apa?

60 4 0
                                    

Beberapa hari berlalu orang tua ziel pulang lebih awal.
Ziel dan jovan pun memutuskan untuk pulang ke kota, karna sebentar lagi libur semester akan usai.

Ziel dan jovan kini berda di bandara, namun jovan sedang ke toilet karna perutnya yang sakit.

/tinung tinung
*anggep aja suara dering telpon punya ziel.

-nuel-
Nuel menelfon ziel, dengan segera ziel mengangkat telfon itu.

"Halo" Ucap ziel.

"Ziel" Panggil Nuel.

"Kenapa?" Ziel.

"Lo bakal balik kan?, perlu gue jemput?, jam berapa?" Tanya Nuel.

"Ga usah deh kayanya, gue sama jovan, nanti lo pasti bakal pukul dia, jadi gausah ya" Ziel.

"Ckk, gue kangen sama lo, mau peluk lo" Nuel.

"Ga usah alay, kalo nanti ketemu lo bisa peluk gue" Ziel.

"Bener ya, awas lo bohong" Nuel.

"Iya, gue tutup ya telfonnya" Ziel.

"Hmm, ga bisa agak lama dulu?, gue masih pengen denger suara lo" Nuel.

"Kaya ga pernah denger suara gue aja, semalem baru telfon padahal" Ziel.

"Yaudah sih, namanya juga kangen, emang ga boleh?" Nuel.

"Terserah lo deh, gue tutup ya, mau berangkat" Ziel.

"Okelah"

Sambungan telfon pun terputus.

Jovan kembali dari toilet lalu menunggu pengumuman penerbangan mereka untuk kembali.

/sampai di kota.

"Lo mau nginep di tempat gue?" Ziel.

"Hmm, tapi gue mau coba ke apart alres ya" Jovan.

"Jangan kata gue mah, gue yakin alres ga akan bukain pintu buat lo" Ziel.

"Ga ada salahnya buat coba, gue mau minta maaf, gue mau ngobrol berdua sama dia, gue kangen dia" Jovan.

"Terserah lo deh kalo gitu, gue mau keluar dulu" Ziel.

Ziel pun keluar pergi ke minimarket untuk berbelanja bulanan, sekaligus ia akan bertemu TEMAN kesayanganya itu, siapa lagi kalau bukan nuel.

"Ziel" Panggil nuel yang ternyata sudah menunggu kedatangan ziel di parkiran.

Ziel pun menghampiri nuel yang sudah menunggunya.
Tanpa aba-aba nuel memeluk ziel di parkiran yang lumayan sepi itu.

"Anjir ada orang" Ziel.

"Ga ada" Nuel.

Ziel pun melihat sekeliling dan benar saja tidak ada orang sama sekali.

"Udah ah, ayo masuk" Ziel.

Nuel dengan sangat terpaksa melepaskan pelukan tersebut dan mulai berjalan masuk ke minimarket.

Di dalam minimarket ziel hanya memasukan berbagai jenis makanan instant ke dalam keranjangnya.

"Lo mau bikin diri lo sakit apa gimana, isinya makanan instant semua gitu" Nuel.

"Ya gimana orang gue ga bisa masak, mau beli bahan lain juga kan gue ga bisa masaknya" Ziel.

"Beli aja tar gue ajarin" Nuel.

Ziel pun menurut dan mengambil beberapa bahan masakan segar, untuk ia belajar.

"Eh tapi, hari ini ada jovan, lo ga bisa ke tempat gue" Ziel.

"Ckk usir aja lah, lo masih mau temenan sama dia apa" Ucap Nuel yang terdengar masih kesal.

"Udahlah, besok juga dia udah balik ke rumahnya"  Ziel.

setelah sekian lama berbelanja mereka pun memutuskan untuk makan di tempat makan yang tak jauh dari minimarket itu.

"Eemm nuel, gimana kondisi alres?, dia baik-baik aja kan?" Tanya ziel.

"Dia baik-baik aja kok, dia udah pindah dari apartnya, dia bilang jovan tau pin apart lamanya, kalaupun dia ganti jovan bakal tetep cariin dia, jadi dia bilang mau pindah" Jelas Nuel.

"Sampein ke alres ya, gue minta maaf atas nama jovan" Ziel.

"Kok jadi lo yang minta maaf, lo ga ada salah apa apa sama alres" Nuel.

"Tetep aja, jovan temen gue" Ziel.

"Okelah, tar gue sampein, sekarang makan dulu yang banyak" Nuel.

Mereka pun menghabiskan makanan tersebut.

"Mau gue anterin balik?" Tanya Nuel.

"Ga usah, gue bawa motor kan" Ziel.

"Ckk gue masih kangen sama lo" Rengek Nuel.

"Hadeh kek bocil, sini peluk" Ucap ziel sambil merentangkan tangannya.

Dengan cepat Nuel pun memeluk ziel. Menenggelamkan wajahnya pada sela-sela leher milik ziel, menciumi wangi tubuh ziel yang sekarang mungkin sudah menjadi wangi favoritnya.

"Udahhh, sampe kapan peluk terus" Ziel pun melepas pelukannya.

"Pelit, peluk dikit aja ga boleh" Nuel.

"Gue mau balik, mau beres-beres rumah" Ziel.

"Yaudah, hati hati ya" Nuel.

"Iyaa" Ziel.

Ziel pun memakai helmnya lalu menaikin motornya dan melaju pergi dari parkiran.

Sementara itu di depan pintu sebuah apartemen, terduduk seorang laki-laki yang terlihat lusuh.
Ia mencoba mengetuk-ngetuk pintu, namun tidak ada jawaban dari sang pemilik kamar.

"Kak, kaka cari siapa ya" Ucap wanita cantik dari kamar sebelah.

"Alres, alres yang punya apartemen ini, dia kemana ya?" Tanya jovan.

"Oh kak alres, dia udah pindah dari 2 hari yang lalu kak" Ucap wanita itu.

"Pindah? Kemana?, kamu tau ngga?" Jovan memberi begitu pertanyaan pada wanita tersebut.

"Aku ngga tau kak, aku sama kak ares bukan deket yang kaya gimana jadi aku gatau apa apa, dan alasan dia pindah" Ucap wanita itu.

"Baiklah, makasi ya" Jovan

"Iya kak, aku pamit dulu ya" Ucap wanita itu.

"Lo beneran gamau maafin gue ya res" Ucap jovan lirih pada dirinya sendiri.

Dengan berat hati jovan berdiri dari duduknya dan meninggalkan apartemen itu.

Jovan telah sampai di rumah ziel

"Ngapa lo lusuh gitu" Tanya ziel.

"Gue tadi habis dari apart alres, tapi tetangganya bilang dia udah pindah gatau kemana" Jawab jovan.

"Hah serius lo?" Ziel berpura-pura kaget, sebetulnya ia tadi sudah tau kalau alres pindah karna ziel diberitahu Nuel, tapi ziel pun tak tau kemana pindahnya alres.

"Gue sayang alres, gue bener-bener mau minta maaf sama alres, gue kangen dia, gue juga gatau kenapa gue selingkuhin dia, gue gatau kenapa gue bodoh banget udah buat dia ngerasain luka lamanya lagi, gue manusia tergoblok di dunia ini, gue nyesel udah sia-siain alres"

Tanpa jovan sadari, ziel sedari tadi merekam semua percakapan mereka, ziel mencoba mengirim percakapan itu ke alres berharap alres akan sedikit luluh.

*apartment alres

/ting
Suara notifikasi ponsel milik alres.

"Ziel ngirim apaan"
Alres membuka pesan tersebut, ternyata isinya audio.

Alres mendengarkan hingga selesai tanpa membalas pesan apapun kepada ziel.

"gue belum bisa maafin lo jo, gue sayang sama lo, tapi gue harus lebih sayang sama diri gue sendiri" Alres.

Alres pun mematikan ponselnya lalu berjalan ke kamar mandi untuk menyegarkan dirinya.







Bersambung
Kali ini lebih pendek ya, aku kehabisan ide.
Jangan lupa vote biar bisa lanjut!!!

Enjoyy🔥

sunset (winnysatang) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang