🌷09🌷

329 64 12
                                    

Call Me Mpiw!
Holaaa ada yg nunggu?















Sampai di club' langganan mereka. Lisa langsung disuguhkan dengan pemandangan Jenni yang begitu kacau, selain penampilan yang acak-acakan, terdapat luka di kedua pipi Jenni, ditambah ada bercak darah di kedua sudut bibirnya, melihatnya perasaan Lisa ikut hancur seketika.

"Astaga Jen!" Lisa segera berlari dan menangkup wajah kacau Jenni tersebut.

Jenni yang mendapat perlakuan tersebut hanya bisa menangis sejadi-jadinya. Rasanya ia begitu hancur saat ini, semua luka yang didapatnya saat ini adalah luka dari ayahnya, yang lagi lagi diakibatkan perdebatan soal Jenni yang akan dijodohkan dengan putra tunggal dari seorang pengusaha kaya raya.

"Siapa yang bikin luka ini Jen, jahat banget..." Lirih Lisa.

"Orang tua sialan itu Lis hiks...mereka maksa gue buat ketemu sama si anak orang kaya itu hiks...padahal apa yang mereka cari sih hah gue cape! Apa harta sebanyak yang mereka punya gak cukup juga? Sampe tega perlakuin anaknya sendiri kaya sampah gini..." Jenni menceritakan garis besar asal dari terciptanya luka di wajahnya tersebut.

Mendengarnya hati Lisa teriris, Jenni benar-benar jauh se-menderita itu, ia jadi merasa dirinya orang terlemah karena beberapa tahun lalu merasa jadi orang paling menderita padahal Jenni yang terlihat kuat diluar jauh lebih menderita dari dirinya, di sisi lain ia juga merasa bersyukur karena orang tuanya tak begitu, mereka tetap memperlakukannya dengan baik, tak pernah putus asa dalam menghadapinya meski dirinya selalu membangkang dan berontak.

"Jahat banget hiks...tapi gapapa, Lo punya gue Jen, Lo gak sendiri, gue akan selalu ada di sisi Lo persis kaya Lo yang selalu ada di sisi gue saat dunia gue kacau dulu..." Ujar Lisa, yang turut melebur dalam tangisan, tak lupa ia juga memeluk Jenni guna menguatkan gadis itu.

🍭🍭🍭

Nyatanya urusan Lisa dengan Jenni tak berangsur sebentar, melainkan sampai pukul 10 malam, dan hal itu membuat kedua orang tua Lisa panik bukan main, apalagi Lisa tak mengabari atau pun mengangkat panggilan telepon dari kedua orang tuanya.

Sampai-sampai kedua orang tuanya---papa Bian dan Mama Anjani, menunggu Lisa berjam-jam di teras rumah mereka.

Dan begitu Lisa tiba di rumah, Lisa langsung dicerca dengan berbagai pertanyaan dari keduanya.

"Kamu kemana aja ya ampun Kalisa?! Mama sama papa khawatir, telepon gak di angkat di WhatsApp pun gak dibalas, kamu mau nakal lagi, iya?!" Ujar mama Anjani menggebu-gebu.

"Kalo ada apa apa itu bilang dulu, biar kita gak mikir kemana-mana jangan malah pergi gitu aja." Tambah papa Bian.

Lisa yang mendapat cercaan seperti itu lantas menggigit bibir bawahnya, bukan karena Omelan keduanya, melainkan ia teringat akan Jungkook, jika kedua orang tuanya saja sampai se-khawatir ini, lalu bagaimana dengan Jungkook? Apa pria itu juga tau soal kepergiannya ini?

"Maafin Lisa, tadi Lisa nemuin..." Lisa mendadak terdiam, menggantungkan kalimatnya, saat ini otaknya tengah bekerja, memikirkan siapa yang harus ia sebut, karena jika Jenni, kedua orang tuanya pasti akan mengomelinya, sebab image Jenni di mata kedua orang tuanya sudah sangat buruk.

"Nemuin siapa?" Mama Anjani menatap putrinya dengan penuh selidik.

"Nemuin...Rose! Dia katanya kangen, terus kebetulan lagi ada di daerah Deket Deket sini, jadi tadi minta ketemu di cafe Deket sini." Ujar Lisa, lagi-lagi harus berbohong.

Mendengar nama teman putri mereka yang lain, mama Anjani dan papa Bian lantas percaya.

"Ah rose ya, apa kabar dia? Kenapa gak pernah lagi main semenjak lulus sekolah?" Tanggap mama Anjani.

SEQUEL; YUPi [LK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang