Chapter 6

103 8 0
                                    

"Kok kalian babak belur?" Aura posesif Pachin keluar.

"Bantuin kita berantem." Wakasa mengadu domba.

"CEPU!!!" Kesal Viona dan (name).
________________________________________

"Hah? Maksud kak Wakasa apa?" Pachin masih loading, wajar sih namanya juga tolol.

"Mereka berdua ikut kita berantem walau gak diundang." Kata Wakasa dengan santainya.

Oke, ini masalah besar. Aura posesif dari saudara tertua Hayashida alias Pachin sudah keluar. Tinggal nulis surat wasiat.

"Anjay, dramanya mau mulai." Ucap yang lain yang malah nonton.

Adegan dimana Pachin mulai menceramahi kedua insan didepannya alias adiknya. Kata kata simple namun berdamage besar.

(Name) jadi nostalgia.

'Aku jadi keinget kak Kendra yang selalu memarahiku saat berkelahi dengan Viona.' Batin (name) mengingat masa lalunya dikehidupan sebelumnya.

'Dulu aku sering melihat (name) yang dimarahi, sekarang aku juga ikut dimarahi. Aku kangen kak Kendra.' Viona juga ikutan nostalgia.

Kepo gak? :v

"Paham gak!" Tegas Pachin.

"Iya." Balas Viona.

"Enggak." Kalau ini gak usah ditanya siapa yang ngomong.

"Terserah lah, cepet obati luka kalian. Keburu kering." Ucap Pachin.

Shinichiro mengobati luka si mageran alias (name). Niatnya Shinichiro ingin mengobati luka Viona juga, tapi keburu ditolak. Anaknya mandiri.

Didewasakan oleh keadaan...

YTTA.

Ruang tamu kini sangat berisik karena diisi oleh para laki-laki— ada dua orang yang bukan. Ada yang main game, ada yang adu panco, dll.

Viona dan (name) seperti anak yang tak punya harapan karena melamun terus terusan, ngomong ama batin.

"Babu, lu ada saran buat rencana kita kedepan?" Tanya (name) kepada babunya a.k.a Viona.

"Gak ada queen, Lupa kalo gw juga bego?" Balasnya.

Sekarang Viona manggil (name) dengan sebutan queen atas permintaan darinya. Anjing emang si (name).

"Bosen... Mati yuk." Ucap (name) dengan santainya.

'Goblognya murni apa buatan sih?' Batin Viona yang lelah dengan kelakuan anak satu ini.

"Gak ah. Gak lucu kalo tiba-tiba ada suara 'man rabbuka?'. Auto merinding." Balas Viona depresod.

"Btw kangen sama kakak Kendra gak?" Tanya (name).

"Banget."

"Kira-kira dia sedang apa diatas sana...?" (Name) menatap langit-langit atap.

"Kalo kakak lagi pergi, jaga (oldname) ya! Dia anaknya susah diatur!"

Ah, kata-kata itu tiba-tiba terlintas di ingatan Viona. Yah, Kendra dan (name) adalah saudara.

"Jangan gegabah, kamu masih terlalu kecil untuk kencan denganku!"

"Viona kalau tenang adem banget ya. Coba aja kamu gak ketularan (oldname)."

"Aku minta maaf Viona... Aku sungguh menyesal tak bisa menepatinya."

"Cukup... Cukup... Hentikan... Aku tak ingin mengingat itu lagi..." Viona merasakan pikirannya mengacaukan dirinya.

Plak

|| we are ᥴᥱgᥲᥒ || Tokyo Revengers x Readers ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang