9. Hari yang Kacau

16 5 0
                                    

DOUBLE UP KARENA RENJUN IKUT COMEBACK!!!
AAAKK SENENG BANGETT😭😭🥺😭❤️

***

Keesokan sore harinya, Rhys dan Jaron baru sampai pesisir Pulau Darni. Ya. Mereka benar-benar hanya berdua. Seperti biasa, saat perjalanan tadi Jaron banyak diam dan menjawab singkat ketika Rhys mengajaknya bicara. Tapi Rhys tidak ambil pusing, ia memaklumi karakter Jaron yang sangat berbeda dengan kembarannya-Jason.

Saat turun dari kapal kecil yang mereka naiki, Rhys melihat Jaron memegangi perutnya dan memuntahkan isinya. Sepertinya pemuda itu masuk angin. Dengan segera ia mengambil obat herbal dan seduhan daun mint untuk meredakan mualnya.

"Kau harus meminumnya sekali teguk." Rhys mengacungkan botol ke arah Jaron yang masih memegangi perut menghadap laut lepas.

Laki-laki itu tampak ragu.

"Aku tidak akan meracunimu."

Jaron mendengus, kemudian secara kasar mengambil botol berisi obat herbal itu lalu meminumnya. Ia sedikit mengernyit ketika merasakan sensasi mint dan manis secara bersamaan.

"Sudah lebih baik?" Rhys kembali bertanya setelah lima belas menit menunggu Jaron kembali dengan tenaganya. Wajah pemuda itu masih pucat, nyatanya jubah tebal tidak cukup melindungi tubuh berototnya sampai-sampai masuk angin.

"Hmm, sepertinya warga sudah menunggu," ujar Jaron sambil mengikuti pandangan ekor matanya ke penduduk pulau Darni yang menatap mereka berdua dari kejauhan.

"Ya, ayo. Aku tidak ingin membuat mereka marah dan memakan kita." Rhys bergidik ngeri ketika mengingat-ingat rumor jika banyak makhluk kanibal di Pulau Darni karena mereka kekurangan makanan.

Rhys dan Jaron mengangkat bekal obat-obatan dan makanan yang mereka bawa dari Pulau Lat. Beberapa warga yang sedang merapat ke dermaga mulai mendekati kapal mereka. Dengan senyuman khasnya, Rhys menurunkan kotak-kotak rotan berisi obat dan makanan itu ke pesisir pantai, kemudian memindahkan yang lain hingga di kapal tidak tersisa barang mereka sedikit pun.

Saat masih sibuk dengan barang bawaan, kepala pemerintahan Pulau Darni-Duke Hector menghampiri mereka dengan senyum sumringah. Bintik-bintik merah di wajahnya terlihat jelas. Rhys sampai baru ingat jika penduduk Pulau Darni terkena cacar air dan itulah tujuan utamanya dikirim ke sini. Pasalnya sejak tadi ia tidak melihat bintik-bintik berair itu di tubuh orang-orang yang membantunya menurunkan barang bawaan, mungkin karena tertutupi pakaiannya.

Syukurlah Duke Hector sadar diri dengan keadaannya. Laki-laki itu memberi jarak beberapa meter antara dirinya dengan Rhys dan Jaron. Mereka berkenalan tanpa berjabat tangan. Siapa sangka, Duke Hector ternyata masih sangat muda. Umurnya hanya setahun di atas Rhys dan Jaron, seumuran dengan Moren. Rhys menduga, mungkin begitu banyak permasalahan di Pulau Darni yang membuat laki-laki itu menjadi duke sebelum waktunya. Usut punya usut ternyata Duke Hector menggantikan ayahnya yang sudah meninggal karena diterkam harimau.

Mereka bercerita sambil berjalan. Rhys dan Jaron mengikuti Duke Hector yang mengantarkan mereka ke rumah yang akan mereka tinggali selama di sini. Sejauh ini kedatangan dua pemuda itu masih disambut baik, semoga saja terus seperti itu.

Kehidupan di Pulau Darni ternyata memang bersandingan dengan alam. Seolah ikut bahagia dengan kedatangan dokter dari kota, beberapa kali bahu Rhys dihinggapi kupu-kupu. Duke Hector sejak tadi melihat itu, begitu pula dengan Jaron. Malah Rhys yang tidak tahu-menahu pun hanya masa bodoh dengan hal itu.

"Sepertinya kedatanganmu disambut baik oleh penduduk Pulau Darni, sekalipun penduduk yang tidak tercatat di catatan sipil."

Rhys mengernyit tak paham.

How To Be Your King? | Renjun & RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang