- 11. Handuk.

18 2 0
                                    


Jangan lupa vote dan komen biar author makin semangat!
Happy reading ~




Aruna sedang memainkan ponselnya di ruang tengah sembari terbaring di sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aruna sedang memainkan ponselnya di ruang tengah sembari terbaring di sofa. Ia sangat bosan, tak ada yang bisa ia ajak untuk berbicara atau chattingan. Sebenarnya Aruna mempunyai banyak teman, namun tidak ada yang akrab dengannya. Saat kelas lima SD, Aruna mempunyai teman yang sangat dekat dengan nya dan pertemanan itu bertahan lama. Namun pertemanan mereka hanya berlanjut sampai kelas 9 SMP karena ia akan pindah kota mengikut orang tuanya.

Aruna kala itu sangat sedih, begitupun dengan sahabat perempuannya yang bernama Kelly. Namun mau bagaimana lagi, itu sudah menjadi kehendak semesta. Mereka awalnya masih saling memberi kabar lewat aplikasi chat, namun tak lama sekitar satu bulan, nomor itu sudah tidak aktif dan tidak bisa dihubungi lagi. Aruna bingung harus bagaimana, karena ia juga tak mempunyai nomor kerabat Kelly.

Dan saat masa SMA, Aruna awalnya sangat grogi karena ia tidak mengenal siapa siapa disitu sebab baru pindah.  Ia mencoba bergaul dan akhrinya memiliki banyak teman namun tidak akrab. Hal itu terus berlanjut hingga kuliah, mereka hanya mengobrol saat ada hal penting saja, seperti saling berbagi informasi. Ia tidak memiliki teman yang benar benar bisa bertahan lama, padahal ia sangat menginginkan itu. Namun tak apa, Aruna juga sudah terbiasa hidup sendirian dan mandiri, memang terkadang merasa bosan saja.

**

Aruna yang sedang terbaring itu menjatuhkan ponselnya ke pinggir sofa, ia mulai mengantuk. Aruna yang  sudah hampir terlelap di bangunkan oleh kehadiran kakak laki lakinya, Rajash.

"Tidur run?"

Aruna bangun dari tidurnya lalu terduduk, ia menoleh ke arah sumber suara.

"Hampir,"

"Ngapain ke sini?" Timpal Aruna.

"Dih emang gak boleh?" Tanya Rajash yang segera mendaratkan tubuhnya pada sofa itu.

"Ya boleh, cuma ngapain,"

"Ga ngapa ngapain,"

Aruna merotasikan bola matanya, Rajash yang menyaksikan itu terkekeh.

"Udah nikah aja ya lu run,"

"Najis banget sumpah."

"Heran kenapa gue duluan yang di jodohin, padahal masih ada kak jen sama lo bang," Timpal Aruna.

Matchmaking, Serendipity.  || Park SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang