan lupa vote dan komen supaya author makin semangat!
Happy reading ~































Tak terasa, waktu telah menunjukkan pukul setengah delapan malam. Awalnya, acara itu hendak diadakan hingga larut malam, tapi entah kenapa tiba tiba insiatif itu di urungkan oleh para staff.

Kedua pasutri itu hendak pergi meninggalkan gedung karena acaranya juga sudah selesai. Sebelum pulang, Aruna berpamitan dulu dengan keluarganya.

"Duluan ya mah, yah."

"Duluan kak," Pamit Aruna pada jennita dan Rajash.

Aruna pun segera memasuki mobil milik suaminya itu, sagara melajukan mobilnya dan pergi meninggalkan tempat acara.

Selama perjalanan, Aruna tertidur pulas. Ia sangat lelah karena banyak hal yang di lakukan hari ini. Kepala Aruna lama lama semakin miring dan hendak jatuh. Untungnya sagara siagap menangkap kepala aruna ke dalam dekapan tangannya.

Sekarang Sagara hanya menyetir menggunakan satu tangan. Aruna terbangun, ia merasakan sesuatu yang ganjal pada kepalanya.

Saat ia mengecek, itu adalah tangan sagara. Ia menggunakan tangannya sebagai tumpuan untuk kepala aruna yang ingin tergeletak ke bawah itu.

Aruna segera kembali duduk dengan tegak, dan Sagara kembali menyetir dengan kedua tangannya. Ia tertidur sangat pulas sampai sampai tidak merasa lagi apa yang terjadi.

Singkat waktu, mereka telah sampai di rumah. Sagara memasukkan mobilnya ke dalam garasi rumah. Aruna turun dari mobil dan segera menuju tempat tidurnya.

Sesampainya di kamar aruna langsung menghempaskan tubuhnya ke atas kasur empuk miliknya itu.

Huh, akhirnya.

Aruna sudah hampir terlelap dengan memakai gaun pengantin itu, syukurlah dia tak sampai tertidur. Aruna melepas gaun pengantin miliknya, sekarang ia hanya memakai tanktop hitam pendek dengan celana hitam kaus se paha.















Kreeek..













Suara pintu terbuka itu membuat aruna lantas menyilangkan tangan pada dadanya. Ini sudah kedua kalinya ia terkejut akibat suara pintu yang terbuka.

Tahukah siapa yang datang? Aruna di hadirkan dengan se sosok pemuda tinggi beralis tebal dengan kulit seperti putih susu, siapa lagi kalau bukan suaminya, Sagara.

"Cih.." Aruna tersenyum meremehkan. Ia sudah mendapati adegan ini yang kedua kalinya.

Sagara hanya menunjukkan ekspresi datarnya lalu masuk begitu saja, ia melangkah ke meja kerja yang ada di ujung sana.

"Lo ngapain??!" Bentak Aruna.

"Biasain baca notif." Singkat Sagara.

Matchmaking, Serendipity.  || Park SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang