02

1.6K 102 0
                                    

o0o

Tepat satu jam sebelum waktu pulang jam kerja, Fara mendapatkan panggilan dari kepala divisi dalam bidangnya bekerja.

Ucapan teman satu divisinya yang mengatakan bahwa dirinya di perintahkan untuk menghadap kepala divisi, membuat jantung Fara berdetak dengan radius waktu yang sangat cepat.

"Permisi, apa benar bapak memanggil saya," Fara berusaha bersikap sopan semaksimal mungkin. dirinya tak pernah berada di suasana menegangkan seperti ini.

"Ya benar, aku yang memanggilmu," jawabnya santai.

"Kau tumben sekali, menggarap pekerjaanmu seberantakan ini?"

Deg

Ucapan kepala divisi itu membuat jantungnya kembali bekerja dua kali lipat dari biasanya. Ia takut terkena marah dan takut kehilangan pekerjaan yang sudah Andreacia impikan.

"Emm--"

"Tapi tak apa, aku beri kesempatan lagi untukmu yang baru kali ini melakukan kesalahan," ucapan kepala divisi berhasil menyelamatkan Fara.

Ia yang sudah bingung akan menjawabnya dengan kalimat seperti apa, akhirnya lega saat kepala divisi tak memberikan kesempatan untuknya menjawab. Dan lagi, ucapannya memberikan kelegaan dalam hatinya.

"Terimakasih pak atas kesempatan yang masih bapak berikan kepada saya, lain waktu saya akan meneliti setiap dokumen yang saya kerjakan," ucapnya semangat, hingga senyum yang jarang Andreacia tunjukan itu pun merekah ruah.

"Aku suka jawabanmu, dan--senyumu?" kepala divisi itu menelengkan kepalanya tersenyum, tertular oleh senyuman Andreacia.

"Terimakasih," lagi-lagi Fara menebarkan senyum Andreacia yang tak pernah merekah itu.

"Kembalilah ke mejamu, jam pulang kerja sebentar lagi."

"Baik, sekali lagi terimakasih pak," Fara menunduk memberikan hormat kemudian berlalu meminggalkan ruangan kepala divisi.

"Ada apa? Pak Fasda kembali memintamu untuk menemaninya rapat?" pertanyaan Veya mengalun setelah melihat Fara sudah kembali.

"Mmm bukan apa-apa," jawabnya berbohong, terdengar aneh jika Fara menjawabnya jujur. Mungkin ia akan kembali mendapat tatapan menelisik dari Veya, yang kemudian berujar seperti tak mengenali Andreacia.

"Owh, ayok kemasi barang kita lima belas menit lagi jam pulang kantor," Veya yang mulai mengemasi barang-barangnya, di ikuti oleh Fara yang juga memasukan barang-barangnya ke dalam tas.

"Ah hampir lupa, Cia apa kau tak merasa ada yang mengikutimu selama seminggu belakangan ini?" Pertanyaan Veya menghentikan kegiatannya.

Ia menolehkan kepalanya menghadap Veya "Hmm aku rasa tidak," Fara kembali menjawabnya asal.

"Memangnya ada apa?"

"Mmm bukan apa, hanya saja saat kau berjalan melewati kantor perusahaan, aku melihat lelaki berbaju hitam di seberang jalan yang sedang mengamatimu," jelasnya.

Fara kembali melanjutkan kegiatannya yang tertunda "Mungkin hanya kebetulan saja," ujarnya santai.

"Hmm mungkin."

Axellion's Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang