"Mark, astaga kenapa tak mengabari mami kalau kamu pulang terlambat?"
Mark meringis, "Sorry mi, hp ku lowbat."
Tiffany menghela nafas kasar, "Yasudah sana langsung istirahat, oh sudah makan?"
Mark mengangguk, "Sudah kok, aku ke kamar dulu, mi."
Tiffany mengangguk, membiarkan putranya segera berlalu menuju kamarnya. Ia kembali menatap pesan masuk di handphone nya.
"Oh ya, aku lupa membicarakan masalah Haechan pada Mark."
"Kira kira dia bisa membujuk Haechan tidak, ya?"
____________________________
"Haechan--"
"Dad aku lelah, tolong jangan bicara apapun atau aku akan ke rumah Shotaro lagi," Sela Haechan malas, melirik sekilas pada Johnnya yang duduk di sofa ruang keluarga.
"Haechan duduk dulu, daddy mau bicara."
"Dad aku--"
"Duduk atau daddy sita seluruh fasilitas kamu," Sela Johnny tegas.
Haechan terdiam, menatap sang ayah tak percaya, "Apa? Jangan bilang daddy akan membicarakan masalah pernikahan? Daddy mengancam ku hanya untuk itu?"
"Haechan--"
"Aku sudah bilang aku tak setuju dengan pernikahan daddy."
"Dengar dulu--"
"Aku tak setuju!"
"Haechan!"
"APA?!" Haechan menatap Johnny tajam, membuat pria itu kehilangan kata kata, haah bagaimana harus mengatasi Haechan?
"Aku sudah bilang aku tak setuju, atau pendapat ku tak lagi penting bagi daddy?"
Johnny meraup wajahnya kasar, menatap Haechan yang kini berlalu memasuki lift.
Astaga, anak itu benar benar..
"Haechan, kenapa keras kepala sekali sih? Daddy tak tau harus mendidik mu bagaimana lagi," Gumam Johnny.
Baiklah, ini salahnya karena terlalu memanjakan Haechan.
Jadi sekarang bagaimana?
____________________________
Haechan menghentikan mobilnya, menatap malas gerbang sekolah yang sudah di tutup.
"Astaga, padahal baru jam setengah sembilan, apa kepala sekolahnya harus di ganti ya?"
Tinn tinnn
Satpam yang berjaga di pos tersentak kaget, menghela nafas jengah melihat mobil sport kuning tersebut.
Jung Haechan lagi..
"Buka, atau mau ku tabrak saja pagarnya?" Tanya Haechan seraya melongokkan kepalanya ke luar jendela.
"Maaf tak--"
"Buka saja."
Haechan spontan mengumpat, haah Mark Lee itu lagi, apa Haechan harus pindah sekolah?
Gerbang di buka, Haechan dengan cepat melajukan mobilnya menuju parkiran.
Mark melangkah tenang, menunggu di koridor utama yang dekat dengan parkiran, menatap Haechan yang kini turun dari mobilnya, hanya membawa satu buku di tangan alih alih tas seperti murid lainnya.
See? Padahal anak itu baru kelas 1 SMA, dasar..
Mark segera menahan tangan Haechan yang melewatinya.
"Apa?! Lepas!"
![](https://img.wattpad.com/cover/369455739-288-k17054.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DIGGITY
Fiksi RemajaMark itu kasar, kejam walaupun usianya remaja. Dan Haechan tak suka Mark, amat sangat benci dan menggunakan seluruh kesempatan yang ia punya untuk mengatai Mark. Walau nyatanya Haechan sendiri tak kalah gila dari lelaki itu. Lantas bagaimana kalau m...