dipagi hari jendra terbangun dan membuka matanya perlahan "ungh, gua dimana? kok kaya bukan rumah gua" jendra yang baru bangun dan setengah sadar itu kebingungan dimana dia berada.
tiba-tiba ada seseorang keluar dari kamar mandi disitu sambil memakai handuk sepinggang.
jendra menggelengkan kepalanya dan mengucek matanya sambil melihat jelas laki-laki yang baru saja keluar dari kamar mandi itu.
jendra terkejut dan laki-laki itu hanya tersenyum dan mendekati jendra yang duduk dikasur itu, dan duduk disebelah jendra "VADLAN? kok lo disini" vadlan hanya terkekeh geli mendengar pertanyaan dari jendra itu "ya disini, ini kan apart gua" jendra yang bingung pun melihat sekeliling dan benar itu bukan kamarnya "kok gua bisa disini" jendra bertanya dengan wajah bingung tapi tanda sadar dia memerhatikan postur tubuh vadlan yang tanpa apa-apa itu selain handuk di pinggangnya "semalem lo mabok jadi gua bawa ke apart, dan" jendra menggerit bingung "dan apa?" vadlan tersenyum "lo cium gua sebelum tidur dan manja ke gua".
jendra cukup terkejut mendengarnya tapi dia berusaha tidak percaya pada omongan vadlan "ngibul ya lo, ogah banget gua manja sama cium lo" vadlan tertawa kecil mendengar itu "terserah mau percaya ga, kalo mau bukti cctv apart gua masih nyala" dia tersenyum dan mengusap surai jendra.
jendra pun menutup wajahnya dengan kedua tangannya, dia malu karena melakukan itu pada musuh bebuyutan nya itu, tapi dia juga tidak terlalu malu karena melakukan itu dalam kondisi mabuk.
vadlan berdiri dan mengambil semua pakaian nya "lo mau mandi dulu atau mau liat gua ganti baju" pertanyaan vadlan membuat telinga dan pipi jendra memerah, dan vadlan yang melihat itu hanya tertawa kecil "gemes".
jendra menatap tajam vadlan "gua mau mandi" dia belum sadar dengan pakaiannya yang sudah berganti menjadi piyama itu.
saat vadlan sudah selesai memakai semua pakaiannya tiba-tiba jendra berteriak di dalam kamar mandi "VADLAN" vadlan yang sedikit terkejut pun menghampiri jendra dikamar mandi "kenapa sih" dia memperhatikan jendra dengan tatapan heran, jendra yang ditatap pun menatap tajam vadlan "baju gua kok ganti? gede banget lagi, lo gantiin gua?" pertanyaan jendra membuat vadlan tertawa "gua kira apaan, baru sadar bajunya ganti? iya gua yang gantin dan itu badan lo yang kecil gua pake aja ga muat" jendra malu karena orang yang dia tidak suka sudah melihat tubuhnya.
vadlan menatap jendra heran dan akhirnya sadar apa yang jendra pikirkan sekarang "gua ga liat badan lo sampe terlanjang kok gua lepas satu-satu semalam" dia mengusap surai jendra "ga usah diperjelas, keluar sana" dia mendorong tubuh vadlan keluar kamar mandi dan menutup nya kencang, vadlan hanya terkekeh melihat tingkahnya itu.
vadlan sudah memesan makanan dan sudah menyiapkan baju untuk jendra dan celana pendek yang menurut dia pas dan cocok untuknya.
jendra keluar dari kamar mandi memakai bathrobe dengan rambut yang basah dan wajah yang masih basah juga.
vadlan cukup terpesona dengan postur tubuh jendra dan juga wajah jendra, tidak. jika kalian mengira dia terpesona karena ketampanan nya itu salah, justru jendra terlihat cantik dan sexy dimatanya sekarang.
jendra yang merasa diperhatikan hanya menggerit heran "kenapa ngeliatin gua gitu? gua ganteng ya?" vadlan menggeleng "cantik" jendra memutar bola matanya malas "mana bajunya, keluar sana" vadlan hanya terkekeh dan memberi jendra baju "nanti ke ruang makan, gua udah pesen makan" dia mengusap surai jendra.
jendra pun menganti bajunya, dia tidak tau sebesar apa ukuran tubuh vadlan, bahkan bajunya saja sangat besar saat dia memakainya
baju jendra (abaikan tangannya)
jendra pun berlari menuju meja makan, apartemen vadlan cukup luas dia tidak tau akan tersesat atau tidak intinya dia ingin makan karena dia sangat lapar.
vadlan yang sedang menonton tv diruang tamu melihat jendra yang berlari dari tangga layaknya anak kecil yang sedang bahagia.
vadlan terkekeh melihat sifat jendra yang belum pernah dia lihat sebelumnya dan bahkan tidak pernah melihat.
jendra yang melihat vadlan sedang menonton tv pun menghampirinya dan duduk disebelahnya "baju lo gede banget" ucapannya sambil menyenderkan tubuhnya ke sofa, vadlan pun menoleh dan menatap jendra "di gua pas tuh, badan lo aja kecil" jendra menatap sinis vadlan "laper, belum ya?" dia berkata sambil memajukan bibirnya itu ke depan.
vadlan gemas dengan tingkah jendra yang seperti ini "nanti, bentar lagi dateng" vadlan mengelus rambut jendra "bosen anjir, ngapain gitu" vadlan menatap mata jendra dan beralih menatap bibir jendra, jendra yang heran dengan tatapan vadlan pun menepuk bahu vadlan "halo? lo sehat kan? ngapain ngeliatin gua gitu banget" kini mereka saling bertatapan dan vadlan mendekatkan wajahnya ke wajah jendra dan..
cup
jendra terkejut karena vadlan tiba-tiba mengecup bibirnya, dan dia menatap vadlan kaget "lo ngapain anjing" jendra mendorong tubuh vadlan sedikit menjauh darinya, vadlan hanya tersenyum "gapapa, bibir lo manis" jendra semakin heran dengannya karena sejak kejadian tadi malam membuat vadlan semakin aneh "orang gila".
bel apartemen vadlan berbunyi dan vadlan langsung membuka pintu apat nya dan ternyata itu gojek yang mengantarkan makanan untuknya.
dia pun duduk disamping jendra, dan membuka makanannya "makan aja, atau mau dimeja makan?" jendra hanya menggeleng dengan isyarat makan diruang tamu saja karena dia sudah malas untuk bergerak "disini aja males gerak" vadlan hanya mengangguk dan mereka memakan makanan mereka.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
rivalku menjadi jodohku
Teen Fictionseorang dua remaja yg sering bertengkar dan sering ber rebutan apa yg mereka mau dan harus menjadi milik mereka. kini tiba' mereka dijodohkan oleh orang tua mereka dan hidup bersama. bxb 18+