Rhys memasuki kawasan istana dengan raut khawatir. Beberapa menit lalu, Jade mengirim surat dan mengatakan jika Raja Issac ingin menemuinya. Isi kepala Rhys dipenuhi spekulasi buruk tentang kondisi kesehatan sang raja, padahal baru kemarin lusa ia memeriksa penyakit cacar yang diderita Raja Issac.
Berbalut jubah hitam panjang dan kacamata yang bertengger di wajahnya, Rhys melangkahkan kaki melewati aula perjamuan yang saat ini masih ramai dengan para lord dari seluruh negeri Somagra. Melihat itu, ia jadi ingat jika hari ini adalah pendaftaran terakhir sayembara yang diadakan oleh kerajaan. Rhys sudah hampir menyapa teman-teman sekolahnya dulu jika ia tidak ingat tujuan utamanya untuk memeriksa Raja Issac. Ia pun memutuskan kembali berjalan cepat tanpa menyapa teman-temannya yang nantinya akan membuat Rhys lebih lama sampai di ruang istirahat raja.
"Jade, bagaimana kondisi Yang Mulia Raja Issac? Apa ada keluhan yang mengkhawatirkan?" Tanya Rhys saat Jade menunggunya di depan ruang istirahat.
Laki-laki tinggi itu sedikit tersenyum. Dibanding Rhys, Jade memang terkesan lebih ramah dan murah senyum.
"Aku tidak mengerti secara pasti, Dokter. Kau harus memastikannya sendiri."
Rhys berdecak, sedikit curiga dengan raut wajah juniornya yang menahan senyum. "Baiklah, tidak ada gunanya aku bertanya kepadamu."
Dibukanya pintu dari kayu jati itu. Rhys menemukan Raja Issac berbaring seorang diri, setelah sebelumnya beberapa prajurit diperintah untuk menunggu mereka di luar.
"Yang Mulia Raja." Sapa Rhys sambil membungkuk. Lelaki itu mendekat ke arah Raja Issac.
"Bagaimana keadaan Yang Mulia? Apakah terdapat keluhan?" Tanya Rhys.
Sang raja menggeleng sambil tersenyum, sedikit membuat kelegaan lingkup di hatinya. Tunggu-jika bukan masalah kesehatan, lalu apa penyebab Raja Issac tiba-tiba memintanya datang ke istana sepagi ini? Rhys mencoba tenang walau hatinya resah tak karuan.
"Dokter Rhys, aku sudah mendengar dari Putri Ruby jika kau ingin membangun rumah sakit di beberapa pulau. Benar bukan?"
Rhys tersentak. Setengah tidak percaya jika obrolannya kemarin diceritakan oleh Putri Ruby ke ayahnya. Oh, jangan sampai gadis itu juga bercerita tentang penolakannya. Ia takut nantinya berpengaruh kepada rencananya untuk mengembangkan medis di negeri ini.
"Benar, Yang Mulia." Lelaki itu menjawab.
"Sudah lama sekali aku memimpikan ini. Dana untuk perbaikan medis sebenarnya sudah ada, hanya saja aku belum sempat pergi ke beberapa pulau karena sakit." Raja Issac mengembuskan napasnya, sedangkan Rhys dengan saksama masih menunggu lanjutan dari sang raja.
"Lalu untuk permasalahan Pulau Darni... kita bisa mengirimkan obat-obatan melalui jalur laut, tetapi aku tidak bisa mengontrolnya secara langsung. Kalau menunggu aku sembuh, tentu akan semakin lama untuk merealisasikannya. Perkiraan paling cepat, ya dilakukan semasa sayembara. Nantinya setelah terpilih 50 pemuda kandidat sayembara, aku akan meminta mereka melakukan rangkaian seleksi termasuk mengatasi masalah yang terjadi di setiap pulau di Negeri Somagra."
Tampaknya Rhys paham pembicaraan ini menuju ke arah mana. Kendati demikian, ia tetap tidak ingin berprasangka dulu.
"Kalau kau bersedia dan berniat ingin memajukan medis di negeri ini, aku menyarankanmu untuk mengikuti sayembara ini."
Napas Rhys tertahan sejenak. Ini lebih mendebarkan dibanding dengan lamaran Putri Ruby kemarin.
"Maaf, Yang Mulia Raja. Apakah harus menjadi kandidat sayembara dulu untuk dapat memperbaiki masalah kesehatan di Negeri Somagra?"
"Ya, Dokter Rhys. Karena sekarang sudah memasuki masa-masa sayembara, jadi aku tidak bisa memilih orang-orang di luar kandidat untuk memperbaiki pemerintahan, termasuk anggota yang sudah menjabat dalam masa pemerintahanku. Selain itu, adanya berbagai permasalahan di Somagra saat ini merupakan salah satu bentuk seleksi para kandidat dalam mengatasinya. Dengan demikian, pihak kerajaan lebih mudah menilai kandidat yang pantas untuk menggantikan posisiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Be Your King? | Renjun & Ryujin
FanfictionRhys berada di pilihan yang sulit. Sebagai dokter kerajaan, ia tentu memiliki impian untuk memajukan medis di Negeri Somagra. Lantas bagaimana jika satu-satunya syarat untuk mewujudkan impiannya adalah dengan mengikuti sayembara yang diadakan oleh k...