Chapter 1

169 13 0
                                    

"INI DIMANA ONCOM!!" - (name), Viona.



Mereka sekarang berada di taman sambil duduk di kursi kayu. Kenapa? Tadi mereka teriak di tong sampah, entah kenapa mereka harus respawn disitu dari sekian tempat.

"Oke, kita harus mikir."

"Tapi otakku lemot."

"Yaudah buang aja otakmu, (name)!" Kesalnya.

Sudah dari beberapa jam lalu mereka menetap di taman itu, namun tak dapat petunjuk.

Taman itu hanya berisi anak kecil ngereog tak jelas. Entah ada yang manjat pohon, ada yang makan tanah, dsb.

"(Name)."

"Apaan sih? Gw lagi bikin karya seni dipasir!"

Viona langsung speechless. Karena, karya seninya berupa orang lagi freestyle. Mana mirip banget sama dia lagi, kayaknya sengaja buat nyindir.

"Sadar gak sih, kalau kita mengecil?"

1 detik
2 detik
3 detik
4 detik
5 detik

"Hah?" (Name) hanya menganga bingung, ia bersuara sambil melanjutkan membuat karya seni non faedah.

"Lihat, tubuh kita mengecil. Seperti... Anak kecil? Walau kita sebelumnya memang masih bocah..." Ujarnya dan melirih saat diakhir kalimat.

(Name) langsung melihat tubuhnya. Benar, tubuhnya mengecil, seperti kemasan sachet.

(Name) pun menaruh tangannya disaku, tapi ia merasa ada sesuatu di sakunya. Ia mengambil barang tersebut.

"Eh, kenapa ada kalender mini disaku gw? Udah kayak kantong doraemon aja." Ujar (name)

Ia melihat kalender mini itu. Betapa kagetnya ia saat melihat tahun dari kalender tersebut.

Viona melihat (name) yang sedang melihat kalender mini sambil menganga lebar. Sampai-sampai ada lalat yang mau masuk, untung langsung disentil Viona.

"Kenapa sih? Serius banget ngeliatnya?" Viona melirik kearah kalender mini yang dipegang (name) sedaritadi.

1 detik
2 detik
3 detik

"HAH?! TAHUN 1998?! INIMAH GW BELUM LAHIR COK!!" Kaget Viona kala melihat kalender.

(Name) yang merasa telinganya berdengung, langsung menabok mulut sahabatnya. Viona meringis kesakitan saat ranumnya ditabok sangat keras.

Ah, author ngilu sendiri.

"Gak usah teriak, mending kita jalan sekitar. Siapa tau nanti kita tahu ada dimana." (Name) berujar sok keren dengan hidung sepanjang Pinokio.

Viona melihat (name) yang sedang beriya. Sombongnya...

"Ya, mungkin ada benarnya."

Viona pasrah dan terpaksa menyetujui perkataan si gadis tampan yang sama sepertinya.

Fakta bahwa mereka masih tampan walau sudah berubah menjadi anak kecil. Syukur saja deh masih jadi cegan.

"HEH! ADEK BANGSAT!" Panggil seseorang dari jauh.

Viona dan (name) menoleh keasal suara tersebut.

Terlihat seorang laki-laki dengan rambut berwarna hitam, sedikit gemuk, dan model rambut norak seperti om om berandalan. Padahal masih bocau, tapi tampang kek om om.

"Dia manggil kita gak sih?" Tanya Viona dengan suara lirih.

(Name) menggelengkan kepalanya tak tahu apa apa.

"Gak tau. Tapi kok, orang itu kayak di karakter Tokrev gitu. Si... Ah, si pachin?" Balas (name) dengan suara lirih. Viona mengangguk menyetujui.

Tiba-tiba ada tangan yang menjewer telinga (name) dan Viona. Viona meringis kesakitan, namun (name) malah teriak kesakitan. Gak teriak, gak (name) namanya.

|| we are ᥴᥱgᥲᥒ || Tokyo Revengers x Readers ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang