Pagi harinya, Jisoo bersama para sahabatnya langsung ke apartment para gadis dengan membawa mobil masing masing.
"Kalian kenapa kesini semuanya?" Bingung Jennie.
"Gue kesini untuk menjemput Chaeng si" Sahut Limario.
"Kalau Jisoo menjemput lo terus Limario menjemput Chaeyoung, itu artinya Irene sama Joy bakalan berangkat berdua dong. Jadi gue sama Wendy memutuskan untuk ikut kesini. Jadi Irene bisa ikut sama gue dan Joy bisa ikut sama Wendy" Jelas Seulgi.
"Lah, gue masih bisa nyetir ya" Balas Joy.
"Tidak tidak. Pokoknya lo harus ikut sama gue. Gue maksa nih" Sambar Wendy.
"Dih, maksa" Gerutu Joy memutar bola matanya dengan malas.
"Sayang, ayo masuk. Abaikan saja mereka" Ajak Jisoo membukakan pintu mobilnya untuk Jennie.
Jennie sontak tersenyum "Guys, gue duluan ya. Nanti kita ketemu di kampus" Pamitnya sebelum berganjak memasuki mobil Jisoo.
"Kita duluan" Pamit Jisoo ikut berganjak memasuki mobilnya lantas mobil itu akhirnya berlalu pergi dari sana.
"Chaeng, ayo berangkat" Ajak Limario membukakan pintu mobilnya untuk Chaeyoung.
"Gue bisa sendiri" Tolak Chaeyoung.
"Ayo dong. Aku sudah capek capek kesini loh" Bujuk Limario.
"Gue tidak meminta lo untuk kesini ya. Lagian untuk apa juga lo ke kampus? Bukannya lo sudah tidak kuliah lagi? Dan dimana Lisa? Seharusnya lo berangkat bersama dia saja" Balas Chaeyoung.
Limario menelan ludahnya dengan kasar "L-Lisa ada urusan sama Bambam jadi dia tidak akan ke kampus deh" Bohongnya.
"Urusan apa?" Kepo Chaeyoung.
"Mungkin mereka keluar kencan" Sambar Seulgi.
Chaeyoung mendengus. Tanpa bersuara, dia langsung memasuki mobil Limario bahkan dia menutup pintu mobil itu dengan kuat.
Blammm
"Mobil gue" Gumam Limario mengerjabkan matanya berkali kali.
Wendy menepuk pundak Limario "Lebih sayang Chaeyoung atau mobil?"
"Lebih sayang Chaeng lagi. Tapi tetap saja ini mobil kesayangan gue" Balas Limario menatap mobilnya dengan sendu.
"Cepatan Lim!" Teriak Chaeyoung yang membuka jendela mobilnya.
"Eh iya Chaeng" Buru buru Limario berganjak memasuki mobil dan akhirnya mereka berganjak pergi menyusul Jennie dan Jisoo yang mungkin sudah hampir tiba di kampus.
"Erm Rene, ayo" Ajak Seulgi membukakan pintu mobilnya untuk Irene.
"G-Gue bisa berangkat sendiri kok" Tolak Irene gengsi.
"Ada yang perlu gue ngomong sama lo, jadi lo harus ikut sama gue" Tanpa mendengar jawaban dari sang gadis, Seulgi langsung menarik Irene untuk memasuki mobilnya.
"Apa? Lo akan memaksa gue juga?" Tanya Joy kepada Wendy yang hanya menatapnya.
"Ayo berangkat" Ajak Wendy.
"Gue berangkat sendiri saja" Tolak Joy sok jual mahal.
"Okay" Dengan santainya Wendy berganjak memasuki mobilnya lalu dia langsung berganjak pergi dari sana.
"Apa apaan itu!?" Teriak Joy menatap mobil Wendy yang sudah menjauh.
"Dasar pendek tidak peka! Nyebelin! Buaya! Bego!"
Tin tin!
Namun secara tiba tiba mobil milik Wendy kembali menghampirinya. Pemilik mobil langsung saja menurunkan jendela mobil.
"Marah?"
"Dasar buaya tidak peka!" Teriak Joy bergegas memasuki mobil Wendy.
Cowok itu terkekeh sebelum kembali melajukan mobilnya.
"Lo-"
"Diam!" Potong Joy "Gue masih marah sama lo!"
"Marah? Ya sudah, gue turunkan saja lo disini" Jahil Wendy.
"Awas saja kalau lo berhentikan mobil ini! Gue potong masa depan lo!" Ancam Joy.
Wendy bergidik ngeri sebelum kembali fokus menatap jalanan.
*
*Sementara itu, hanya suasana hening yang menyelimuti mobil Limario.
"Ehem!" Dehem Limario memecahkan keheningan.
"Kelas kamu jam berapa?" Tanya Limario.
"Jam 9" Jawab Chaeyoung dengan singkat.
Limario melirik jam dipergelangan tangannya. Masih ada 1 jam sebelum kelas Chaeyoung bermula. Jadi dia memutuskan untuk membawa Chaeyoung ke suatu tempat.
"Ini bukan jalan untuk ke kampus. Lo mau nyulik gue!?" Seru Chaeyoung menatap Limario dengan tajam.
"Jangan negative thinking dong. Dikira aku jahat huh? Aku tidak pernah jahatin mana mana cewek ya" Lirih Limario pura pura sedih.
Chaeyoung langsung saja merasa bersalah "M-Maaf. Gue tidak bermaksud. Hanya saja gue masih trauma sama kejadian gue yang dulu"
"Tapi aku terkecuali bukan? Kamu takut sama cowok yang lain tapi kamu tidak takut sama aku. Dan aku bersyukur untuk itu"
Chaeyoung sontak terdiam. Apa yang dikatakan oleh Limario sontak membuatnya tersadar. Semua yang dikatakan oleh cowok itu ada benarnya. Selama ini, dia takut sama cowok cowok diluar sana tapi kenapa dia malah bisa berduaan bersama Limario didalam mobil ini? Kenapa dia tidak merasa risih ketika Limario memegang tangannya? Dan kenapa dia merasa nyaman ketika bersama Limario?
"Dan kenapa gue seakan takut untuk kehilangan Limario? Apa gue mencintai dia? Tidak tidak! Gue tidak pantas untuk mencintai dia. Dia berhak mendapatkan gadis yang lebih baik dari gue" Batin Chaeyoung.
"Chaeng" Chaeyoung tersadar dari lamunannya ketika Limario memanggilnya.
"Iya?"
"Ayo turun" Ajak Limario.
"Kita akan kemana?" Bingung Chaeyoung.
"Kita ke cafe. Cafe ini baru saja dibuka loh. Ada banyak makanan yang menarik. Aku ingin mencobanya bersama kamu. Ayo" Limario bergegas turun dari mobil lalu dia membukakan pintu mobil untuk Chaeyoung.
Dengan wajah yang antuasis, Chaeyoung mengikuti Limario yang menggandengnya memasuki satu cafe yang cukup menarik perhatiannya.
"Kamu mau pesan apa? Aku traktir" Ujar Limario.
"Benaran nih? Tidak akan menyesal?" Tanya Chaeyoung memastikan.
Limario terkekeh kecil "Aku tidak akan menyesal" Dia mengeluarkan kartu atm miliknya lantas memberikannya kepada Chaeyoung "Pesan saja apa yang kamu inginkan. Aku akan menunggu di meja. Dan tolong pesankan ice americano untuk aku ya"
Chaeyoung menatap kartu atm ditangannya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kamu pesan banyak banget ya"
"Iya, semua ini untuk keluarga aku. Lagian kamu yang traktir"
Dahi Chaeyoung mengernyit "Aku traktir?"
"Kenapa? Masalah?" Balas Jeffri.
"Tapi-"
"Prinsip cowok traktir cewek itu tidak berlaku diantara kita. Lagian keluarga kamu lebih kaya dari keluarga aku. Jangan pelit lah" Potong Jeffri.
Chaeyoung tersenyum "Baiklah, aku yang akan mentraktir kamu"
Ah, ingatan yang dulu kembali berputar difikirannya. Jika dulu, dia sering dipergunakan oleh Jeffri. Uang yang diberikan oleh sang Appa sering saja dia gunakan untuk mentraktir Jeffri karena cowok itu sering saja meminta uang darinya.
"Limario berbeda dengan Jeffri" Gumam Chaeyoung tersenyum tipis.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice of Love✅
FanfictionDemi gadis yang ditaksir, Limario sanggup mengganti identitasnya menjadi Lalisa hanya untuk mendapatkan hati Chaeyoung, gadis yang dia cintai. Namun, akhirnya dia sendiri yang mensia-siakan semua pengorbanannya. Chaelisa/Chaelim📌 Litop📌 BxG📌 Fan...